SMA Taruna Nusantara adalah sekolah menengah atas berasrama yang terletak di Magelang, Jawa Tengah. Didirikan pada tahun 1990, sekolah ini memiliki visi untuk membentuk kader pemimpin bangsa berkualitas dan berkarakter yang berwawasan kebangsaan, kejuangan, kebudayaan, dengan bercirikan kenusantaraan serta memiliki daya saing nasional maupun internasional. Dengan jargon "Achievement OK -- Character YES, Prestasiku Untuk Bangsaku", SMA Taruna Nusantara tidak hanya menitikberatkan pada prestasi akademik, tetapi juga pada pembentukan karakter, kedisiplinan, dan rasa cinta tanah air. Keberagaman siswa yang berasal dari seluruh pelosok Indonesia, termasuk daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T), menjadi ciri khas sekolah ini, menciptakan sebuah lingkungan belajar yang mencerminkan semangat kebhinekaan Indonesia.
Di SMA Taruna Nusantara, keberagaman bukan hanya sekadar semboyan, tetapi menjadi elemen kunci dalam pembentukan karakter siswa. Sebagai salah satu sekolah unggulan di Indonesia, SMA Taruna Nusantara tidak hanya dikenal karena mencetak calon pemimpin bangsa, tetapi juga sebagai wadah yang mempersatukan siswa dari berbagai latar belakang sosial, budaya, dan ekonomi. Dengan siswa yang berasal dari daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) yang cukup signifikan, serta banyak yang menerima beasiswa penuh, sekolah ini telah menunjukkan komitmen nyata terhadap prinsip kesetaraan. Namun, bagaimana sekolah ini berhasil menciptakan lingkungan belajar yang inklusif? Jawabannya terletak pada penerapan prinsip equity pedagogy.
Apa Itu Equity Pedagogy?
Equity pedagogy adalah pendekatan pendidikan yang berfokus pada menciptakan strategi pembelajaran dan lingkungan kelas yang mendukung keberhasilan siswa dari berbagai latar belakang. Pendekatan ini tidak hanya membantu siswa menguasai keterampilan akademik, tetapi juga membangun masyarakat yang adil dan demokratis. Menurut Banks dan Banks (1995), equity pedagogy menuntut pengajaran yang melampaui transfer pengetahuan, melibatkan siswa dalam proses konstruksi pengetahuan, dan menanamkan kemampuan berpikir kritis terhadap asumsi budaya dominan. Di SMA Taruna Nusantara, equity pedagogy terlihat dari berbagai aspek, mulai dari sistem seleksi siswa hingga pendekatan kurikulum. Drs. Cecep Iskandar, M.Pd., salah satu pamong pengajar pengasuh senior di sekolah ini, mengatakan, "mereka adalah remaja dari seluruh pelosok Nusantara, datang dengan sebuah tekad dan kesediaan untuk ditempa menjadi pribadi-pribadi harapan bangsa."
Equity Pedagogy dalam Praktik di Taruna Nusantara
1. Keberagaman Siswa sebagai Pilar UtamaÂ
SMA Taruna Nusantara menerima siswa dari seluruh penjuru Indonesia, termasuk dari daerah 3T, melalui proses seleksi yang ketat namun inklusif. Berbagai siswa dari latar belakang sosial, budaya, dan ekonomi yang berbeda dapat ditemui di SMA Taruna Nusantara. Selain itu, terdapat banyak beasiswa yang tersedia untuk siswa berprestasi ataupun kurang mampu secara ekonomi untuk memastikan mereka dapat mengakses pendidikan berkualitas. Salah satu kegiatan unggulan yang mencerminkan keberagaman ini adalah Pandatara (Pameran dan Pagelaran Seni Budaya Nusantara). Pandatara merupakan kegiatan yang diselenggarakan oleh SMA Taruna Nusantara untuk mendekatkan diri kepada masyarakat dan menyebarkan budaya Nusantara. Kegiatan Pandatara diadakan setiap dua tahun sekali. Dalam kegiatan ini, siswa-siswi SMA Taruna Nusantara akan menampilkan pertunjukan daerah masing-masing, seperti tarian, drama, permainan alat musik, dan nyanyian. "Paparan visual, audio dan gerak ragam seni budaya nusantara di Pandatara 2024 dipastikan menjadi persemaian cipta, rasa, karsa dan karya peradaban masa depan bangsa," demikian dikatakan Kepala SMA Taruna Nusantara Mayjen TNI (Purn.) Tono Suratman menjelang upacara penutupan Pandatara 2024 di Balairung Pancasila, Sabtu, 2 November 2024.
2. Kurikulum Berbasis Kebangsaan, Kejuangan, dan Kebudayaan
Kurikulum di SMA Taruna Nusantara dirancang untuk membentuk siswa yang berkarakter kuat, berwawasan kebangsaan, berjiwa kejuangan, dan memiliki penghargaan terhadap kebudayaan nasional. Selain pembelajaran akademik, diterapkan kurikulum khusus yang mencakup mata pelajaran seperti Kenusantaraan, Bela Negara, dan Kepemimpinan untuk menanamkan nilai-nilai moral, kedisiplinan, dan kemampuan kepemimpinan. Siswa juga mengikuti berbagai kegiatan seperti Pendidikan Dasar Kedisiplinan dan Kepemimpinan (PDK), Napak Tilas Rute Panglima Besar Soedirman, serta program seni budaya yang memperkuat wawasan kebangsaan dan toleransi. Dengan aktivitas rutin dan terprogram seperti pramuka, bela diri, dan seni tradisional, siswa dilatih untuk menjadi pemimpin berintegritas yang menghargai keberagaman budaya Indonesia.
3. Lingkungan Asrama yang Mendukung KolaborasiÂ
Sistem asrama (graha) di SMA Taruna Nusantara dirancang sebagai ruang interaksi lintas budaya untuk mengimplementasikan equity pedagogy, di mana siswa dari berbagai latar belakang tinggal bersama dan belajar memahami perbedaan. Setiap graha diatur secara acak dan merata sehingga menciptakan kolaborasi yang erat melalui rutinitas harian mulai dari bangun tidur hingga aktivitas bersama. Selain itu, siswa didampingi oleh pengasuh (Pamong Graha (PG) dan Pamong Pengajar Pengasuh (P3)) yang mendorong penyelesaian konflik secara konstruktif dan memperkuat nilai toleransi. Lingkungan tersebut melatih kedisiplinan, empati, dan kemandirian siswa, menjadikannya bekal penting untuk membangun harmoni dalam keberagaman.
4. Keterlibatan Guru dalam Pembelajaran InklusifÂ
Guru (biasa disebut Pamong Pengajar Pengasuh) di SMA Taruna Nusantara memiliki peran penting dalam menciptakan pembelajaran yang inklusif melalui metode yang berpusat pada siswa. Melalui pelatihan intensif, mereka mengintegrasikan pendekatan seperti pembelajaran berbasis proyek (project-based learning) untuk mengakomodasi keberagaman siswa. Misalnya, pada gelar karya Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) bertema "Kepahlawanan Pangsar Jenderal Sudirman dalam Kemerdekaan RI," pamong membimbing siswa kelas X untuk mengeksplorasi nilai-nilai kepemimpinan dan gotong royong melalui berbagai media seperti drama, pameran visual, dan presentasi multimedia. Proyek tersebut tidak hanya menanamkan semangat kebangsaan, tetapi juga melatih kreativitas, kolaborasi, dan komunikasi siswa di bawah arahan pamong yang berdedikasi.
Tantangan dan Peluang
Meskipun telah menerapkan banyak prinsip equity pedagogy, SMA Taruna Nusantara menghadapi tantangan dalam memastikan setiap siswa mendapatkan dukungan sesuai kebutuhannya. Siswa dari daerah 3T, misalnya, beberapa memerlukan bimbingan tambahan untuk mengejar ketertinggalan akademik. Kemudian, terdapat hambatan dalam pelaksanaan kegiatan pelatihan di luar ruangan yang menjadi positive hidden curriculum di SMA Taruna Nusantara. Faktor cuaca menjadi kendala signifikan, terutama saat cuaca ekstrem yang dapat menyebabkan penundaan atau perubahan jadwal latihan. Penggunaan lapangan yang masih meminjam fasilitas Akademi Militer (AKMIL) juga kerap menjadi hambatan logistik. Meski peminjaman sudah diajukan sebelumnya, terkadang jadwal penggunaan berbenturan dengan aktivitas AKMIL, sehingga latihan harus dipercepat atau dijadwal ulang. Selain tantangan fasilitas, ketidakseimbangan rasio antara jumlah guru (pamong) dengan siswa juga menjadi kendala dalam pengawasan kegiatan. Dengan hanya sekitar 80 pamong untuk lebih dari 1.000 siswa, efektivitas pengawasan dan pendampingan sering kali terhambat. Hal tersebut berpotensi memengaruhi pelaksanaan pembelajaran yang inklusif dan mendalam, khususnya bagi siswa yang memerlukan perhatian lebih, seperti dari daerah 3T yang membutuhkan dukungan akademik tambahan untuk mengejar ketertinggalan.
Namun, SMA Taruna Nusantara juga memiliki peluang besar untuk memperkuat posisinya sebagai model nasional dalam pendidikan berbasis equity pedagogy. Dengan memperluas program pelatihan untuk para pamong, sekolah dapat memastikan pemahaman yang lebih mendalam terhadap kebutuhan keberagaman siswa. Diversifikasi metode pembelajaran seperti integrasi teknologi dan pendekatan blended learning dapat memperluas akses siswa terhadap sumber belajar yang lebih fleksibel. Selain itu, implementasi asesmen berbasis portofolio memberikan peluang untuk mengukur pencapaian siswa secara lebih holistik, menghargai keunikan dan kontribusi individu mereka. Dengan memaksimalkan potensi ini, SMA Taruna Nusantara dapat menjadi percontohan bagi sekolah-sekolah lain di Indonesia dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang inklusif dan transformatif.Â
Menjadi Inspirasi bagi Pendidikan Nasional
SMA Taruna Nusantara adalah contoh nyata bagaimana keberagaman dapat menjadi kekuatan dalam pendidikan. Pendekatan equity pedagogy yang diterapkan di sekolah ini tidak hanya mendukung kesetaraan dalam pembelajaran, tetapi juga menciptakan generasi pemimpin yang tangguh, yang mampu mengaplikasikan nilai-nilai kebangsaan, kejuangan, dan kebudayaan Indonesia. Dengan memperhatikan kebutuhan dan latar belakang yang berbeda dari setiap siswa, SMA Taruna Nusantara memperlihatkan bahwa kesetaraan dalam pendidikan adalah fondasi penting untuk membangun masyarakat yang adil dan demokratis. Sebagai sekolah dengan visi "Menjadi Lembaga Pendidikan Terpadu Berbasis Kebangsaan Terbaik di Indonesia", SMA Taruna Nusantara memiliki potensi besar untuk terus menjadi inspirasi bagi sekolah-sekolah lain di Indonesia. Dengan prinsip equity pedagogy yang menjunjung tinggi keberagaman sebagai pijarnya, mari kita bersama-sama mewujudkan pendidikan Indonesia yang lebih inklusif dan berkeadilan.
Referensi
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia. 2024. Kajian Akademik Kurikulum Merdeka. Accessed December 12, 2024. https://kurikulum.kemdikbud.go.id/file/1711503412_manage_file.pdf.Â
Banks, James A., and Cherry A. McGee Banks. Equity Pedagogy: An Essential Component of Multicultural Education. Boston: Allyn & Bacon, 1995.Â
Banks, Cherry A. McGee, and James A. Banks. "Equity Pedagogy: An Essential Component of Multicultural Education." Theory into Practice 34, no. 3 (1995): 152-158. Accessed December 12, 2024. https://www.scribd.com/document/499141491/Equity-Pedagogy-an-Essential-Component-of-Multicultural-Education.Â
Klaasen, John S. "Socially Just Pedagogies and Social Justice: The Intersection of Teaching Ethics at Higher Education Level and Social Justice." HTS Teologiese Studies / Theological Studies 76, no. 1 (May 12, 2020). https://doi.org/10.4102/hts.v76i1.5818.Â
Ladson-Billings, Gloria. The Dreamkeepers: Successful Teachers of African American Children. San Francisco: Jossey-Bass, 1994.Â
Taruna Nusantara. "SMA Taruna Nusantara." Instagram. Accessed December 12, 2024. https://www.instagram.com/sma.tarunanusantara?utm_source=ig_web_button_share_sheet&igsh=ZDNlZDc0MzIxNw==.Â
Taruna Nusantara School. "Taruna Nusantara School Official Website." Accessed December 12, 2024. https://tarunanusantara.sch.id/.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H