Mohon tunggu...
Muhamad Rizqi
Muhamad Rizqi Mohon Tunggu... Freelancer - Advertiser

Saya adalah orang yang suka travler

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Penumpukkan Gas di Lambung dan Kaitannya dengan Asam Lambung

28 Agustus 2024   13:29 Diperbarui: 28 Agustus 2024   13:36 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penumpukan Gas di Lambung dan Kaitannya dengan Asam Lambung-Pernahkah Anda merasakan perut kembung, begah, dan disertai sensasi terbakar di dada? Kondisi ini mungkin mengindikasikan adanya penumpukan gas di lambung yang memicu naiknya asam lambung. Meskipun sering dianggap sepele, kondisi ini dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan menurunkan kualitas hidup.

Penumpukan gas di lambung adalah kondisi di mana terdapat terlalu banyak gas dalam saluran pencernaan, terutama di lambung. Gas ini umumnya dihasilkan dari proses pencernaan makanan, bakteri baik dalam usus, atau udara yang tertelan saat makan atau minum.

Ketika gas menumpuk di lambung, tekanan di dalam lambung akan meningkat. Peningkatan tekanan ini dapat menyebabkan katup antara lambung dan kerongkongan (lower esophageal sphincter) melemah atau terbuka. Akibatnya, asam lambung yang seharusnya berada di dalam lambung dapat naik ke kerongkongan dan menyebabkan sensasi terbakar yang khas.

Beberapa faktor yang dapat memicu penumpukan gas dan asam lambung naik antara lain:

  • Pola makan: Mengonsumsi makanan berlemak, pedas, bergas, atau bersoda dapat meningkatkan produksi gas di dalam perut. Selain itu, makan terlalu cepat atau dalam porsi besar juga dapat menyebabkan penumpukan gas.
  • Minuman: Minuman berkafein, alkohol, dan minuman bersoda dapat memicu produksi asam lambung dan memperburuk gejala.
  • Stres: Stres dapat mengganggu sistem pencernaan dan memicu kontraksi otot-otot lambung yang tidak normal, sehingga meningkatkan tekanan di dalam lambung.
  • Obat-obatan: Beberapa jenis obat, seperti aspirin, ibuprofen, dan obat-obatan pereda nyeri lainnya, dapat mengiritasi lambung dan meningkatkan produksi asam lambung.
  • Kondisi medis: Kondisi medis seperti hernia hiatus, GERD (Gastroesophageal Reflux Disease), dan gangguan pencernaan lainnya dapat meningkatkan risiko penumpukan gas dan asam lambung naik.

Gejala yang Muncul

Selain sensasi terbakar di dada, gejala lain yang sering muncul akibat penumpukan gas dan asam lambung naik antara lain:

  • Perut kembung dan begah
  • Bersendawa
  • Mual
  • Muntah
  • Sakit perut
  • Sulit menelan
  • Batuk kronis

Cara Mengatasi

Untuk mengatasi penumpukan gas dan asam lambung naik, Anda dapat melakukan beberapa hal berikut:

  • Mengubah pola makan: Hindari makanan yang memicu produksi gas dan asam lambung.
  • Mengatur porsi makan: Makan dalam porsi kecil dan sering.
  • Mengunyah makanan secara perlahan: Mengunyah makanan dengan baik dapat membantu mengurangi jumlah udara yang tertelan.
  • Mengurangi stres: Lakukan teknik relaksasi seperti meditasi atau yoga.
  • Menjaga berat badan ideal: Obesitas dapat meningkatkan tekanan pada perut dan memperburuk gejala.
  • Konsumsi obat-obatan: Jika gejala sangat mengganggu, konsumsi obat sungguh direkomendasikan salah satunya yaitu HerbaVOMITZ, mengandung fraksi avominol jahe emprit, mampu bantu pengosongan lambung dari gas dengan cepat.

Penumpukan gas di lambung yang menyebabkan asam lambung naik adalah kondisi yang cukup umum. Dengan melakukan perubahan gaya hidup dan pola makan, serta berkonsultasi dengan dokter jika diperlukan, kondisi ini dapat diatasi dan kualitas hidup Anda dapat kembali membaik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun