Mohon tunggu...
Muhamad Ridho Al Isya
Muhamad Ridho Al Isya Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Universitas Airlangga

Mahasiswa yang memiliki minat pada sosial, budaya, ekonomi, politik, pendidikan, dan teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Yuk Atasi Genangan Banjir dengan Lubang Resapan Biopori

27 April 2022   15:55 Diperbarui: 27 April 2022   16:14 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Pada hari itu sedang hujan deras. Budi berdiri di depan pintu sambil berpikir mengapa air genangan di halaman rumah susah surut saat turun hujan ?. Kalau hujan tak kunjung berhenti, maka dikhawatirkan air genangan semakin tinggi dan akan merendam rumahnya. Gawat. Budi segera membuka handphonenya dan mencari solusi di internet. Akhirnya, setelah sekian lama mencari, Budi menemukan metode untuk mengurangi genangan air hujan. Nama metodenya adalah lubang resapan biopori. Metode ini pertama kali diusulkan oleh Dr. Kamir Raziudin Brata salah satu peneliti dari Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.

Lubang resapan biopori merupakan lubang buatan berbentuk silindris yang digali ke dalam tanah dengan kedalaman berkisar 1 meter dan diameter 10-30 cm. Lubang yang telah dibuat kemudian diisi dengan sampah organik untuk memberi makan flora dan fauna sehingga mereka aktif membentuk biopori atau pori-pori berbentuk terowongan kecil di dalam tanah.

Prinsip kerja sebuah sumur resapan adalah menyimpan untuk sementara air hujan di dalam lubang. Selanjutnya air tampungan akan masuk ke dalam tanah sebagai air resapan yang selanjutnya akan menjadi cadangan air tanah.

Manfaat biopori sangat banyak loh, antara lain bisa menurunkan risiko banjir, menabung air tanah, membantu menyuburkan tanah, dan mengelola sampah organik menjadi pupuk kompos.

Proses pembuatan lubang resapan biopori sangat mudah, alat dan bahannya adalah bor biopori, sampah organik, dan semen. Untuk alat bantunya kita bisa menggunakan pisau pencungkil tanah, karung, dan air. Proses yang pertama adalah dengan menyiram permukaan tanah dengan air supaya gembur. Kedua, lubangi tanah dengan bor biopori sedalam 1 meter dan diameter 10-30 cm. Ketiga, isi lubang dengan berbagai macam sampah organik. Keempat, permanenkan bagian atas lubang biopori dengan semen setinggi 10 cm kemudian ditutup dengan kawat besi berongga. Selesai. Mudah bukan.

Sampah organik di dalam lubang resapan biopori menjadi makanan bagi organisme penghuni tanah sehingga jumlah mereka semakin banyak dan aktif membentuk biopori. Ingat ya, sampah organik bukan sampah anorganik karena susah terurai. Setelah 2 minggu sampah organik bisa diambil sebagai kompos. Wow lubang resapan biopori hebat juga ya, selain bisa mengurangi genangan air ternyata bisa menciptakan pupuk kompos untuk menyuburkan tanaman. Secara Teori, semakin banyak biopori, maka semakin banyak air hujan yang terserap juga semakin subur tanah.

Supaya lubang resapan biopori bekerja dengan baik, pertama pilihlah permukaan datar di mana air secara alami akan berkumpul. kedua Jauhkan dari septic tank minimal 5 meter dan 1 meter dari fondasi tanah. Ketiga struktur tanah harus mempunyai kemampuan menyerap air setinggi 2 cm dalam satu jam.

Karena biopori bekerja secara alami untuk menyerap air hujan, bukan berarti kita membiarkannya begitu saja. Kita tetap harus melakukan perawatan agar lubang biopori tetap bekerja secara efektif. Setiap tahun minimal kita membersihkan lubang resapan minimal 3 kali dengan cara mengganti sampah organik dengan yang baru.

Lubang resapan biopori telah terbukti efektif mengurangi genangan air hujan di beberapa daerah seperti Jakarta. Pada tahun 2007, terjadi banjir di daerah Jakarta sehingga media ramai-ramai mencari solusinya. Akhirnya, dipilihlah metode lubang resapan biopori karena biaya pembuatannya murah dan efektivitasnya tinggi. Walaupun tidak efektif mencegah banjir, tetapi metode ini efektif mengurangi genangan air setelah hujan sehingga banjir cepat surut. Banyak juga daerah yang telah membuat lubang resapan biopori seperti Bali, bahkan warga di sana sangat antusias membuatnya di pekarangan rumah masing-masing. Kalau daerahmu bagaimana ?. Yuk mari kita buat lubang resapan biopori di halaman rumah masing-masing, siapa tahu kita bisa mengurangi dampak banjir di daerah kita sekaligus menjadi inspirasi bagi masyarakat lain.

Lubang resapan biopori merupakan salah satu metode resapan air efektif mengurangi dampak banjir dengan menyerap genangan air. Selain untuk menyerap air, lubang resapan biopori bermanfaat untuk mengubah sampah organik menjadi pupuk kompos sehingga tanah semakin subur dan cadangan air tanah semakin banyak. Tidak perlu khawatir akan genangan air yang tinggi saat hujan deras dan kekurangan air saat musim kemarau. Debit air yang tinggi akan disimpan ke dalam tanah dan masih terjaga meski kita lama tidak turun hujan.

*Ini merupakan artikel populer yang saya tulis dalam rangka belajar menulis. Kritik dan saran dapat ditulis di kolom komentar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun