Mohon tunggu...
Muhamad Alayubi
Muhamad Alayubi Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta, Pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Mengislamisasi Pariwisata Lombok

6 November 2015   10:13 Diperbarui: 6 November 2015   10:40 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Posisi Pulau Lombok Nusa Tenggara Barat pada peta destinasi pariwisata sangat strategis karena terletak pada segitiga emas sentral destinasi pariwisata yakni Pulau Bali di sebelah barat, Tana Toraja dan Bunaken di sebelah utara, dan Pulau Komodo di sebelah timur. Keberadaan pulau Lombok sebagai primadona sentral pariwista yang bisa diakses lewat 3 jalur tersebut mempunyai keuntungan yang harus dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk menarik wisatawan baik wisatawan mancanegara maupun domestik. Dulu akronim NTB sering dijadikan joke atau becandaan NTB (Nasib Tergantung Bali) tetapi sekarang stigma itu sudah terbantahkan dengan membuktikan diri sebagai destinasi wisata tujuan utama wisatawan dengan melihat angka kunjungan wisatawan yang berkunjung ke Lombok menurut Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) NTB Januari-Mei 2015 mencapai 900 ribu.

Tidak kalah menariknya lagi Lombok juga berada pada segitiga emas pelayaran lintas nasional dan internasional yakni Surabaya di sebelah barat, Makassar di utara dan Darwin Australia di timur. Lombok juga dilalui oleh garis Wallace, yakni garis pemisah antara kelompok spesies flora dan fauna Benua Asia dan Australia. sehingga Lombok memiliki spesies flora dan fauna yang unik, karena menjadi titik pertemuan pengaruh kedua benua tersebut.Posisi geografis yang strategis menjadikan pulau Lombok surga bagi pelancong yang mau menikmati indahnya surga dunia.

Lombok juga sebagai destinasi wisata yang menawarkan pariwisata berbasis religiusitas yang lebih konsen ke pariwisata yang berbasis  nilai-nilai agama dan budaya. Dengan usaha dan ikhtiar yang sudah maksimal akhirnya menunjukkan hasil yang signifikan yang  berlahan-lahan tapi pasti  nilai-nilai yang memang terus diusung menjadi entitas pulau seribu masjid dan juga Islamic Center sebagai mercusuar pariwisata yang berbasis dan mengedepakan nilai-nilai agama dan budaya tersebut membuka mata dunia pariwisata internasional karena di ajang internasional World’s Best Halal Travel Summit di Abu Dhabi Uni Emirate Arab (UEA) tanggal 19-21 Oktober 2015 Lombok tidak tanggung-tanggung lansung menyabet 2 penghargaan bergensi yakni, World’s Best Halal Honeymoon Destination atau Wisata Bulan Madu Halal terbaik di dunia, dan World’s Best Halal Tourism Destination atau Tujuan Wisata Halal Terbaik di dunia.

Lombok semakin dikenal di kancah pariwisata internasional, inilah sebagai gerbang utama untuk terus meningkatkan pariwisata sebagai basis utama penggerak ekonomi yang saat ini masih stagnan seperti; nilai rupiah rendah, harga barang semakin meroket, daya beli masayrakat rendah dan kebutuhan hidup semakin meningkat, pariwisata inilah salah satu alternatif untuk meningkatkan taraf hidup masayarakat.

Dalam sambutan Menteri Pariwisata R.I. Pada Peringatan World Tourism Day dan Hari Kepariwisataan Nasional  tahun 2015 yang bertemakan “World Tourism Day” dengan brand “One Billion Tourists, One Billion Opportunities”, pak Menteri lebih konsen pembangunan kepariwisataan yang mengedepankan dan menciptakan pertumbuhan perekonomian, menciptakan lapangan kerja, serta menghapus kemiskinan terhadap masyarakat di sekitar destinasi pariwisata. Sejalan dengan itu, inilah sebagai pilot projek yang harus menjadi prioritas utama pemerintah pusat maupun daerah untuk meningkatkan kesejahtraan masayarakat.

Penghargaan yang diberikan dengan kategori World’s Best Halal Tourism Destination atau Tujuan Wisata Halal Terbaik di dunia sebagai bahan pelecut atau pembakar motivasi bagi steakholder dan pelaku wisata sehingga harus segera melakukan aksi nyata baik oleh pemerintah atau instansi terkait, aksi nyata yang harus segera dilakukan adalah mensortir tempat tujuan wisata yang memang dianggap dan dikategorikan Halal Tourism Destination menurut penulis yang menjadi indikator utama Halal Tourism Destination adalah tidak tersedianya wisata esek-esek atau sex komersial , minuman beralkhol, obat-obatan terlarang dan sejenisnya  di tempat tujuan wisata yang dimaksud, yang lebih ekstrim lagi tidak ada hal-hal yang berbau maksiat atau larangan-larangan dalam agama sehingga nilai-nilai agama dan budaya setempat eksistensinya tetap terjaga.

Sebelumya penulis pernah menulis tentang “ Pariwisata yang mengedepankan added value” poin-poin utamanya adalah pariwisata yang menawarkan experiential touch point atau pengalaman-pengalaman yang menyentuh dengan melihat keindahan dan keunikan pariwisata yang dimiliki sehingga menjadi differensiasi atau pembeda diantara tempat wisata yang pernah dikunjungi sebelumnya, sehingga akan dijadikan pengalaman yang tak terlupakan oleh wisatawan. Poin berikutnya adalah wisatawan yang berkualitas bukan melihat kuantitas sehingga akan mendatangkan manfaat lebih dari kunjungan wisata itu sendiri.

Penghargaan prestisius pertama yang didapatkan Lombok sebagai pelecut bagi steakholders yang ada di Lombok sehingga harus agresif dan progresif belajar dari berbagai negara yang mengusung brand yang sama tentang halal tourism contohnya seperti Turki yang telah menawarkan Muslim Friendly Resorts sejak  20 tahun lalu dan sudah membuka pantai halal pertama di dunia sehingga sampai saat ini sudah ada sekitar 50 pantai resort halal dan lebih-lebih negara tetangga seperti Malaysia sudah mengusung label halal friendly. Sekarang Malaysia memposisikan diri sebagai Muslim Medical Hub Tourism dengan menawarkan perawatan kesehatan bagi pasien Muslim,beberapa di antara pelayanan halal friendly itu, contohnya wanita ditangani tenaga medis wanita, seluruh fasilitas dilengkapi mushola, penyediaan fasilitas Alquran, serta makanan yang dipastikan kehalalannya.

Penghargaan dalam ketegori World’s Best Halal Honeymoon Destination atau Wisata Bulan Madu Halal terbaik di dunia merupakan kado indah dan juga sebagai tantangan bagi masayarakat Nusa Tenggara Barat untuk membuktikan diri memang layak mendapatkan penghargaan tersebut, hal pertama yang harus dibenahi dan dibuat adalah adanya aturan yang mengatur semua penginapan, homestay, hotel,bungalow, villa dll harus mempunyai jaminan kehalalan seorang pasangan yang bulan madu ke Lombok dengan cara menunjukkan buku nikah atau sejenisnya yang memang membuktikan diri sebagai pasangan sah secara agama maupun negara dalam pernikahan.

Memang sangat parsial pengertian dan penjelasan mengenai kategori yang disematkan Lombok sebagai halal honeymoon destination, menurut penulis ada dua pengertian, pertama tempat pasangan yang bulan madu halal (destinasi wisata halal sesuai dengan ketegori yang disebutkan diatas) dan pasangan yang bulan madu sudah legal, apapun perspektif masing-masing pembaca ya silakan saja, tapi intinya adalah bagi honeymoners atau pasangan sangat direkomendasikan untuk menghabiskan masa-masa indah pernikahan di Lombok.

Pemerintah Provinsi, instansi terkait dan segenap masayrakat Nusa Tenggara Barat  sebagai pemangku kepentingan dunia pariwisata harus agresif dan segera melakukan pembenahan dalam hal ini harus terus mengembangkan dan mengupayakan sebisa mungkin dalam hal ekspektasi wisatawan yang berlibur ke Lombok sesuai dengan apa yang memang sudah menjadi bahasa promosi wisata yang ada, sehingga nantinya tidak mengecewakan wisatawan yang berkunjung ke Lombok.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun