Lima mahasiswa Universitas Mataram (UNRAM) Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) menemukan metode baru untuk mendeteksi merkuri dengan memanfaatkan limbah buah kepundung.
Melalui Program Kreativitas Mahasiswa bidang Riset Eksakta (PKM-RE), Yogi Dian Kusuma (Kimia), Irhas Anugrahadi (Kimia), Apriliya Ningsih (Kimia), Riska Sukma Wardani (Kimia), dan Dhity Rismawati (Matematika) berhasil membuat detektor merkuri memanfaatkan limbah kulit buah kepundung sebagai bioreduktor untuk sintesis nanopartikel perak. Inovasi menggunakan bahan alam ini mendukung green chemistry atau kimia hijau yang dapat menekan penggunaan pelarut-pelarut kimia berbahaya.Â
"Pemanfaatan kulit buah kepundung masih sangat terbatas karena limbah langsung dibuang, padahal terdapat senyawa fitokimia yang mampu dimanfaatkan sebagai green synthesis nanopartikel perak" kata salah satu anggota yaitu Riska Sukma Wardani Â
Detektor ini merupakan kertas yang telah dideposisikan nanopartikel perak. Prinsip kerja detektor ini berdasarkan kolorimetri, yaitu perubahan warna yang kontras ketika adanya merkuri dalam sampel. Nanopartikel perak memiliki warna kuning-kecoklatan yang akan berubah warna menjadi putih ketika bereaksi dengan merkuri. Semakin tinggi kadar merkuri, maka intensitas warna detektor semakin berkurang.Â
Uniknya, metode ini memanfaatkan smartphone sebagai alat untuk menganalisis intensitas warna berdasarkan nilai RGB (Red Green Blue) sehingga metode dengan lengkap dinamakan Kolorimetri Citra Digital (KCD). Metode KCD, kata Riska, memiliki kelebihan dari sisi biaya, waktu uji, dan ramah lingkungan dibandingkan metode standar seperti ICP-MS, CV-AAS, dan metode kolorimetri konvensional yang menggunakan larutan dan spektrofotometer UV-Vis"Â
Detektor ini juga dapat selektif mendeteksi merkuri jika dalam sampel mengandung logam-logam selain merkuri. Kadar merkuri yang mampu dianalisis dengan detektor ini dapat mencapai konsentrasi terendah dari 0,109 ppm hingga konsentrasi tertinggi 2 ppm. Murniati, dosen pendamping, berharap hasil penelitian ini dapat dikembangkan dengan sensitivias konsentrasi yang lebih rendah serta dapat dijadikan sebagai Mercury test kit yang dapat diproduksi secara besar. "Semoga riset ini bisa berguna untuk mendeteksi merkuri dengan cepat sehingga membantu masyarakat mengantisipasi apabila terjadi keracunan merkuri pada air atau produk-produk tertentu yang mengandung merkuri" terang Murniati.
Penulis/Redaksi: Irhas Anugrahadi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H