Oleh: Syamsul Yakin dan Muhammad Rifqi Sya'banÂ
Dosen dan Mahasiswa UIN Syarif  Hidayatullah Jakarta
Retorika diakui sebagai tradisi verbal dan nonverbal yang kemudian melahirkan ilmu komunikasi. Kemudian dari seni retorika komunikasi terbagi menjadi dua, yaitu retorika komunikasi verbal dan retorika komunikasi nonverbal. Perbedaanya ini dapat dilihat pada penggunaan kata-kata dan menggunakan bahasa tubuh, isyarat, pandangan mata, sentuhan, dan gerakan tubuh.
Bahasa lisan dan tulisan yang digunakan terdengar indah, efektif, dan efesien. Dengan tujuan untuk memberi informasi yang informatif, untuk memengaruhi atau membujuk, dan untuk menghibur. Itu dalam bagaimana proses retorika komunikasi verbal yang disampaikan secara lisan maupun tulisan.Â
Â
Pada era klasik komunikasi lisan hanya dipahami melalui ucapan ataupun kata-kata secara langsung dan tatap muka langsung, seperti pidato dan ceramah diatas panggung. Retorika komunikasi lisan harus disampaikan dengan menggunakan bahasa lisan secara efektif dan efesien.Â
Kemudian seiring perkembangan zaman, muncul media komunikasi seperti televisi, radio, telepon, yang sering disebut sebagai media konvensional atau media lama. Ditambah dengan hadirnya media konvensional ini retorika komunikasi terus berkembang. Bahkan saat ini di era media sosial atau media baru kita dapat menggunakan berbagai platform seperti Instagram, Twitter, atau Facebook, dan lain-lain. Sebagai wadah retorika komunikasi lisan.Â
Sementara itu retorika komunikasi tulisan adalah melalui menulis, mengetik, dan mencetak simbol seperti huruf dan angka untuk menyampaikan pesan dengan kata-kata yang menarik, estetik, efesien, dan efektif.Â
Di zaman lampau alat tulis yang digunakan masih manual, kemudian muncul mesin ketik biasa, mesin ketik elektrik, hingga kini dengan menggunakan keyboard komputer, tulus atau pena digital. Dan pengunaan alat tulis akan terus berkembang.Â
Sebelum tinta tersebar luas, batu tulis lebih banyak digunakan. Pada periode 1990-an di hampir setiap sekolah masi menggunakan kapur tulis sebagai media menulis. Sementara itu daun, kulit binatang, dan kemudian kertas adalah media yang paling kuno untuk menulis.Â
Saat ini media komunikasi tulisan terus berkembang. Pada 1906 di Jerman muncul media komunikasi koran untuk pertama kalinya. Kemudian pada 1665 muncul majalah di Prancis. Tetapi buku sudah dikenal manusia pada 2400-an Masehi di Mesir, jauh sebelum koran dan majalah.Â
Jadi dapat disimpulkan dari pernyataan diatas bahwa retorika komunikasi kontemporer menyatukan antara pengetahuan, pikiran, kesenian dan kemampuan berbicara. Retorika bukan hanya seni tapi juga keterampilan berbicara dan menulis tapi juga pengetahuan berbicara dan menulis berbasis data riset.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H