Mohon tunggu...
Muhammad Syakir
Muhammad Syakir Mohon Tunggu... Editor - Editor literatur Perpusalam malabar

Seorang Literatur ,Petani dan Penggemar IT Lebih menyukai menulis membaca dan bertani

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Upaya Mengatasi Tantangan Pangan Mahasiswa Institut Pangeran Dharma Kusuma Melaksanakan Seminar Pertanian

13 Desember 2023   22:20 Diperbarui: 13 Desember 2023   22:31 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selasa,12 Desember 2023. 

Program kerja merupakan suatu hal yang wajib diikuti dan dilaksanakan secara kelompok maupun secara organisasi , sama halnya ketika Dalam Kegiatan Kuliah Kerja nyata.

Bertepatan di desa segeran , Kecamatan juntinyuat, Kabupaten indramayu mahasiswa Kuliah kerja nyata (Kkn) Institut Pangeran Dharma Kusuma kelompok 2 resmi melaksanakan salah satu poin dari Tri Dharma perguruan tinggi, dalam Kelompok 2 ini di dominasi oleh kader Kader IPNU IPPNU yang aktif.

Muhammad Fery Syafei yang juga merupakan Kader Aktif di IPNU Kabupaten Bandung sekaligus Ketua kelompok 2 turut mengikuti kkn di desa segeran ini. 

Melihat kondisi dan budaya di desa segeran yang mayoritas penduduknya adalah Petani dan lahan yang banyak perkebunan serta persawahan , menjadi awal kelompok ini ingin memberikan kontribusi lebih dalam pengabdian masyarakat. Menurut Data Dari Greenpeace sendiri di Indonesia, berbagai peristiwa gagal panen akibat cuaca ekstrim semakin sering ditemukan. Salah satu kasus yang sangat mengkhawatirkan ialah Gagal panen mengakibatkan rusaknya lahan pertanian masyarakat dan terjadinya gagal panen. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mencatat sekitar 500 lebih kepala keluarga mengalami kelaparan, bahkan beberapa telah meregang nyawa. Masih hangat dalam ingatan Ketika 6 Hektare Sawah yang berada di indramayu gagal panen karena el nino. Kenaikan suhu global, mengakibatkan kondisi cuaca yang tidak menentu. Para petani , harus rela kehilangan kesempatan panen hampir 50 persen dari yang seharusnya mereka panen akibat hujan ekstrim. Begitu juga dengan petani cabe, hampir di semua wilayah Jawa dan Sumatera yang menderita kerugian akibat hujan ekstrim. 

Gagal panen akibat cuaca ekstrim semakin sering terjadi di Indonesia. Masyarakat harus menanggung biaya lebih untuk memperoleh pasokan karbohidrat, protein, dan serat. Sementara, lonjakan harga pangan, tidak pernah benar-benar mendatangkan kesejahteraan bagi petani. Petani, justru ikut menderita kerugian karena hasil panen yang tidak maksimal. Sementara, mereka harus tetap menanggung biaya produksi yang semakin tinggi. 

"Kami sebagai masyarakat sangat mendukung terhadap pelaksanaan seminar ini , karena jarang jarang anak anak muda mengedukasi dan  mengenalkan tentang tantangan pangan untuk antisipasi masyarakat terhadap pertanian." Sahut dari warga yang mengikuti seminar

Fokus utama Dalam kegiatan ini adalah mengatasi Tantangan Pangan di masa depan dengan melaksanakan Seminar Pertanian Lestari yang bertema "PENGEMBANGAN PERTANIAN BERKELANJUTAN UNTUK MENGATASI TANTANGAN PANGAN GLOBAL" menjadi hal utama dalam mengedukasi masyarakat, " tanggapan ketua pelaksana " ujarnya.

Dengan mengundang ketua dari Pusat Pelatihan Pertanian dan Pengembangan Swadaya (P4S) yakni Erwin Wiguna,S.P sebagai narasumber dalam seminar ini.

"Karena , bulan bulan lalu indramayu sempat mengalami kekeringan akibat musim kemarau panjang, dengan adanya seminar ini pastinya masyarakat mampu teredukasi dan bisa memitigasi sejak dini." Pungkas dari Narasumber

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun