Mohon tunggu...
Muhamad Ali
Muhamad Ali Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hello there! I'm a passionate content creator, avid blogger, and video enthusiast based in Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Bola

Terima Kekalahan dengan Kebesaran Hati, PSSI Kencam Aksi Rasis terhadap Guinea

10 Mei 2024   15:16 Diperbarui: 10 Mei 2024   15:21 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertandingan sepak bola tidak hanya tentang hasil akhir di papan skor. Ia juga mencakup semangat sportivitas, penghargaan terhadap lawan, dan sikap fair play. Namun, kadang-kadang, di tengah gemerlap stadion dan euforia suporter, nilai-nilai tersebut dapat terabai. Hal ini terjadi saat aksi rasis terjadi di tengah pertandingan antara Tim U-23 Indonesia dan Guinea, yang mengecam sekaligus memperlebar luka atas kekalahan yang mereka terima.

Semangat Juang Tim U-23 Indonesia

Sebelum kita membahas dampak dari aksi rasis tersebut, mari kita kenali terlebih dahulu semangat juang dari Tim U-23 Indonesia. Mereka adalah para pemuda yang berjuang keras untuk mewakili negara mereka di ajang internasional, dalam hal ini, kualifikasi menuju Olimpiade. Mereka telah melewati banyak tantangan dan pengorbanan untuk mencapai posisi mereka saat ini.

Namun, meskipun mereka telah memberikan yang terbaik, hasil akhirnya belum berpihak kepada mereka. Pada saat-saat seperti itu, ketika kekalahan terasa pahit, sikap sejati seorang atlet adalah menerima kekalahan dengan kepala tegak dan kebesaran hati. Ini adalah pesan yang disampaikan oleh Arya Mahendra Sinulingga, anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, yang menegaskan bahwa pemain dan tim kepelatihan telah menerima kekalahan dengan lapang dada.

Panggilan untuk Sikap Sportivitas

Tidak hanya pemain dan tim kepelatihan yang harus menunjukkan sikap sportivitas dalam menghadapi kekalahan, tetapi juga para suporter. Arya mengajak para pendukung untuk menampilkan sikap yang sama, menunjukkan penghargaan terhadap lawan dan menghargai hasil pertandingan tanpa melupakan semangat mendukung tim mereka.

Namun, apa yang seharusnya menjadi momen introspeksi dan kesadaran atas kekalahan, dihiasi oleh tindakan yang mencoreng wajah sepak bola Indonesia: aksi rasis. Ujaran-ujaran rasis yang ditujukan kepada para pemain Guinea tidak hanya menodai semangat sportivitas, tetapi juga merusak citra sepak bola Indonesia sebagai tempat yang inklusif dan ramah.

Kecaman Terhadap Aksi Rasis

Dalam menghadapi insiden ini, PSSI dengan tegas mengecam tindakan ujaran rasis yang dilakukan oleh sebagian suporter. Arya Mahendra Sinulingga menyatakan dengan tegas bahwa pelaku tindakan rasis tersebut bukanlah suporter sejati. Tindakan tersebut bertentangan dengan nilai-nilai yang seharusnya dijunjung tinggi dalam olahraga, yakni sportivitas, kesopanan, dan rasa hormat terhadap lawan.

Perlu dicatat bahwa insiden ini tidak hanya mencoreng nama baik PSSI atau Timnas Indonesia, tetapi juga merusak citra bangsa Indonesia secara keseluruhan. Ini adalah panggilan untuk semua pihak terkait, baik itu federasi sepak bola, klub, suporter, atau pemerintah, untuk bersatu dalam mengecam segala bentuk perilaku diskriminatif dan rasial di dalam sepak bola, serta mengambil langkah-langkah konkret untuk mencegahnya terjadi di masa depan.

Pentingnya Dukungan Positif

Meskipun terjadi insiden yang memalukan, PSSI juga mengapresiasi dukungan positif yang terus diberikan oleh sebagian besar suporter. Dukungan ini sangat penting dalam membangun semangat para pemain dan menjaga motivasi mereka untuk berjuang di masa depan. Arya menilai bahwa kehadiran suporter yang selalu memberikan dukungan, mulai dari awal hingga akhir pertandingan, sangat berarti dalam membantu mengembalikan semangat para pemain.

Dukungan positif ini bukan hanya sekedar tepuk tangan atau yel-yel sorakan, tetapi juga sikap inklusif, menghargai lawan, dan menghormati nilai-nilai olahraga. Inilah sikap yang seharusnya menjadi contoh bagi semua suporter sepak bola di Indonesia, dan di seluruh dunia.

Memperbaiki Diri dan Melangkah Maju

Meskipun insiden ini menyisakan luka yang dalam, namun sebagai bangsa yang berbudaya, kita memiliki kesempatan untuk memperbaiki diri dan melangkah maju. PSSI menegaskan pentingnya menjaga semangat sportivitas dan menjauhkan diri dari perilaku yang merugikan dan memalukan bagi dunia sepak bola Indonesia.

Dalam konteks yang lebih luas, insiden ini juga menjadi momentum untuk merenung dan melakukan perubahan yang lebih besar dalam dunia sepak bola. Mulai dari peningkatan kesadaran akan pentingnya inklusi dan keragaman, hingga penerapan sanksi yang lebih tegas terhadap pelanggaran perilaku rasial dan diskriminatif.

Kesimpulan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun