Mohon tunggu...
Muhamad Alayubi
Muhamad Alayubi Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta, Pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Pariwisata yang Mengedepankan Added Value

22 Oktober 2015   08:50 Diperbarui: 22 Oktober 2015   09:42 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tuhan menganuggrahi keindahan alam yang luar biasa di bumi Indonesia, tidak heran Indonesia sebagai salah satu destinasi wisata yang paling banyak di kunjungi oleh wisatawan mancanegara,  dengan melihat jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia dari data BPS dan Asdep Penelitian dan Pengembangan Kebijakan Pariwisata Kementerian Pariwisata Republik Indonesia pada semester I tahun 2015 mencapai 4.657.817 orang, atau tumbuh 2,34 persen. Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau yang tersebar dari Sabang sampai Merauke baik yang sudah terjamah oleh penduduk setempat maupun yang belum di tempati sama sekali mempunyai keindahan alam yang tiada duanya.

 Nusa Tenggara Barat adalah daerah kepulauan yang terdiri dari 2 pulau besar yang begitu menakjubkan dan mengagumkan, yaitu pulau Lombok dan Pulau Sumbawa. Dua pulau tersebut masing-masing mempunyai daya tarik dan destinasi wisata yang bervariasi dan unik, tidak heran data kunjungan wistawan ke Nusa Tenggara Barat  menurut Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) NTB menununjukkan angka yang fantastis pada periode Januari-Mei 2015 mencapai 900 ribu kalau dibandingkan tahun 2014. Ini menunjukkan bahwa antusiasme wisatawan yang berkunjung  ke NTB begitu tinggi sehingga tidak muluk-muluk Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menargetkan jumlah kunjungan wisatawan ke NTB mencapai 2 juta pada tahun 2017. Pariwisata menjadi salah satu basis utama dalam  menggerakkan laju ekonomi sehingga pemerintah provinsi jor-joran dalam promosi wisata dari visit Lombok –Sumbawa sampai Tambora menyapa dunia.

Berbagai macam usaha dan upaya pemerintah provinsi untuk mempromosikan wisata, tidak sampai itu pemerintah provinsi membuat lembaga yang memang khusus mengurus masalah promosi wisata dengan mendirikan Badan Promosi Pariwisata Daerah Nusa Tenggara Barat (BPPD NTB).

 Pulau Lombok menyimpan keindahan alam yang masih natural yang belum dimodifikasi oleh tangan manusia, berbagai macam daya tarik wisata seperti budaya, alam, gunung,pantai, gili, dll. Wisatawan yang berkunjung ke Lombok dimanjakan dengan keindahan dan eksekotis alam yang tidak pernah dilihat sebelumnya, ada kata yang sering didengungkan oleh wisatawan khususnya wisatawan domestik ‘ Jangan pergi ke Lombok, nanti anda tidak mau pulang’ itu kira-kira kata yang sering di ucapakan oleh sebagian orang yang  pernah berlibur ke Lombok. Lombok sebagai magnetik kuat yang mempunyai nilai jual  tinggi dalam bidang  pariwisata, sebut saja  yang sudah dikenal seantereo jagat raya seperti tiga Gili terutama Gili Trawangan, air terjun Sendang Gile Senaru  di kabupaten Lombok Utara, pantai Senggigi di kabupaten Lombok Barat,pendakian gunung Rinjani, pantai Pink di kabupaten Lombok Timur, pantai Kuta, Seger, rumah tradisonal suku sasak Rembitan di kabupaten Lombok Tengah tidak diragukan lagi ketenaran dan daya pikat yang dimiliki.

Lombok Tengah menjadikan pariwisata sebagai pilar strategis bagi pembangunan berkelanjutan. Posisi strategis yang dimiliki Lombok Tengah dalam peta kepariwisataan NTB maupun nasional bahkan internasional, karena Lombok Tengah menjadi sentral atau gerbang utama pengakses seluruh tempat wisata yang ada di Nusa Tenggara Barat berkat adanya Bandara Internasional Lombok (BIL),  dalam RPJMD Kabupaten Lombok Tengah 2011-2015  ada tiga fokus utama pembangunan yang terus digenjot salah satunya adalah agribisnis, tourism , marine (ATM), di bidang pariwisata (tourism) Lombok Tengah lebih konsen dan terarah dalam pengembangan pariwisata dengan menggunakan strategi membagi zona kawasan berdasarkan keunggulan masing-masing kawasan.

Setiap  zona kawasan yang sudah dibagi saling bersinergi antarsatu dengan yang lainnya sehingga akan terwujud masayarakat Lombok Tengah religius,sejahtra dan maju berdaya saing. Ketiga zona yang sudah dibagi seperti bagian utara, tengah dan selatan diistilahkan sebagai "Aiq Meneng, Tunjung Tilah, Empak Bau" (air tetap bening, teratai tidak rusak, dan ikan tertangkap).bagian utara difokuskan Agrowisata dan Ekowisata yang menjadi pilot projeknya adalah pembangunan taman buah dan bunga atau "hortipark". Pemkab Lombok Tengah sudah menyiapkan lahan areal seluas 300 hektare dan diresmikan oleh Gubernur NTB Dr.Zainul Majdi. Bagian utara juga sangat cocok dalam akselerasi pembangunan khususnya agribisnis atau pertanaian karena faktor utama adalah sumber air, pemerintah kabupaten lombok tengah harus memfasilitasi kebutuhan-kebutuhan vital yang dibutuhkan oleh petani sehingga produktitas semakin meningkat.

NTB yang dikenal sebagai lumbung padi semakin memberikan kontribusi yang  signifikan dalam kesejahtraan khususnya kabupaten Lombok Tengah. Zona tengah "Tunjung Tilah". Ditetapkan sebagai sentra industri pariwisata, pusat seni dan budaya, dan terakhir zona selatan sebagai Objek Daya Tarik Pariwisata (ODTW)  di zona selatan memiliki daya tarik utama wisata pantai, panjang garis pantainya mencapai 99 kilometer yang terbagi dalam tiga tingkatan atau  stage, yakni timur, tengah dan barat. Terkait kawasan ekonomi khusus (KEK) Mandalika Resort yang dikelola oleh Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), yang bisa membawa Lombok Tengah semakin maju dalam pembangunan  kepariwisataan.  

Pengembangan pariwisata terutama primadona wisata yang ada di zona selatan  seperti pantai Kuta, Seger, Selong Belanak, Rumah adat Sasak Sade, akses menuju tempat wisata juga sangat mendukung sehingga menjadi modal untuk menarik wisatawan,daerah bagian selatan sangat berpotensi dan berpeluang dalam bidang pariwisata dan kelautan inilah yang harus terus  digenjot oleh pemerintah daerah dengan terus berusaha mendukung penuh pembangunan pariwisata  yang berkelanjutan dan berkesinambungan. Faktor pendukung yang harus dijaga dan diperhatikan adalah faktor keamanan (security) , keamanan sebagai jaminan kenyamanan wisatawan yang berkujung ke Lombok Tengah, rasa memiliki (sense of belonging) harus terus di sosialisasikan dan ditanam ke seluruh masyarakat khususnya tempat destinasi wisata.

Faktor –faktor pendukung pariwisata yang harus dikembangkan sebagai diferensiasi atau pembeda dari daerah-daerah tujuan wisata lainnya adalah adanya nilai tambah (added value) dari pariwisata itu sendiri, Lombok yang dikenal dengan pulau seribu masjid harus menunjukkan entitas diri sebagai pulau religius atau pulau wali atau kiyai lebih-lebih sudah di gembar-gemborkan wisata syariah dan NTB juga masuk nominasi The World Halal Travel.

Baru- baru ini juga tanggal 6 Oktober Gubernur Dr. Zainul Majdi menjalin kerja sama atau MOU dengan Qatar untuk menjalin kerjasama dalam bidang promosi pariwisata, inilah sebagai sinyal kuat untuk meningkatkan pariwisata yang mengdepankan atau berbasis added value, pangsa pasar yang sangat menjanjikan khususnya timur tengah sehingga mau tidak mau pemerintah provinsi harus membuat perda yang mengatur tentang pariwisata, lebih-lebih gubernur Nusa Tenggara Barat adalah seorang ulama besar atau tuan guru yang sarat dengan ilmu agama, sangat tidak etis ketika berkunjung ke salah satu tujuan wisata, wisatawan mancanegara dengan enaknya memakai pakian you can see pakian yang hanya menutup area yang sangat sensitif tanpa memperhatikan nilai budaya dankearifan lokal yang sudah tertanam dari leluhur nenek moyang  dari generasi ke generasi sehingga,   inilah salah satu alasan adanya  perda yang mengatur dalam hal pakian atau busana  ,

Dengan adanya perda yang  mengatur masalah itu,  ya paling tidak bisa memfilter atau memimalisir budaya atau gaya hidup (style of life) wisatawan mancanegara oleh masayarakat lokal. Inilah keunikan atau ciri khas yang harus ditunjukkan dan dimunculkan melalui pariwisata yang berbasis syariah dan The World Halal Travel, jangan khawatir ketika kunjungan wisatawan menurun tapi itu yang menunjukkan bahwa NTB khususnya Lombok mempunyai daya tarik wisata yang beda bukan hanya menarik kunjungan wisatawan yang sebanyak-banyak tapi wisatawan yang berkualitas atau mempunyai added value sehingga ini sebagai salah satu nilai jual NTB semakin tinggi di dunia pariwisata. Sehingga ke depannya NTB bisa menjadi pioneer atau penggagas utama yang mengedepankan added value dalam pariwisata.*****

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun