Mohon tunggu...
Muhamad Sukron Mahfud
Muhamad Sukron Mahfud Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 FEB UGM

An enthusiast in Public Relations and Digital Marketing, Sukron is passionate about storytelling and creative content creation. As a Management undergraduate at Universitas Gadjah Mada, he has led impactful projects that enhance brand engagement. Skilled in graphic design and project management, Sukron thrives in collaborative environments to drive innovative solutions and boost social media engagement. Connect with Sukron through instagram @muhamad_sucorn!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Equity Pedagogy di SMA Taruna Nusantara: Model Pembelajaran untuk Kebhinekaan

12 Desember 2024   17:57 Diperbarui: 12 Desember 2024   17:56 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kurikulum di SMA Taruna Nusantara dirancang untuk membentuk siswa yang berkarakter kuat, berwawasan kebangsaan, berjiwa kejuangan, dan memiliki penghargaan terhadap kebudayaan nasional. Selain pembelajaran akademik, diterapkan kurikulum khusus yang mencakup mata pelajaran seperti Kenusantaraan, Bela Negara, dan Kepemimpinan untuk menanamkan nilai-nilai moral, kedisiplinan, dan kemampuan kepemimpinan. Siswa juga mengikuti berbagai kegiatan seperti Pendidikan Dasar Kedisiplinan dan Kepemimpinan (PDK), Napak Tilas Rute Panglima Besar Soedirman, serta program seni budaya yang memperkuat wawasan kebangsaan dan toleransi. Dengan aktivitas rutin dan terprogram seperti pramuka, bela diri, dan seni tradisional, siswa dilatih untuk menjadi pemimpin berintegritas yang menghargai keberagaman budaya Indonesia.

3. Lingkungan Asrama yang Mendukung Kolaborasi 

Fasilitas Gedung Graha Putra untuk kelas X SMA Taruna Nusantara, Magelang. Foto: https://tarunanusantara.sch.id/
Fasilitas Gedung Graha Putra untuk kelas X SMA Taruna Nusantara, Magelang. Foto: https://tarunanusantara.sch.id/

Sistem asrama (graha) di SMA Taruna Nusantara dirancang sebagai ruang interaksi lintas budaya untuk mengimplementasikan equity pedagogy, di mana siswa dari berbagai latar belakang tinggal bersama dan belajar memahami perbedaan. Setiap graha diatur secara acak dan merata sehingga menciptakan kolaborasi yang erat melalui rutinitas harian mulai dari bangun tidur hingga aktivitas bersama. Selain itu, siswa didampingi oleh pengasuh (Pamong Graha (PG) dan Pamong Pengajar Pengasuh (P3)) yang mendorong penyelesaian konflik secara konstruktif dan memperkuat nilai toleransi. Lingkungan tersebut melatih kedisiplinan, empati, dan kemandirian siswa, menjadikannya bekal penting untuk membangun harmoni dalam keberagaman.

4. Keterlibatan Guru dalam Pembelajaran Inklusif 

Gelar karya P5 dalam Kurikulum Merdeka di GOR SMA Taruna Nusantara, Magelang, Jumat (15/15/2024).  Foto: Instagram @sma.tarunanusantara
Gelar karya P5 dalam Kurikulum Merdeka di GOR SMA Taruna Nusantara, Magelang, Jumat (15/15/2024).  Foto: Instagram @sma.tarunanusantara

Guru (biasa disebut Pamong Pengajar Pengasuh) di SMA Taruna Nusantara memiliki peran penting dalam menciptakan pembelajaran yang inklusif melalui metode yang berpusat pada siswa. Melalui pelatihan intensif, mereka mengintegrasikan pendekatan seperti pembelajaran berbasis proyek (project-based learning) untuk mengakomodasi keberagaman siswa. Misalnya, pada gelar karya Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) bertema "Kepahlawanan Pangsar Jenderal Sudirman dalam Kemerdekaan RI," pamong membimbing siswa kelas X untuk mengeksplorasi nilai-nilai kepemimpinan dan gotong royong melalui berbagai media seperti drama, pameran visual, dan presentasi multimedia. Proyek tersebut tidak hanya menanamkan semangat kebangsaan, tetapi juga melatih kreativitas, kolaborasi, dan komunikasi siswa di bawah arahan pamong yang berdedikasi.

Tantangan dan Peluang

Meskipun telah menerapkan banyak prinsip equity pedagogy, SMA Taruna Nusantara menghadapi tantangan dalam memastikan setiap siswa mendapatkan dukungan sesuai kebutuhannya. Siswa dari daerah 3T, misalnya, beberapa memerlukan bimbingan tambahan untuk mengejar ketertinggalan akademik. Kemudian, terdapat hambatan dalam pelaksanaan kegiatan pelatihan di luar ruangan yang menjadi positive hidden curriculum di SMA Taruna Nusantara. Faktor cuaca menjadi kendala signifikan, terutama saat cuaca ekstrem yang dapat menyebabkan penundaan atau perubahan jadwal latihan. Penggunaan lapangan yang masih meminjam fasilitas Akademi Militer (AKMIL) juga kerap menjadi hambatan logistik. Meski peminjaman sudah diajukan sebelumnya, terkadang jadwal penggunaan berbenturan dengan aktivitas AKMIL, sehingga latihan harus dipercepat atau dijadwal ulang. Selain tantangan fasilitas, ketidakseimbangan rasio antara jumlah guru (pamong) dengan siswa juga menjadi kendala dalam pengawasan kegiatan. Dengan hanya sekitar 80 pamong untuk lebih dari 1.000 siswa, efektivitas pengawasan dan pendampingan sering kali terhambat. Hal tersebut berpotensi memengaruhi pelaksanaan pembelajaran yang inklusif dan mendalam, khususnya bagi siswa yang memerlukan perhatian lebih, seperti dari daerah 3T yang membutuhkan dukungan akademik tambahan untuk mengejar ketertinggalan.

Namun, SMA Taruna Nusantara juga memiliki peluang besar untuk memperkuat posisinya sebagai model nasional dalam pendidikan berbasis equity pedagogy. Dengan memperluas program pelatihan untuk para pamong, sekolah dapat memastikan pemahaman yang lebih mendalam terhadap kebutuhan keberagaman siswa. Diversifikasi metode pembelajaran seperti integrasi teknologi dan pendekatan blended learning dapat memperluas akses siswa terhadap sumber belajar yang lebih fleksibel. Selain itu, implementasi asesmen berbasis portofolio memberikan peluang untuk mengukur pencapaian siswa secara lebih holistik, menghargai keunikan dan kontribusi individu mereka. Dengan memaksimalkan potensi ini, SMA Taruna Nusantara dapat menjadi percontohan bagi sekolah-sekolah lain di Indonesia dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang inklusif dan transformatif. 

Menjadi Inspirasi bagi Pendidikan Nasional

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun