Mohon tunggu...
Yasinisme
Yasinisme Mohon Tunggu... Lainnya - Lelaki penikmat es kelapa muda

Lelaki yang berusaha memanusiakan manusia. Kuli tinta, Pengabdi masyarakat. www.yasinisme.blogspoot.com

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Gibran Naik Wapres, Why?

28 Oktober 2023   07:16 Diperbarui: 28 Oktober 2023   07:18 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: bukan mas gibran (dok. pribadi)

Siang ini dipanas-panasnya terik matahari lewat ruang tamu, saya dibuat tersenyum dengan tayangan TV.
"Lucu juga"

Ucapan tentang seorang tokoh yang katanya politik itu mudah berubah seiring waktu dan seiring kepentingannya. Salah satunya permintaan partai berwarna kuning yang meminta agar pemilik   partai bergambar burung garuda menerima walikota solo sebagai wakilnya di pilpres tahun depan..
"Keren"

Why...?

Selin keputusan yang berni, hal ini mengembalikan gambaran keadaan beberapa negara yang dipimpin generasi muda, bahkan katanya negara ini eranya doeloe pernah pula dipimpin generasi muda.

Ko bisa anak muda maju pilpres?

Sebenarnya itu tak akan terlaksana sebekum MK memutuskan kebijakan baru terkait usia dan hal lain yang mendukung golongan muda untuk naik sebagai cawapres. Tapi yang jadi masalah, kenapa banyak orang menolak keputusan itu...?

Mungkin tida semua, tapi ada lah beberapa yang mengatakan itu konyol, belum berpengalaman, atau masih terlalu dini. Ya itulah hak mereka dalam berpendapat.

Sebenarnya di awal detik2 pilpres, saya sempat berpikir pula mas Gibran akan naik sebagai cawapres, dan akan berada di baju merah berlambang banteng lantaran Pak Jokowi pun dari situ pula, tapi kenapa ya malah memilih Pak Mahmud MD.
"Apa karena pak Jokowi sempat melontarkan dukunga terhadap Pak Mentri pertahanan itu?"
Atau ada alasan lain.
Alah..... politik memang berjalan bebas seiring kebutuhannya, rasanya saya menyepakati petuah itu.

Lantas  kenapa tidak terbersit mas gibran ke yang pengusungnya dari partai dengan kebanyakan pemilihnya penganut agama tertentu. Well.... mungkin mas gibran tidak membawa banyak pengaruh ke kebutuhan partai tersebut. Wajar saja lah...

Jadi kalau dinikmati dan diresapi seksama, politik tahun ini benar-benar mengobrak-abrik pemikiran masyarakat tertentu, yang katanya bakal begini karena dia begini, dan bakal begitu karena begitu.. biarlah...

Seiring Mas Gibran mulai ramai disebut namanya, seiring itu pula banyak selentingan masuk, konyolnya media menyeret itu sebagai konsumsi masyarakat, ntah untuk menaikan reting siaran atau sengaja untuk kepentingan apalaah itu...

Dibilng anti politik nggak, dibilang maniak politik pun tidak. Dari masanya saya seumuran jagung sampai sudah berkepala 3, indonesia tetap begini-begini saja, apa yang berubah..?
Kalau dilihat pembangunan, oke lah.. bisa diterima.

Intinya, saya lebih memilih menutup telinga pada yang senang menebar janji.. enggak cape apa yah membahas janji..janji dan janji... kalau dibilang tidak menyepakati memilih yang katanya good dan melimpahkan hukuman dengan asumsi masuk neraka. Sehebat apa si manusia itu, ko bisa-bisanya mengkaitkan hak individu dengan kepentingan agama.

Yowes..
Semoga politik tahun ini tak sekisruh tahun kemarin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun