China sudah bisa pergi keluar angkasa, sementara Indonesia masih sibuk mengurus somasi, dan klarifikasi.
Apa yang sedang terjadi di negeri ini? Kenapa belakangan banyak sekali isu sosial yang coba menguji Kebhinekaan kita sebagai penduduk berideologi Pancasila.Â
Ataukah karena ajaran guru Kewarganegaraan di sekolah tidak pernah menjadi pelajaran favorit? Lebih membingungkan mana, rumus fisika atau makna tiap sila dalam Pancasila kita?
Setelah kasus di awal pandemi beberapa saat silam, kemarin dan hari ini lebih tepatnya, kita masih mendapatkan masalah sosial yang sama.Â
Konspirasi, Isu, opini, dan semua pemicu lainnya, seakan bergiliran menguji Kebhinekaan kita. Kenapa bangsa kita lebih suka obral-obrol ketimbang bergerak dan melakukan sesuatu tanpa seruan.
Apa sebenarnya yang kita dapatkan dengan berbicara? Bukankah setiap kata dan kalimat memiliki terjemahan yang berbeda tergantung di mana, siapa, dan dalam situasi apa kata atau kalimat itu diucapkan? Apa yang akan terjadi dengan hari depan kebhinekaan kita?
Belakangan kita melihat pada media, sebuah masalah yang dialami oleh sejumlah figur diakibatkan oleh sebuah rangkaian kata. Keadaan ini membuat kita sebenarnya selalu bermasalah dengan kata, bukan dengan masalah yang benar-benar terjadi.
Seperti masalah penggunaan bahasa daerah dalam sebuah forum resmi yang mempertemukan sejumlah penutur dari berbagai bahasa.Â
Tentunya semua rakyat Indonesia setuju, bahwa bahasa daerah merupakan sebuah kekayaan dari warisan leluhur yang patut dijaga. Bagaimanapun juga kedudukan bahasa Indonesia memiliki andil untuk menyatukan perbedaan ini.Â
Forum resmi yang mempertemukan sejumlah penutur bahasa dari berbagai daerah perlu menyadari rasa nasionalisme berbahasa.Â