oleh Emha Ainun Nadjib
Coba sesekali kita cermati obrolan keseharian kita. Kita temukan banyak curahan hati yang mencuat begitu seru. Kita tengok juga sajian informasi di media-media, tidak kalah serunya dengan obrolan di warung kopi, tongkrongan anak muda, bahkan seminar tentang kemiskinan dan lain sebagainya.
Pemerintah kita sebenarnya kurang bisa menyapa masyarakat. Pemerintah kita cukup startegis dalam menyusun konsep-konsep pengembangan masyarakat, namun berulang kali konsep-konsep indah itu tidak berarti apa-apa tanpa sosialisasi yang mudah dicerna oleh masyarakat luas.
Bahasa masyarakat adalah bahasa tanpa kepentingan, bahasa yang tidak berbelit-belit - tidak seperti bahasa diplomasi para dewan. Masyarakat jika berbicara hanya menyangkut kebutuhan standar hidup. Jika mengeluarkan gagasan paling hanya sekitar wilayah RT/RW atau tingkat desa.
Sebelum secara resmi menyatakan dirinya sebagai jajaran pemerintah, maka perlu belajar mengenali tipikal dasar masyarakat Indonesia. Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang tersusun dari berbagai ras-etnis-agama. Jadi, setidaknya pemerintah perlu menyediakan waktu dua minggu dalam sebulan untuk menyelami dasar-dasar dari susunan masyarakat yang tersebar di nusantara ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H