Bedahal saat di tanah kelahiran. Capai sedikit, silakan rebahkan tubuh. Jika di pesantren mulai subuh hingga siang harus dipadati kegiatan yang menguras stamina, maka di kampung kelahiran tidak demikian. Selesai santap sahur, sambil menunggu subuh, bisa memejamkan mata walau sekejap. Dan, seterusnya.
Ibarat sepak bola, puasa adalah pertandingan bigh match melawan musuh bebuyutan; hawa nafsu. Strategi dan taktik harus diperhatikan dengan betul. Bukan hanya menahan rasa lapar daa dahaga, tetapi juga menahan diri dari segala perbuatan amoral, keji, dan sejenisnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H