Selain memberikan pelayanan yang cepat dan ramah, Ojol tidak perlu menguasai jalan raya dengan sederet jam terbang seperti sopir taksi. Ojol hanya membutuhkan smarphone untuk memandu perjalanan tanpa perlu banyak tanya kepada warga yang kongko di bahu jalan. Apalagi kemunculan car online juga menambak deretan panjang pesaing jalanan. Kalau sudah begini bukan hanya sopir taksi saja yang mendapatkan kekalahan, Metro dan Kopaja pun bakalan ikut-ikutan cemburu melihat kemampuan teknologi mereka dalam mengaet penumpang.
Mau tidak mau, suka tidak suka, baik Metro, Kopaja, dan Taksi perlahan namun pasti akan menyusul saudara tuanya. Ia akan berdiri kokoh di sebelah Bemo, dan Oplet.
Tetapi hal itu tidak akan terjadi, jika Taksi meberlakukan hal yang sama seperti Gojek atau Grab itu. Kalau memang harus bersaing dengan teknologi ya maka bersaing saja. Masa lalu, dan kejayaan Taksi yang lebih elegan dan privasi sebenarnya masih bisa menjaring kelas-kelas atas. Eh, ngomong-ngomong bagaimana dengan keadaan Bajaj ya? Apakah juga memiliki unek-unek yang sama, tentu saja iya. Tapi saya sudah tidak tega untuk membahasnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H