Mohon tunggu...
Muhamad Riski
Muhamad Riski Mohon Tunggu... Mahasiswa - Bukan rizky, rizki, dan risky !

Mahasiswa setengah sadar yang mencari kesibukan dengan kerja kerja ngopi !

Selanjutnya

Tutup

Humor

Sepahit yang Coffeekirkan

24 Januari 2022   12:10 Diperbarui: 26 Januari 2022   09:57 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk anda yang sedang galau segalau galaunya. Pergi ke kedai kopi adalah salah satu cara menghabiskan uang, ketik angka 1 jika anda setuju. Tapi dengan ini mungkin perasaan menjadi lebih tenang dan senang bertemu orang-orang dan bertukar pikiran untuk sebuah kebaikan, kebaikan dalam arti untuk anda sendiri dan hati anda tentunya.

Dari berbagai minuman yang ada di kedai kopi, mungkin memesan espresso tanpa gula adalah salah satu pilihan terbaik bagi saya, karena apa? karena sejujurnya saya pribadi juga sangat bingung dengan kopi-kopi di menu pilihan, seperti latte, brew brew bahkan yang shot shot, paling ditakutkan adalah ketika salah dalam pengucapan, malu lur sedulur takut mbak baristanya malam tertawa dan melihatkan betapa manisnya ketika tersenyum, malah kopinya tidak jadi pahit nanti. Alasan lain yang mendukung dan lebih teoritis adalah karena dengan kopi bisa bercerita banyak tentang pahitnya hidup dan menjalin silaturahmi tentunya, berbagi keluh kesah yang dituangkan kedalam secangkir kopi.

Diminum dengan penuh filosofi pahitnya kehidupan, bahkan pahitnya hidup bisa dirasakan hanya dengan minum kopi tersebut. Sudah pahit hidupnya kok malah pesan minuman pahit, hadeh bisa bisanya manusia seperti saya yang dalilnya adalah coba-coba dan murah harganya apalagi dengan pembayaran cashless yang promonya sangat tidak masuk akal, apakah anda juga seorang pemuja promo? 

Hal yang menarik adalah teman saya yang bercap anak senja, minum kopi dengan mendengarkan lagu indie, dengan liriknya yang menusuk hati, soalnya kalau campursari malah menjadi cidro. Mengingatkan masa lalu dengan mantan yang rasanyaaaa, anda sendiri juga pasti sudah merasakan betapa hahahahanya. Dengan lirik yang menusuk hati mungkin bisa membuat spontan seseorang untuk berbicara tentang keresahan-keresahan yang sedang dihadapi, ditambah dengan segala hiruk pikuk kota ini yang tentunya membuat anda sangat terkejoet, yaitu kecilnya banget umr di kota ini. Yaa begitulah mau ga mau memang harus bersyukur tapi ngrundel, gimana tu pak!

Kepada yth keresahan hati memang selalu menjadi masalah bagi kaum muda apalagi soal cinta. Berat banget rasannya serasa dunia bukan milik berdua, seperti langit sudah menjadi kusam, matahari sudah malas bersinar lagi dan malam hari sangat sepi tanpamu lagi, ditemani hujan rintik rintik yang sangat cocok suasananya untuk meneteskan air mata seperti lagunya siapa tu yang hujan turun di dalam hatimu bukan lagi matamu..... berat memang berat. 

Bermodalkan kekuatan super sebisa mungkin harus bisa terus melangkah dengan semangat tidak perlu berlari, karena kalau berlari dan capek pasti berhenti. Jika memang ditakdirkan untuk bersedih ya tidak perlu sedih banget, sedih sekedarnya dan lebih baik mabuk semletre mletrenya, jangan lupa nyanyi gaes asolole yak yak hokyaa yen wes mumet tambah anggure wae pumpung ijeh kandel dompete, astagfirullah mohon jangan ditiru karena saya juga tidak seperti itu haha, lebih baik masalah ini dikembalikan dan dipasrahkan kepada Tuhan, karena sejatinya Tuhan tidak akan membiarkan hambanya untuk bersedih terus terusan. 

Dari sini mungkin Tuhan berpesan bahwa seyogyanya manusia dapat belajar dari masalah yang dihadapi, dari situ manusia berproses untuk menjadi manusia yang lebih okhehehe. Jika memang kebahagian adalah milik bersama maka jika orang lain bahagia kita juga berhak bahagia bukan?

Kembali lagi merasakan kopi pahit yang sudah di depan mata, ternyata sudah 4 jam tak terasa! cuman membeli minum saja, apakah wajar. Tanpa disadari ternyata sudah setengah cangkir habis, pahitnya sudah hampir habis, hanya sisa-sisa kepahitan yang sulit untuk di hapus dalam memori kehidupan. Mungkin setelah ini bisa dilanjutkan pergi melangkah ke pantai untuk menikmati senja, senja yang diyakini bisa memberikan ketenangan batin. Mengajarkan rasa syukur atas keindahan yang Tuhan berikan kepada manusia.

Setelah seharian berusaha untuk menaklukan dunia meskipun cuman dengan bercerita, sudah saatnya untuk rehat sejenak untuk menetralkan hati dari segela hiruk pikuk kehidupan. Ditambah lagi soal pandemi yang juga belum usai. Ketika anda mungkin merasakan ditinggalkan, bahkan anda harus beristirahat dari dunia pendidikan, harus dikeluarkan dalam pekerjaan, atau dihadapkan oleh kebijakan-kebijakan pemerintah yang membuat anda pusing. 

Sebelum mengakhiri pengarangan cerita yang ditulis dengan sepenuh hati dan segala amburadulnya.

Jangan lupa memberi kesempatan pada diri sendiri untuk duduk bersama dengan orang pilihan, melihat matahari terbenam. Sebuah keistimewaan tersendiri. Apalagi dibarengi dengan pergantian waktu menuju malam, yang bisa menjadi sebuah pesan bahwa malam akan segera datang. Mimpi akan dibangun lagi, dibawah rembulan dan keindahan rasi bintang. Esok kan datang dengan penuh harapan !

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun