Mohon tunggu...
MUHAMAD RIFKI YULISTIANSYAH
MUHAMAD RIFKI YULISTIANSYAH Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Sebagai penulis yang memiliki ketertarikan mendalam terhadap teknologi, sejarah, dan sastra, saya menikmati menjelajahi berbagai inovasi teknologi yang mengubah dunia kita. Saya juga tertarik mempelajari sejarah untuk memahami bagaimana peristiwa masa lalu membentuk masa kini. Selain itu, saya menggemari sastra, baik sebagai pembaca maupun penulis, karena karya tulis memiliki kekuatan untuk menggugah pikiran dan perasaan. Melalui tulisan-tulisan saya di Kompasiana, saya berharap dapat berbagi pengetahuan, pandangan, dan inspirasi dengan komunitas yang lebih luas.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menyongsong Kurikulum Merdeka, Pendekatan Baru dalam Pendidikan di Indonesia

30 Juli 2024   18:00 Diperbarui: 30 Juli 2024   18:03 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia baru-baru ini memperkenalkan Kurikulum Merdeka sebagai bagian dari reformasi pendidikan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan relevansi pendidikan di tanah air. Kurikulum ini menekankan pembelajaran yang lebih fleksibel dan berpusat pada peserta didik, memberikan kebebasan lebih besar bagi guru dan siswa dalam proses belajar-mengajar.

Apa Itu Kurikulum Merdeka?

Kurikulum Merdeka adalah pendekatan baru dalam sistem pendidikan Indonesia yang memberikan kebebasan kepada sekolah dan guru untuk menentukan kurikulum sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik peserta didik. Kurikulum ini berfokus pada pengembangan kompetensi dasar dan keterampilan abad ke-21, seperti kreativitas, kolaborasi, dan pemecahan masalah.

Pendekatan dalam Mengajar Anak di Era Kurikulum Merdeka

1. Pembelajaran Berbasis Proyek

Kurikulum Merdeka mendorong pembelajaran yang berfokus pada proyek atau masalah nyata yang dihadapi siswa. Metode ini memungkinkan siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan mereka dalam konteks yang relevan, sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna.

2. Pendidikan yang Berpusat pada Peserta Didik

Dalam Kurikulum Merdeka, peran guru lebih sebagai fasilitator daripada pengajar tradisional. Guru memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengeksplorasi minat mereka, mendorong partisipasi aktif, dan memfasilitasi diskusi yang mendalam.

3. Penilaian yang Menyeluruh

Selain penilaian akademik, Kurikulum Merdeka juga mengutamakan penilaian formatif yang terus-menerus selama proses belajar. Hal ini membantu guru memahami perkembangan siswa dan memberikan umpan balik yang konstruktif.

4. Fleksibilitas dalam Pembelajaran 

Kurikulum Merdeka memberikan kebebasan bagi sekolah untuk menentukan muatan lokal dan aktivitas yang sesuai dengan kebutuhan dan potensi siswa. Ini bisa termasuk pendidikan karakter, keterampilan hidup, dan pengembangan diri.

5. Pemanfaatan Teknologi dalam Pendidikan

Teknologi menjadi alat yang penting dalam mendukung pembelajaran di era Kurikulum Merdeka. Penggunaan platform digital, video pembelajaran, dan sumber daya online membantu memperkaya proses belajar dan memperluas akses informasi.

Tantangan dan Harapan

Penerapan Kurikulum Merdeka tentu bukan tanpa tantangan. Tantangan utama terletak pada kesiapan sumber daya manusia, infrastruktur, dan adaptasi terhadap perubahan sistem yang baru. Guru membutuhkan pelatihan yang memadai untuk memahami dan mengimplementasikan kurikulum ini secara efektif.

Namun, dengan dukungan yang tepat dari pemerintah, masyarakat, dan pihak terkait lainnya, Kurikulum Merdeka memiliki potensi untuk menciptakan sistem pendidikan yang lebih adaptif, inklusif, dan berfokus pada pengembangan potensi individu. Ini adalah langkah besar menuju masa depan pendidikan Indonesia yang lebih baik, di mana setiap anak memiliki kesempatan untuk berkembang sesuai dengan bakat dan minat mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun