Unram dorong pencapaian SDGs 8 melalui pendampingan disabilitas produksi pupuk cair
Mahasiswa KKN PMD Universitas Mataram, mendampingi penyandang disabilitas di Desa Taman Ayu, Kecamatan Gerung, untuk memproduksi pupuk organik cair berbahan baku lidah buaya. Program kerja bertema pertanian ini merupakan salah satu program kerja mahasiswa yang dilaksanakan dalam bentuk sosialisasi dan praktik langsung dalam pembuatan pupuk organik cair dari lidah buaya, Selasa (30/7).
Program kerja ini bertujuan mendukung tercapainya Sustainable Development Goals (SDGs) ke-8 dengan fokus pekerjaan yang layak. Beberapa poin penting dalam upaya ini antara lain, Kesempatan Kerja yang Setara yakni penyandang disabilitas harus memiliki akses yang sama terhadap peluang kerja yang layak.
Ini termasuk non-diskriminasi di lingkungan masyarakat. Hal kedua adalah adanya Dukungan Sosial dan Subsidi, melalui Penyediaan dukungan sosial dan subsidi bagi penyandang disabilitas untuk membantu mereka mengatasi hambatan dalam mendapatkan dan mempertahankan pekerjaan.
Penyandang disabilitas di Desa Taman Ayu berjumlah sekitar 60 jiwa, dari jumlah tersebut beberapa masih belum memiliki pekerjaan tetap dikarenakan sulitnya mendapatkan kesempatan pekerjaan yang memadai, dengan pelatihan pembuatan pupuk cair dari lidah buaya mereka memiliki kesempatan yang lebih untuk memanfaatkan hasil dari pelatihan tersebut, misalkan pupuk yang sudah jadi dapat di jual di berbagai tempat termasuk sosial media.
Mengingat pengetahuan sebagian besar masyarakat akan manfaat dari lidah buaya masih minim. Maka dari itu mahasiswa KKN PMD UNRAM mencoba memanfaatkan hal tersebut sebagai bahan pupuk organik cair untuk meminimalisasi penggunaan pupuk kimia. Program kerja ini dilakukan melalui 2 tahap. Tahap 1 penyuluhan dalam pembuatan pupuk organik cair dari lidah buaya, lalu tahap 2 merupakan praktik dalam pembuatan pupuk organik lidah buaya (Selasa, 30 Juli 2024).
“Kami mengucapkan terimakasih kepada adik-adik mahasiswa yang telah mengadakan program kerja penyuluhan pembuatan pupuk organik cair dari lidah buaya serta penanaman 500 bibit cabai,” ujar Ketua Komunitas Penyandang Disabilitas Desa Taman Ayu, Muhidin.
Selain pembuatan pupuk dari lidah buaya, mahasiswa KKN PMD Universitas Mataram juga menyiapkan lahan dan 500 bibit cabai sebagai media penggunaan pupuk organik cair. Karena lahan penanaman bibit cukup kering maka mahasiswa KKN PMD UNRAM memanfaatkan botol bekas untuk membuat alat penyiraman infus untuk memudahkan petani disabilitas dalam perawatan tanaman.
Adapun 500 bibit cabai tersebut ditanam secara kolektif dengan kader asuh dan para penyandang disabilitas. Dengan menyiapkan lahan serta bibit tersebut diharapkan akan menjadi awal dari kreativitas petani disabilitas dalam memanfaatkan tanaman agar memiliki nilai ekonomi yang lebih tinggi, serta dapat memanfaatkan hasil pertaniannya seara berkelanjutan, mulai dari pengembangan produk pupuk organic cair tidak hanya untuk penggunaan individu, namun diharapkan dapat mereka produksi dan memasarkannya
Selain sebagai salah satu solusi mengubah perilaku masyarakat agar lebih peduli terhadap tanaman yang bermanfaat, sesungguhnya pelaksanaan ini mengandung potensi ekonomi dan social yang sangat besar bagi komunitas penyandang disabilitas desa taman ayu, yakni pupuk lidah buaya yang dapat memberikan output nyata kesempatan kerja (Job Creation) dalam melaksanakan pembuatan pupuk dan investasi
dalam bentuk kesehatan.
PENULIS : - Miftahul Akhyar & Dianeta
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya