Yang kedua, memadukan ilmu adab dan ilmu dalam retorika dakwah akan menghantarkan da’i menjadi profesional dalam pengertian yang sebenarnya. Makna profesional itu bukan terkenal, memiliki manajer, dan harus dibayar, namun memiliki adab dan ilmu dalam beretorika dan berdakwah.
Profesional juga bukan berarti tidak memiliki pekerjaan sebagai da’i. Da'i boleh bekerja sebagai apa saja tanpa menanggalkan aspek profesionalisme. Karena makna da’i profesional dalam konteks ini adalah menghayati sepenuh hati yang dikatakan kemudian mengamalkannya
 berdasar ilmu dan adab
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!