Mohon tunggu...
Muhamad zidan
Muhamad zidan Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Futsal, football

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Gangguan dalam perkembangan sosial-emosional

19 Januari 2025   13:12 Diperbarui: 19 Januari 2025   12:12 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Gangguan dalam perkembangan sosial-emosional merujuk pada hambatan atau kesulitan yang dialami seseorang dalam memahami, mengelola, dan mengekspresikan emosi mereka, serta dalam berinteraksi dengan orang lain. Gangguan ini dapat memengaruhi kemampuan seseorang untuk beradaptasi secara sosial dan emosional, baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat.

Berikut adalah beberapa bentuk gangguan dalam perkembangan sosial-emosional:

1. Gangguan Emosi

Anxiety (Kecemasan): Anak atau individu merasa cemas berlebihan dalam situasi sosial atau menghadapi tantangan.

Depresi: Kondisi emosional yang ditandai dengan perasaan sedih berkepanjangan, kehilangan minat, dan rasa tidak berharga.

Mood Swing: Perubahan suasana hati yang ekstrem, seperti dalam gangguan bipolar.

2. Gangguan Perilaku Sosial

Gangguan Perilaku Antisosial: Cenderung melanggar norma sosial, agresif, atau tidak peduli terhadap orang lain.

Oppositional Defiant Disorder (ODD): Sikap menentang atau tidak patuh terhadap otoritas.

Conduct Disorder: Perilaku agresif, seperti menyakiti orang lain, merusak properti, atau mencuri.

3. Gangguan Spektrum Autisme (GSA)

Anak atau individu dengan autisme mungkin mengalami kesulitan dalam berkomunikasi, memahami emosi orang lain, dan membangun hubungan sosial.

4. Gangguan Keterikatan (Attachment Disorder)

Terjadi akibat kurangnya hubungan emosional yang sehat dengan pengasuh di masa kecil, sehingga memengaruhi kemampuan membentuk hubungan dekat.

5. Gangguan Pemrosesan Emosi

Kesulitan memahami dan mengelola emosi diri sendiri atau orang lain, yang sering muncul pada individu dengan ADHD atau gangguan lainnya.

Faktor Penyebab:

Faktor biologis: Genetik, kelainan saraf, atau gangguan hormonal.

Faktor lingkungan: Pola asuh yang tidak sehat, trauma, kekerasan, atau tekanan sosial.

Faktor psikologis: Pengalaman negatif di masa kecil, seperti diabaikan atau disalahgunakan.

Dampak:

Sulit menjalin hubungan interpersonal.

Menurunnya rasa percaya diri.

Penurunan prestasi akademik atau performa kerja.

Risiko gangguan mental lainnya.

Penanganan:

Terapi Psikologis: Terapi perilaku kognitif (CBT), terapi bermain, atau konseling individu.

Pendidikan Emosional: Melatih anak atau individu untuk mengenali dan mengelola emosinya.

Dukungan Lingkungan: Memberikan pola asuh yang positif dan lingkungan yang aman.

Pengobatan: Dalam kasus tertentu, dokter mungkin meresepkan obat untuk gangguan seperti kecemasan atau depresi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun