Mohon tunggu...
MUHAMAD RIFKI YULISTIANSYAH
MUHAMAD RIFKI YULISTIANSYAH Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Sebagai penulis yang memiliki ketertarikan mendalam terhadap teknologi, sejarah, dan sastra, saya menikmati menjelajahi berbagai inovasi teknologi yang mengubah dunia kita. Saya juga tertarik mempelajari sejarah untuk memahami bagaimana peristiwa masa lalu membentuk masa kini. Selain itu, saya menggemari sastra, baik sebagai pembaca maupun penulis, karena karya tulis memiliki kekuatan untuk menggugah pikiran dan perasaan. Melalui tulisan-tulisan saya di Kompasiana, saya berharap dapat berbagi pengetahuan, pandangan, dan inspirasi dengan komunitas yang lebih luas.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menjaga Ketaatan di Tengah Ketergodaan

11 Juli 2024   07:30 Diperbarui: 11 Juli 2024   07:44 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Sumber Ilustrasi : Art of Arthaira 

Dalam kehidupan yang penuh godaan dan perubahan, sering kali kita dihadapkan pada pertanyaan yang menguji kesetiaan dan ketaatan kita terhadap nilai-nilai agama. Sebuah pertanyaan sederhana tentang mengapa seseorang memilih untuk tidak terlibat dalam pacaran bisa mengungkapkan lebih dalam tentang prinsip hidup seseorang. 

Ketika seorang pemuda dengan mantap menjawab bahwa dia memilih untuk menjaga dirinya agar senantiasa dijaga oleh Allah, itu bukan hanya sekadar keputusan, tapi juga manifestasi dari keimanan yang kuat. Seperti yang dikatakan dalam Al-Qur'an, "Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan petang hari dengan mengharap keridhaan-Nya" (Al-Kahfi: 28).

Bagi saya, menjaga larangan agama bukan hanya soal mematuhi perintah tanpa alasan, tetapi juga tentang membangun hubungan yang kokoh dengan Sang Pencipta. Ibadah tidak boleh terganggu oleh kemaksiatan yang mungkin dianggap sepele oleh banyak orang. 

Setiap larangan memiliki makna dan hikmah yang dalam, seperti sabda Rasulullah saw., "Janganlah seorang lelaki duduk berdua-duan dengan seorang perempuan kecuali dengan mahramnya, karena setan itu adalah yang ketiga di antara mereka" (HR. Ahmad). Dengan mematuhi larangan-larangan ini, kita tidak hanya menjaga diri dari dosa, tetapi juga memperkuat ikatan spiritual dengan Allah.

Kepercayaan saya adalah bahwa setiap orang akan memperoleh pasangan hidup yang setara dengan nilai-nilai dan ketaatannya kepada agama. Oleh karena itu, penting untuk menjaga diri agar layak menerima karunia tersebut. Dalam surat Ar-Rum ayat 21, Allah menyatakan, "Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu pasangan hidup dari jenis kalian sendiri, agar kamu mendapatkan ketenangan dan kasih sayang darinya, serta Dia menanamkan rasa cinta di antara kalian. 

Sesungguhnya, pada hal ini terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang berpikir." Ayat ini menggarisbawahi bahwa pasangan hidup bukanlah kebetulan semata, melainkan bagian dari rencana ilahi yang indah bagi mereka yang memegang teguh keimanan.

Penantian dalam ketaatan tidak akan pernah sia-sia. Sabar dan taat kepada Allah adalah investasi jangka panjang yang pasti akan mendatangkan kebahagiaan dan keberkahan. Seperti yang disampaikan dalam hadis riwayat Bukhari dan Muslim, Rasulullah saw. bersabda, "Sesungguhnya di sisi Allah ada surga yang hampir dengan masuknya seorang hamba, lalu dihalang-halangi oleh amalan-amalannya, dan surga itu disebutkan dalam Al-Qur'an. 

Dia berkata, 'Masukkanlah kepadaku penghuni-penghuni surga.' Dia (Allah) berfirman, 'Sesungguhnya mereka yang sombong masuknya tidak akan Aku masukkan ke dalamnya.'" Ini menunjukkan bahwa ketaatan dan kerendahan hati adalah kunci untuk mendapatkan rahmat dan surga-Nya.

Tidak perlu peduli dengan pandangan negatif atau omongan orang lain. Mereka mungkin mengkritik sikap kita yang teguh dalam menjaga prinsip keagamaan sebagai kuno, norak, atau pura-pura suci. Namun, yang terpenting adalah bahwa langkah-langkah kita didasarkan pada ridha Allah. Seperti yang ditegaskan dalam hadis qudsi, "Barangsiapa yang bermusuhan dengan wali-Ku (saya) maka Aku serukan perang kepada-Nya."

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun