Pengenalan diri ini bertujuan untuk:
- Mencapai Kesadaran Diri: Manusia yang mengenal dirinya akan lebih mampu mengelola emosi, mengambil keputusan bijak, dan menjalani hidup dengan lebih harmonis.
- Memahami Hakikat Kebahagiaan: Kebahagiaan sejati, menurut Ki Ageng, tidak bergantung pada materi atau status sosial, melainkan pada kedamaian batin yang tercipta dari sikap menerima dan mensyukuri hidup.
b. Tentreming Manah (Keseimbangan Batin)
Keseimbangan batin adalah keadaan di mana seseorang merasa damai, bebas dari konflik internal, dan mampu menerima hidup apa adanya. Ki Ageng menekankan bahwa keseimbangan batin ini hanya dapat dicapai jika seseorang memahami kebutuhan sejatinya dan menghindari ketergantungan berlebihan pada hal-hal duniawi.
Keseimbangan batin menjadi penting untuk menghindarkan seseorang dari rasa iri, cemas, atau ketidakpuasan yang dapat memicu tindakan yang tidak etis, seperti korupsi.
c. Narima Ing Pandum (Sikap Menerima)
Sikap narima ing pandum mengajarkan manusia untuk menerima segala hal yang telah diberikan oleh Tuhan dengan penuh rasa syukur. Sikap ini bukan berarti pasrah tanpa usaha, melainkan memahami bahwa ada batas dalam keinginan manusia, sehingga seseorang tidak terjebak dalam ambisi yang berlebihan.
Dengan menerapkan sikap ini, seseorang dapat hidup lebih sederhana dan bebas dari dorongan serakah yang dapat merusak integritas dirinya.
d. Pengendalian Diri (Nafsu dan Hawa Nafsu)
Ki Ageng menekankan pentingnya pengendalian diri terhadap hawa nafsu. Menurutnya, banyak permasalahan dalam hidup, termasuk tindakan korupsi, terjadi karena manusia tidak mampu mengendalikan keinginan duniawinya.
Pengendalian diri ini tidak hanya mencakup pengendalian terhadap godaan materi, tetapi juga terhadap emosi seperti amarah, iri hati, atau kesombongan.
e. Kesederhanaan dan Kebahagiaan Sejati