Mohon tunggu...
Muhamad Ali
Muhamad Ali Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hello there! I'm a passionate content creator, avid blogger, and video enthusiast based in Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mengatasi Post-Holiday Blues: Memahami, Mengatasi, dan Merangkul Positivitas

3 Januari 2024   19:17 Diperbarui: 4 Januari 2024   00:15 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Musim liburan, yang ditandai dengan perayaan gembira dan waktu berkualitas bersama orang-orang terkasih, seringkali menciptakan kenangan yang tak terlupakan. 

Namun, seiring berakhirnya perayaan dan awal tahun baru, banyak individu merasa kesulitan menghadapi fenomena yang dikenal sebagai "Post-Holiday Blues" atau kelesuan pasca-liburan. 

Dalam panduan komprehensif ini, kita akan menjelajahi berbagai aspek dari post-holiday blues, memahami penyebabnya, dan membahas strategi efektif untuk mengatasi perasaan sedih yang masih terasa.

Memahami Post-Holiday Blues

Post-Holiday Blues, juga dikenal sebagai kelesuan pascavakasi atau kelesuan pasca-perayaan, adalah fenomena psikologis umum yang terjadi ketika individu berpindah dari periode kegembiraan dan keterlibatan sosial tinggi ke rutinitas kehidupan sehari-hari. Hal ini ditandai dengan perasaan sedih, lemah, dan perasaan kecewa. 

Beberapa faktor yang berkontribusi terhadap keadaan emosional ini termasuk berakhirnya perayaan liburan, kembali ke tempat kerja atau sekolah, dan kontras antara semangat liburan dan tugas-tugas rutin kehidupan sehari-hari.

Penyebab Post-Holiday Blues

1. Shock Transisi: Pindah dari mode liburan yang santai kembali ke rutinitas reguler dapat terasa mendalam. Perubahan tiba-tiba dalam tempo dan lingkungan berkontribusi pada perasaan ketidaknyamanan.

2. Penarikan Sosial: Liburan sering melibatkan interaksi sosial yang lebih intens. Kembali ke lingkungan yang lebih tenang dan kurang interaktif dapat menyebabkan perasaan kesepian.

3. Harapan yang Tidak Realistis: Harapan akan liburan yang sempurna mungkin tidak sesuai dengan kenyataan, menyebabkan kekecewaan saat individu merenungkan tujuan yang tidak tercapai atau harapan yang tidak terpenuhi.

4. Stres Keuangan: Pengeluaran berlebihan selama liburan dapat menyebabkan tekanan keuangan, menciptakan stres tambahan ketika individu menghadapi konsekuensi pada tahun baru.

Strategi Mengatasi Post-Holiday Blues

1. Mengatur Harapan yang Realistis: Alih-alih mengejar kesempurnaan, akui bahwa liburan datang dengan momen-momen baik dan buruk. Terima ketidaksempurnaan sebagai bagian dari pengalaman.

2. Transisi Bertahap: Kembalilah ke rutinitas biasa secara bertahap. Beri diri Anda waktu untuk beradaptasi dengan perlahan dengan secara perlahan mengintegrasikan tanggung jawab pekerjaan atau sekolah.

3. Refleksi dan Apresiasi: 
Luangkan waktu untuk merenung tentang momen-momen positif dan kenangan yang diciptakan selama liburan. Luangkan waktu untuk bersyukur atas pengalaman dan hubungan yang terjalin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun