Mohon tunggu...
Muhamad Romzi
Muhamad Romzi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya hobi berolahraga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Buaian Kaliang, Bianglala Khas Pesisir Selatan

19 Juli 2024   05:21 Diperbarui: 19 Juli 2024   05:25 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Minangkabau merupakan salah-satu suku yang kaya akan tradisi.dimana tiap-tiap daerah kecil diminangkabau ini bahkan memiliki tradisi yang berbeda-beda pula.contohnya disumatera barat khususnya pesisir selatan ada salah satu tradisi yang disebut buaian kaliang.hal ini bisa dibenarkan karena setiap hari raya idul fitri,beberapa daerah dipesisir selatan akan mengadakan acara untuk menghibur anak-anak yang disebut dengan buaian kaliang.

Sekilas buaian kaliang hampir terlihat mirip dengan bianglala,tetapi jika diperhatikan dengan seksama akan terlihat cukup banyak perbedaan diantara keduanya. bianglala terbuat dari besi sedangkan buaian kaliang terbuat dari kayu yang sangat kuat.cara pengoperasiannya pun berbeda,jika bianglala menggunakan mesin untuk memutarnya maka buaian kaliang hanya menggunakan tenaga manusia untuk menggerakkannya.

Tak terkecuali dikampung halaman saya khususnya dikecamatan lengayang.pemuda-pemudi setempat akan bergotong royong untuk mendirikan buaian kaliang pada bulan ramadhan,supaya bisa langsung dioperasikan dimalam hari raya idul fitri nantinya.dimulai dari mengecat perangkatnya seperti buaian kaliang itu sendiri dan tiangnya.lalu menancapkan tiang tersebut ketanah dengan kuat agar tidak mudah terjatuh ketika pengoperasian.setelah itu keempat buaian tersebut akan dihubungkan dengan kayu penghubung antara tiang dan buaian,barulah buaian kaliang yang terdiri atas 4 buaian digantungkan satu-persatu kekayu penghubung tersebut.

Seluruh pemuda sangat antusias terhadap tradisi ini karena selain sebagai hiburan untuk anak-anak,ini juga tentu saja akan membuat suasana hari raya dikampung akan sangat meriah. sebagai salah satu pemuda juga turut andil disini,baik itu sebagai orang yang membantu mendirikan buaian kaliang,maupun sebagai operatornya.

Di kampung saya puncak dari acara ini adalah orgen tunggal yang diadakan dari sore sampai pagi. biayanya menggunakan uang yang terkumpul dari hasil penjualan tiket untuk menaiki buaian kaliang yang dioperasikan selama 5 malam.seperti itulah tradisi ini yang tak bisa ditelan oleh zaman,dalam setahun sekali pasti acara ini dilangsungkan,yang diturunkan dari dulu dari generasi kegenerasi seperti saya yang dulu adalah penikmat buaian kaliang ini sekarang sudah menjadi operatornya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun