Mohon tunggu...
Muhamad Yus Yunus
Muhamad Yus Yunus Mohon Tunggu... Seniman - Sastrawan, dan Teaterawan

Lulusan Sarjana Sastra, Prodi Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Pamulang. Penulis buku, kumpulan puisi Dukri Petot: Gaya-gayaan, Novel Tidak ada Jalan Pulang Kecuali Pergi, Anak Imaji, dan Sandiwara Kita di dalam atau di Luar Panggung Sama Saja (2020) Guepedia. Pendiri Teater Lonceng, Tangsel. Sekarang menjabat sebagai Redaktur media digital adakreatif.id https://sites.google.com/view/myusyunus

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jalan Raya dan Kisah Horor di Baliknya

31 Oktober 2023   09:17 Diperbarui: 31 Oktober 2023   09:47 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kita lupa bagai mana menghargai orang lain yang tidak nyaman dengan suara kenalpot kaleng, kita lupa bahwa ada pengguna lain selain roda dua dan empat, kita sering tidak sabar pada rambu-rambu, dan memblakang lampu merah. Kita telah begitu jauh meninggalkan kemanusiaan demi mempercepat laju kendaraan, dan menyelesaikan tujuan personal. Maka kita membutuhkan sebuah teguran.

Teguran itu datang sebagai upaya untuk mencegah sesuatu hal yang dapat terjadi, terutama di jalan. Certia tentang penampakan di sebuah jalan, memberikan teguran kepada setiap pengendara untuk mengatur kecepatan, dan menahan ngantuk. 

Setidaknya kepercayaan terhadap tahayul, dan cerita-cerita dapat menjadi kontrol prilaku kita di muka bumi ini. Tidak hanya untuk menghargai sesama manusia, tetapi juga untuk menyayangi lingkingan alam. 

Seperti kisah Dhemit yang ditulis oleh Heru Kesawamurti. Menceritakan tentang hantu dan kemodernan yang bertolak belakang. Kisah yang memiliki tujuan arif dalam melindungi keberadaan suatu kelompok dan warisan leluhur.

Selain kisah dari trowongan Casablanca, kisah yang membawa jalanan sebagai tempat horor juga terjadi di Ancol. Ada banyak warga yang percaya kisah Si Manis Jembatan Ancol berlokasi di kawasan Jembatan Item, Ancol. Jembatan ini terletak di sebelah kanan Jalan RE Martadinata Kisah Si Manis Jembatan Ancol adalah kisah dari seorang perempuan bernama Ariyah.

Kisah seorang perempuan cantik pada abad ke-10 yang menolak untuk dijadikan selir seorang Juragan. Wanita ini tewar dalam pelarian. Jazadnya diduga dibuang di area persawahan Sekitar 900 M dari Jembatan Ancol. Peristiwa Itu terjadi pada tahun 1817 menurut catatan Ridwan Saidi.

Benar tidaknya kisah perempuan cantik bemama Ariyah ini menunjukan bahwa kekuasaan Perempuan amat sangat sempit. Selama perempuan merawat kecantikannya dan mendedikasikan ekonominya untuk menjaga rupa wajahnya, maka selama itu pula sebenarnya perempuan sedang mengundang mangsanya. Kecantikan memang membawa Luka. Seperti novel besutan Eka Kurniawan yang berjudul "Cantik Itu Luka". Begitu pula dengan kota di negeri ini.

Setiap bangunan yang dibuat telah mengorbankan banyak kenangan, kenangan itu bisa berupa banyak hal yang tidak bisa kita jumpai pada hari ini. Seperti yang kita lihat di Jakarta hari ini oleh produk kemajuan, ondel-ondel yang fungsinya telah bergeser, kerak telor lebih jarang ditemukan ketimbang pizza, burger, dan spageti. 

Jalanan adalah salah satu produk kemajuan. Jalan raya mungkin menjadi invastruktur pertama yang dipikirkan manusia dalam membangun peradaban, akan tetapi pula dengan jalan beradaban yang lain akan hilang. Pertanyaanya, peradaban yang mana? 

Dengan adanya jalan orang-orang di pedalaman pelahan-lahan mulai terbuka dan pindah haluan. Setiap pagi tiba, la tidak perlu bardoa kepada arwah lelehur, agar di lancarkan dalam perjalanan menuju tempat Kerja, kini la hanya perlu memakai helm dan memacu kendaraanya tanpa takut apapun, apalagi takut tersesat seperti nenek moyang mereka saat memburu babi hutan. Tentunya kita akan lebih takut ponsel kita mati di jalanan raya, ketimbang sulit menemukan orang untuk ditanyai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun