Mohon tunggu...
MUHAMAD RIFKI YULISTIANSYAH
MUHAMAD RIFKI YULISTIANSYAH Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Sebagai penulis yang memiliki ketertarikan mendalam terhadap teknologi, sejarah, dan sastra, saya menikmati menjelajahi berbagai inovasi teknologi yang mengubah dunia kita. Saya juga tertarik mempelajari sejarah untuk memahami bagaimana peristiwa masa lalu membentuk masa kini. Selain itu, saya menggemari sastra, baik sebagai pembaca maupun penulis, karena karya tulis memiliki kekuatan untuk menggugah pikiran dan perasaan. Melalui tulisan-tulisan saya di Kompasiana, saya berharap dapat berbagi pengetahuan, pandangan, dan inspirasi dengan komunitas yang lebih luas.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menakar Keamanan di Asia Tenggara di Tengah Ketegangan Global

13 Agustus 2024   17:30 Diperbarui: 13 Agustus 2024   17:31 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Asia Tenggara, sebuah kawasan yang penuh dengan dinamika geopolitik, kini menghadapi tantangan besar di tengah meningkatnya ketegangan global. Sebagai wilayah yang strategis, Asia Tenggara menjadi pusat perhatian berbagai kekuatan besar dunia, seperti Amerika Serikat dan China, yang terus bersaing untuk mendapatkan pengaruh. Di tengah situasi ini, stabilitas kawasan menjadi isu krusial yang harus dikelola dengan bijak oleh negara-negara anggota ASEAN.

Posisi strategis Asia Tenggara menjadikannya salah satu pusat penting dalam perdagangan maritim global, terutama di wilayah Laut Cina Selatan. Konflik teritorial yang melibatkan beberapa negara ASEAN dan China di wilayah ini menjadi sumber ketegangan yang signifikan. Jika tidak dikelola dengan baik, perselisihan ini berpotensi memicu konflik yang lebih besar, yang tentu saja dapat mengancam stabilitas seluruh kawasan.

Selain ancaman eksternal, keamanan di Asia Tenggara juga dipengaruhi oleh dinamika internal masing-masing negara. Ketegangan politik domestik, masalah terorisme, dan radikalisme masih menjadi ancaman yang nyata. Negara-negara ASEAN harus terus berupaya memperkuat kapasitas internal mereka dalam menghadapi tantangan-tantangan ini, sekaligus menjaga solidaritas dan kesatuan regional.

Sebagai organisasi regional, ASEAN memainkan peran yang sangat penting dalam menjaga stabilitas kawasan. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa ASEAN sering dikritik karena dianggap kurang tanggap dalam merespons isu-isu keamanan krusial. Prinsip non-intervensi yang dipegang teguh oleh ASEAN kadang menjadi hambatan dalam menghadapi masalah yang memerlukan tindakan kolektif dan cepat. Meski begitu, ASEAN tetap menjadi platform diplomasi yang penting di Asia Tenggara. Melalui inisiatif-inisiatif seperti ASEAN Regional Forum (ARF) dan East Asia Summit (EAS), negara-negara ASEAN berusaha menciptakan dialog yang konstruktif dengan kekuatan-kekuatan besar dunia. Dialog ini bertujuan untuk mencegah eskalasi konflik dan menjaga perdamaian di kawasan.

Selain diplomasi politik, diplomasi ekonomi juga menjadi alat penting dalam menjaga stabilitas di Asia Tenggara. Negara-negara ASEAN berupaya membangun kerjasama ekonomi yang kuat untuk menciptakan ketergantungan ekonomi yang saling menguntungkan, sehingga mengurangi potensi konflik. Perjanjian perdagangan bebas, seperti ASEAN Free Trade Area (AFTA), serta kemitraan ekonomi strategis lainnya, berperan penting dalam meningkatkan stabilitas kawasan. Namun, tantangan ekonomi global seperti resesi yang dipicu oleh pandemi COVID-19 dan ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan China turut memberikan dampak negatif pada ekonomi negara-negara ASEAN. Ketidakpastian ekonomi ini bisa menjadi sumber ketidakstabilan jika tidak ditangani dengan baik.

Selain ancaman militer dan ekonomi, Asia Tenggara juga menghadapi tantangan keamanan non-tradisional yang semakin nyata, seperti perubahan iklim, bencana alam, dan pandemi. Misalnya, perubahan iklim dapat memicu bencana alam yang berdampak luas, termasuk perpindahan penduduk secara besar-besaran, yang pada akhirnya bisa memicu ketegangan sosial dan politik. Pandemi COVID-19 merupakan contoh nyata bagaimana tantangan non-tradisional dapat menguji ketahanan kawasan. ASEAN harus belajar dari pengalaman ini dan meningkatkan kapasitasnya dalam menangani krisis kesehatan dan bencana alam di masa depan.

Keamanan Asia Tenggara di masa depan akan sangat bergantung pada kemampuan negara-negara ASEAN untuk beradaptasi dengan perubahan geopolitik global dan mengelola dinamika internal mereka. ASEAN perlu terus memperkuat kerjasama di berbagai bidang, termasuk politik, ekonomi, dan keamanan, untuk memastikan kawasan ini tetap stabil dan damai. Negara-negara ASEAN juga harus lebih proaktif dalam menciptakan mekanisme keamanan yang efektif, baik melalui kerjasama bilateral maupun multilateral. Hal ini termasuk memperkuat kerjasama militer, intelijen, dan penegakan hukum untuk menghadapi ancaman terorisme, kejahatan lintas batas, dan isu-isu keamanan lainnya.

Pada akhirnya, stabilitas Asia Tenggara tidak hanya bergantung pada upaya masing-masing negara, tetapi juga pada solidaritas regional dan kemampuan ASEAN untuk bertindak sebagai penjaga keamanan yang efektif. Dengan mengelola ketegangan dengan bijak dan memperkuat kerjasama regional, Asia Tenggara dapat tetap menjadi kawasan yang damai dan stabil di tengah ketidakpastian global yang semakin meningkat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun