6. Disintermediation (Pengurangan Perantara): Ciri khas ekonomi digital adalah kecenderungan berkurangnya perantara (broker) sebagai perantara dalam transaksi antara pemasok dan pelanggan. Transaksi dapat dilakukan langsung peer to peer tanpa perlu perantara.
7. Convergence (Konvergensi): Kunci sukses perusahaan dalam bisnis internet terletak pada kemampuan dan  kualitas mereka dalam mengkonvergensikan tiga sektor industri, yaitu: computing, communications, dan content.
8. Innovation (Inovasi): Keunggulan kompetitif sulit dipertahankan, oleh karena itu inovasi secara cepat dan terus-menerus dibutuhkan agar sebuah perusahaan dapat bertahan. Inovasi, imaginasi, dan kreativitas manusia menjadi sumber nilai utama dalam membentuk inovasi ekonomi.
9. Prosumption (Prosumsi): Batasan antara konsumen dan produsen menjadi kabur. Hampir semua konsumen teknologi informasi dapat dengan mudah menjadi produsen yang siap menawarkan produk dan jasanya kepada masyarakat dan komunitas bisnis.
10. Immediacy (Ketepatan): Di dunia maya, pelanggan dihadapkan pada berbagai perusahaan yang menawarkan produk atau jasa yang sama. Dalam memilih perusahaan, mereka hanya menggunakan tiga kriteria utama, yaitu produk atau jasa yang lebih murah, lebih baik, dan lebih cepat dibandingkan dengan perusahaan sejenis.
11. Globalization (Globalisasi): Globalisasi dalam ekonomi digital menandakan runtuhnya batas-batas ruang dan waktu. Pengetahuan sebagai sumber daya utama tidak mengenal batasan geografis sehingga keberadaan entitas negara menjadi kurang relevan dalam menjalankan konteks bisnis di dunia maya.
12. Discordance (Ketidakselarasan): Ciri khas terakhir dalam ekonomi digital adalah terjadinya fenomena perubahan struktur sosial dan budaya sebagai dampak konsekuensi logis dari perubahan paradigma. Semakin ringkasnya organisasi dapat menyebabkan terjadinya pengangguran di mana-mana, mata pencaharian para mediator (brokers) menjadi hilang, para pekerja menjadi workaholic karena persaingan yang sangat ketat, pengaruh budaya barat sulit untuk dicegah karena dapat diakses bebas oleh siapa saja melalui internet, dan lain sebagainya.
Dalam era digital ini, keberhasilan suatu entitas, baik perusahaan maupun individu, bergantung pada kemampuan mereka untuk memahami dan mengintegrasikan karakteristik tersebut dalam strategi dan operasional sehari-hari. Transformasi digital bukan hanya mengenai adopsi teknologi, tetapi juga perubahan budaya dan paradigma kerja. Seiring dengan perkembangan ekonomi digital, penting untuk menggali lebih dalam untuk menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang menuju masa depan yang lebih terkoneksi dan dinamis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H