Oleh: Dr. Muhamad Zen, MA (Dosen Magister Manajemen Dakwah UIN Syarif HIdayatullah Jakarta)
Pendahuluan
Dakwah Islam memegang peranan strategis dalam membangun peradaban umat. Namun, perubahan zaman yang ditandai dengan perkembangan teknologi, sekularisasi, dan individualisme menuntut pendekatan yang lebih terstruktur dan modern. Dalam konteks ini, manajemen dakwah menjadi landasan utama untuk menghadapi tantangan dan memenuhi kebutuhan umat secara optimal.
1. Pentingnya Manajemen Dakwah
Allah SWT dalam Al-Qur'an, Surah An-Nahl ayat 125, memerintahkan umat Islam untuk berdakwah dengan bijaksana dan penuh kebijaksanaan:
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah, nasihat yang baik, dan berdialoglah dengan cara yang terbaik.”
Manajemen dakwah menerjemahkan nilai-nilai ini melalui pendekatan sistematis yang mencakup perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi.
Contoh Kasus:
- Literasi Digital: Islamic Online University berhasil menarik lebih dari 150.000 pelajar Muslim dari berbagai negara dengan pendekatan dakwah berbasis digital.
- Efektivitas Pengelolaan Zakat: Berdasarkan laporan BAZNAS (2022), zakat produktif telah menciptakan lebih dari 10.000 lapangan kerja baru bagi mustahik di sektor agribisnis dan UMKM.
2. Peran Manajemen Dakwah dalam Pengembangan Umat
Manajemen dakwah berfungsi sebagai penggerak utama dalam menciptakan umat yang berdaya dan berwawasan luas melalui tiga aspek utama:
- Meningkatkan Literasi Agama:
Menurut Pew Research Center (2021), sekitar 45% Muslim dunia membutuhkan akses pendidikan agama yang relevan dengan konteks modern, seperti etika digital dan ekonomi Islam. - Penguatan Ekonomi Umat:
Islamic Development Bank (2023) mencatat bahwa implementasi wakaf produktif menghasilkan keuntungan ekonomi hingga $25 juta per tahun. Di Indonesia, model wakaf sawah dan perkebunan di Garut mampu meningkatkan pendapatan petani hingga 20%. - Pembinaan Generasi Muda:
Berdasarkan survei We Are Social (2023), 68% generasi muda Indonesia menggunakan media sosial sebagai sumber utama informasi agama. Hal ini membuka peluang besar bagi pengembangan dakwah kreatif berbasis digital.
3. Strategi Pelaksanaan Manajemen Dakwah
Manajemen dakwah yang efektif membutuhkan langkah-langkah strategis untuk menjawab tantangan zaman:
- Pemanfaatan Teknologi Digital:
Data dari APJII (2023) menunjukkan bahwa pengguna internet di Indonesia telah mencapai 215 juta orang. Media sosial seperti TikTok, Instagram, dan YouTube menjadi sarana yang efektif untuk menjangkau generasi muda. - Kolaborasi Antar Lembaga:
Forum Ekonomi Syariah Nasional (FESN) melaporkan bahwa kerja sama lintas lembaga dapat meningkatkan efektivitas program dakwah hingga 40%, seperti yang dilakukan dalam World Halal Summit. - Peningkatan Kompetensi Dai:
Dalam Al-Muwafaqat, Imam Asy-Syatibi menekankan pentingnya memahami maqashid syariah. Prinsip ini sejalan dengan pelatihan dai masa kini yang menitikberatkan pada pemahaman syariah dan kemampuan komunikasi digital.
Kesimpulan
Manajemen dakwah bukan sekadar alat, tetapi merupakan fondasi penting untuk menghadapi tantangan zaman. Dengan pendekatan yang terencana, dakwah mampu menjadi pilar utama dalam membentuk umat yang cerdas, mandiri, dan berakhlak mulia. Pemanfaatan teknologi, kolaborasi antar lembaga, dan peningkatan kompetensi dai adalah kunci keberhasilan dakwah modern yang relevan di era ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H