Mohon tunggu...
Muhamad Saudi
Muhamad Saudi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kopi hitam

Penikmat kopi hitam

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Wajib Tani, Penjaga Ketahanan Ekonomi Nasional

15 April 2020   09:44 Diperbarui: 15 April 2020   09:43 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bahkan mengubah tatanan dunia. Tak perlu jauh bicara pertanian, Wajibkan Kegiatan menanam di rumah (hidroponik) saja dulu. Jika terlaksana indonesia bukan hanya kesohor dengan sebutan negara agrarisnya, tapi bertambah satu gelar baru dengan sebutan negara hidroponik.

Kembali ke pokok tema bagaimana cara penulis ikut andil dalam menjaga ketahanan ekonomi nasional, saya hanya ingin berbagi pengalaman, bahwa dengan bertani, ditengah kondisi normal meski sedikit petani masih bisa menabung, dan ditengah merebaknya wabah virus ini petani masih bisa bertahan hidup, juga masih bisa berbagi meski hanya ke tetangga walau sementara kegiatan menabung diliburkan.

Pola pertanian yang sudah dan masih penulis jalankan adalah membagi lahan menjadi 3 bagian.

1 lahan tanaman berumur pendek seperti kangkung bayam kacang panjang mentimun cesim dan bawang merah atau cabe.

Bawang Merah(dokpri)
Bawang Merah(dokpri)
1 bagian saya buat kolam ikan nila atau lele dipagari pohon singkong pisang jagung dan tanaman yang berumur panjang. Dan

Kolam Ikan Nila(dokpri)
Kolam Ikan Nila(dokpri)
1 bagian saya tanami padi.

Padi disebelah kolam ikan(dokpri)
Padi disebelah kolam ikan(dokpri)
Selagi masih ada beras sisa musim panen kemarin saya masih bisa sedikit makan enak dengan sayur bervitamin, lalapan segar dan ikan yang dilumuri sambal pedas. Sambil bekerja di sawah kita bisa menikmati singkong bakar, rebusan jagung, atau goreng pisang dengan kopi hitam cap kilat produk lokal Kabupaten Pandeglang. Ditemani petani yang lain atau yang sedang mencari rumput untuk ternaknya yang kadang singgah di gubuk saya.

Sambil bekerja merawat tanaman Tak terasa cesim kita siap dijual. Selang 10 hari mentimun kita putik, lalu bawang kacang hijau. Ini yang utamanya ditunggu sampai pada waktunya panen padi lagi.

2-3 orang bisa kita pekerjakan, (sedikit membantu negara mengurangi pengangguran untuk beberapa hari ke depan). Cadangan beras kita bertambah lagi, sebagian hasil dijadikan modal menggarap, sebagian buat bekal sampai ke musim panen berikutnya sebagian buat dijual dijadikan tabungan.

Berbagi hasil panen, petani masih sangat leluasa. Masih ragu bahwa pertanian sangat bisa menjaga Stabilitas Dan ketahanan ekonomi nasional? Banyak bukti yang kita saksikan. Orang-orang tua kita yang lahir di zaman dulu mampu mewariskan sawah dan kebun ke anak-anak dan cucunya, tidak sedikit pula. 

Padahal kita tahu zaman dulu fasilitas tidak semodern seperti sekarang ini, tidak semua orang mempunyai kendaraan atau handphone untuk mempercepat laju penjualan hasil buminya ke pasar apalagi ke kota besar. kita juga tahu yang mereka tanam hanya padi dan buah-buahan musiman atau tahunan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun