Mohon tunggu...
MUHAMAD RIFKI YULISTIANSYAH
MUHAMAD RIFKI YULISTIANSYAH Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Sebagai penulis yang memiliki ketertarikan mendalam terhadap teknologi, sejarah, dan sastra, saya menikmati menjelajahi berbagai inovasi teknologi yang mengubah dunia kita. Saya juga tertarik mempelajari sejarah untuk memahami bagaimana peristiwa masa lalu membentuk masa kini. Selain itu, saya menggemari sastra, baik sebagai pembaca maupun penulis, karena karya tulis memiliki kekuatan untuk menggugah pikiran dan perasaan. Melalui tulisan-tulisan saya di Kompasiana, saya berharap dapat berbagi pengetahuan, pandangan, dan inspirasi dengan komunitas yang lebih luas.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Media Sosial terhadap Kesehatan Mental Remaja: Sebuah Refleksi di Era Digital

26 Juli 2024   07:15 Diperbarui: 26 Juli 2024   07:23 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi remaja dengan ponsel di tangan, terlihat cemas, dengan latar belakang ikon-ikon media sosial yang mengelilinginya. [Sumber: DALL-E]

Di era digital ini, media sosial telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari, terutama bagi remaja. Platform seperti Instagram, TikTok, dan Twitter menawarkan cara baru untuk berinteraksi, berbagi momen, dan mengekspresikan diri. Namun, di balik segala kemudahan dan kesenangan yang ditawarkan, muncul pertanyaan penting: bagaimana pengaruh media sosial terhadap kesehatan mental remaja?

Kecanduan dan Dampaknya

Salah satu dampak paling mencolok dari penggunaan media sosial adalah kecanduan. Menurut sebuah studi dari Pew Research Center pada tahun 2022, 45% remaja merasa harus terus-menerus memeriksa notifikasi di media sosial mereka. Remaja sering kali menghabiskan berjam-jam di depan layar ponsel mereka, mengabaikan kegiatan fisik, interaksi tatap muka, dan bahkan waktu tidur. Kecanduan ini dapat memicu masalah kesehatan mental seperti kecemasan, depresi, dan stres.

Studi yang diterbitkan di JAMA Psychiatry menunjukkan bahwa remaja yang menghabiskan lebih dari tiga jam sehari di media sosial memiliki risiko dua kali lipat mengalami masalah kesehatan mental dibandingkan dengan mereka yang menghabiskan lebih sedikit waktu.

Perbandingan Sosial dan Tekanan Psikologis

Media sosial juga memfasilitasi perbandingan sosial yang tak terelakkan. Remaja sering kali membandingkan diri mereka dengan orang lain yang tampaknya memiliki kehidupan lebih sempurna, lebih bahagia, dan lebih sukses. Perbandingan ini dapat menimbulkan rasa rendah diri, tidak puas dengan diri sendiri, dan bahkan depresi.

Tekanan untuk memenuhi standar kecantikan dan gaya hidup yang ditampilkan di media sosial dapat menyebabkan gangguan makan, masalah citra tubuh, dan gangguan psikologis lainnya. Sebuah penelitian oleh University of Pennsylvania menemukan bahwa mengurangi penggunaan media sosial dapat secara signifikan menurunkan tingkat depresi dan kesepian di kalangan remaja.

Kisah Nyata: Dampak Media Sosial pada Seorang Remaja

Rina (16) adalah seorang pelajar SMA yang aktif di media sosial. Awalnya, Rina menikmati berinteraksi dengan teman-teman dan mengikuti tren terbaru. Namun, seiring waktu, ia mulai merasa cemas setiap kali melihat postingan teman-temannya yang tampak selalu bahagia dan sukses. Rina merasa hidupnya tidak sebaik yang terlihat di media sosial, yang akhirnya mempengaruhi kesehatan mentalnya. Setelah berkonsultasi dengan psikolog, Rina mulai membatasi penggunaan media sosialnya dan fokus pada kegiatan positif lainnya. Kini, Rina merasa lebih bahagia dan percaya diri.

Peran Orang Tua dan Pendidikan

Orang tua memainkan peran penting dalam mengatasi dampak negatif media sosial terhadap kesehatan mental remaja. Mengajarkan anak-anak tentang penggunaan media sosial yang sehat, membatasi waktu layar, dan mendorong kegiatan offline yang positif dapat membantu mengurangi risiko masalah kesehatan mental.

Pendidikan juga berperan penting. Sekolah harus menyediakan program edukasi tentang penggunaan media sosial yang bijak dan efeknya terhadap kesehatan mental. Dengan pengetahuan yang tepat, remaja dapat belajar untuk menggunakan media sosial dengan cara yang lebih positif dan menghindari dampak negatifnya.

Solusi dan Saran

1. Batasi Waktu Layar

Orang tua dan remaja dapat menggunakan aplikasi pengaturan waktu layar untuk mengontrol penggunaan media sosial.

2. Promosikan Kegiatan Offline

Dorong remaja untuk terlibat dalam kegiatan fisik, hobi, dan interaksi tatap muka.

3. Pendidikan Digital

Sekolah dan organisasi dapat menyediakan workshop tentang kesehatan mental dan penggunaan media sosial yang sehat.

Media sosial, meskipun menawarkan banyak manfaat, juga memiliki dampak yang signifikan terhadap kesehatan mental remaja. Penting bagi kita semua untuk menyadari dan mengatasi dampak negatif ini melalui pendidikan, dukungan, dan kebijakan yang tepat. Dengan demikian, remaja dapat menikmati manfaat media sosial tanpa mengorbankan kesehatan mental mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun