Mohon tunggu...
Muhamad Yus Yunus
Muhamad Yus Yunus Mohon Tunggu... Seniman - Sastrawan, dan Teaterawan

Lulusan Sarjana Sastra, Prodi Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Pamulang. Penulis buku, kumpulan puisi Dukri Petot: Gaya-gayaan, Novel Tidak ada Jalan Pulang Kecuali Pergi, Anak Imaji, dan Sandiwara Kita di dalam atau di Luar Panggung Sama Saja (2020) Guepedia. Pendiri Teater Lonceng, Tangsel. Sekarang menjabat sebagai Redaktur media digital adakreatif.id https://sites.google.com/view/myusyunus

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Apalah Arti Nilai Tanpa Proses

26 Agustus 2024   20:50 Diperbarui: 29 Agustus 2024   15:26 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan adalah jalan menuju kemerdekaan, sesuai dengan cita-cita bangsa yang mencantumkannya ke dalam undang-undang dasar 1945. Pendidikan sejatinya tidak hanya membentuk pribadi seorang siswa yang berkarakter, tetapi juga pendidikan adalah sebuah sistem untuk membentuk masyarakat. Ungkapan itu telah lama disampaikan oleh Bapak Pendidikan Indonesia, siapa lagi kalau bukan KI Hajar Dewantara. 

Saat ini gagasan dari Bapak Pendidikan kita coba dituangkan benar-benar di dalam kurikulum. Seperti apa yang disebut sebagai kodrat zaman, kodrat alam, dan kodrat lahir. Bawasaannya setiap anak terlahir dengan kodratnya masing-masing, maka tidak bisa kita samakan dengan keadaan kita sewaktu kecil dahulu.

Kita sebagai orang dewasa tidak bisa menjauhkan anak-anak kita dari kodratnya. Maka yang perlu kita lakukan adalah "Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ingin Madya Mangun Karsa, lan Tutwuri Handayani" di depan memberikan teladan, di tengah membangun ide dan gagasan, dan di belakang memberikan dorongan motivasi.

Semboyan pendidikan di atas agaknya cukup paradoks jika dikaitkan dengan pendidikan saat ini. Semboyan pendidikan itu jika kita memahami kedalaman maknanya maka kita akan menemukan sistem pendidikan yang benar-benar merdeka. Namun sayangnya semboyan tersebut tidak benar-benar direalisasikan dengan baik oleh pelaksana pembangunan pendidikan, dan pemangku kekuasaan yang berpengaruh terhadap kinerja guru.

Adanya konsep penilaian angka pada dunia pendidikan seperti yang tertera di rapor secara kontan telah meruntuhkan cita-cita bangsa untuk membangun insan yang merdeka melalui pendidikan. Dahulu nilai ujian nasional menjadi hal yang harus dicapai oleh seluruh siswa di negeri ini untuk mendapatkan kelulusan. 

Oleh karena itu siswa menjadi tidak merdeka, karena siswa mendapatkan tekanan secara mental yang terus membayang-bayangkan sisa waktunya di sekolah.

Beberapa waktu kemudian tiba-tiba ujian nasional dihapus dengan ditandainya surat edaran dari Mendikbud No. 1 Tahun 2021, akibat banyaknya menuai polemik. Namun masih dengan konsep yang sama yaitu adanya sebuah nilai sebagai penanda tercapainya kompetensi.

Jelas konsep nilai dalam sebuah ujian hanya menunjukkan kemampuan siswa secara hard skill. Sementara kemampuan itu perlu diimbangi dengan apa yang disebut soft skill.

Contohnya dalam sebuah ujian bahasa seseorang anak tahu betul tentang teori-teori linguistik dan kerap mendapatkan nilai yang cukup baik berkat menjawab soal ujian, namun dalam kehidupan sehari-hari Ia tidak dapat menerapkannya dalam bentuk komunikasi bahasa. 

Nilai dianggap memiliki fungsi yang berguna dalam menentukan sesuatu. Seperti saat kita sekolah dahulu, nilai menjadi salah satu penentu keberhasilan seorang siswa dalam mencapai kompetensi. Saat ini meskipun paradigma baru telah digagas oleh Kemendikbud tentang bagaimana seorang guru dan orangtua harus memiliki cara pandang baru dalam mendidik, namun kenyataannya nilai yang berupa angka masih tertera di dalam rapor siswa. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun