Kisah hantu ini menyelipkan sebuah refleksi atas ketidak sempurnaan orang tua dan anak dalam menuntut pencapaian kesuksesan berupa materi. Karena seharusnya alasan balas budi seorang anak kepada orang tuanya bukan sekedar pencapaian materi, melainkan tindakan moral yang berisi kasih sayang. Begitu pula sebaliknya, seharusnya alasan seorang anak berbalas budi kepada orang tuanya berupa kasih sayang yang sama.
Setidaknya ada banyak pesan yang dapat diambil dari kisah Tuyul si pencuri profesional dari negeri gaib itu. Ia tidak butuh uang sekalipun ia pandai mencurinya dari balik pintu, sebab uang adalah impian kebahagiaan kosong manusia. Sementara sang Tuyul hanya meminta diberikan sesaji berupa asi. Yang mana "Asi" sendiri merupakan simbol kasih sayang ibu kepada anaknya yang masih bayi atau balita. "Asi" sebagai cara meneruskan hidup, menjadikannya pribadi yang dekat dengan orang tua, dan dari olehnya seorang anak memiliki karakteristiknya sendiri yang penuh cinta, cita dan mimpi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI