Mohon tunggu...
Muhamad Syaiful Rifki
Muhamad Syaiful Rifki Mohon Tunggu... Mahasiswa - Maju Tanpa Merendahkan

Mahasiswa Jurusan Pertanian di Politeknik Pembangunan Pertanian Bogor

Selanjutnya

Tutup

Pulih Bersama Pilihan

Pengembangan Kawasan Hortikultura Pepaya California Menuju Petani Indonesia Sejahtera

10 Mei 2023   19:08 Diperbarui: 10 Mei 2023   19:18 364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diskusi mengenai pencegahan penyakit tanaman california (Sumber/pribadi)

Komoditas hortikultura sedang menjadi buah bibir di masyarakat. Pasalnya, angka ekspor komoditas hortikultura terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. 

Terbaru menurut data Kementerian Pertanian tahun 2021, ekspor komoditas hortikultura mengalami kenaikan sebesar 0,27% atau sebesar 647,24 USD dibandingkan tahun 2020. Peningkatan ekspor tersebut didominasi oleh komoditas buah -- buahan, salah satunya adalah pepaya california.

Terdapat sebuah cerita menarik mengapa pepaya ini dinamakan california. Mulanya pepaya ini tidak bernama california, melainkan callina. Callina merupakan singkatan dari California -- Indonesia. Varietas Callina diciptakan oleh pemulia tanaman dari Pusat Kajian Hortikultura IPB (Institut Pertanian Bogor) bernama Dr. Ir. Supriani Sujiprihati, MS. 

Beliau melakukan penelitian selama tujuh tahun hingga benih pepaya california yang unggul dan berkualitas dapat tercipta. Akhirnya, pada tahun 2010 benih ini resmi dipatenkan dan diedarkan ke masyarakat luas. Dinamakan california karena para distributor sengaja mengubah namanya supaya terlihat seperti buah impor sehingga harganya naik di pasar.

Teksturnya yang cenderung padat dan rasanya yang manis membuat pepaya california banyak dicari masyarakat. Kebutuhan rata -- rata pepaya california per hari sebesar 300 kg. 

Sementara data Kementerian Pertanian tahun 2022 menyebutkan produksi per tahun pepaya california sebesar 1,17 juta ton. Artinya terjadi defisit dalam memenuhi kebutuhan masyarakat tersebut. 

Kebijakan yang diambil pemerintah untuk menutup defisit kebutuhan tersebut adalah dengan melakukan impor dari Tiongkok dan Thailand. Padahal, potensi wilayah di Indonesia dapat dikembangkan untuk memenuhi permintaan tersebut.

Tim Abah Katazi Farm (Sumber/pribadi)
Tim Abah Katazi Farm (Sumber/pribadi)

Salah satu upaya yang ditempuh untuk memenuhi permintaan tersebut adalah dengan melakukan Pengembangan Kawasan Hortikultura Terpadu (PKHT) di beberapa wilayah. 

Salah satu PKHT yang dikembangkan berlokasi di Kampung Malingping, Kelurahan Tamanjaya, Kecamatan Tamansari, Kota Tasikmalaya. PKHT ini direncanakan sebagai lokasi pembudidayaan pepaya california sebagai komoditas utamanya. 

Pepaya california dipilih karena sebagai komoditas yang prospektif. Pola kemitraan yang dijalin adalah dengan menggandeng dan bekerja sama dengan petani di sekitar lokasi. 

Pola kemitraan ini dipilih sebagai bagian dari perwujudan slogan "Maju Bersama Sejahtera Semua". Ucu Suherman sebagai inisiator PKHT menjelaskan bahwa untuk menciptakan kemandirian di masyarakat terutama petani harus didahului oleh keadaan yang sejahtera. 

Keadaan yang sejahtera akan mampu memenuhi kebutuhan lainnya disamping kebutuhan pokok, sehingga kelebihan dari hasil panen dapat digunakan untuk membantu petani lainnya. Nantinya hasil keuntungan akan dibagi dengan para petani. PKHT ini diberi nama Abah Katazi Farm.

Selain pepaya california, PKHT Abah Katazi Farm ini direncanakan juga sebagai lokasi pengembangan komoditas hortikultura lain seperti cabai rawit, cabai hijau, cabai keriting, tomat, mentimun, dan terong. 

Komoditas ini dikembangkan untuk mengantisipasi inflasi yang mengakibatkan harga bahan tersebut mahal, terutama ketika hari -- hari besar seperti lebaran dan tahun baru. 

Dalam rangka mengikuti tren pemasaran digital, Abah Katazi Farm memiliki beberapa akun media sosial sebagai saluran pemasarannya. Media sosial tersebut diantaranya adalah Instagram @abahkatazifarm, Tiktok @abahkatazifarm, dan Whatsapp dengan nomor admin 0882 -- 2946 -- 5305. Melalui pengembangan ini diharapkan dapat menciptakan kemandirian kawasan hortikultura dalam rangka memenuhi kemandirian pangan nasional pada tahun 2045.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pulih Bersama Selengkapnya
Lihat Pulih Bersama Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun