1. Meningkatkan Transparansi: Pemerintah dan lembaga pemerintah perlu meningkatkan transparansi dalam proses penunjukan dan pengangkatan dalam politik. Informasi tentang kualifikasi dan kriteria yang digunakan dalam penunjukan harus tersedia untuk masyarakat.
2. Penguatan Pengawasan:Â Organisasi masyarakat sipil, media, dan lembaga pengawas perlu berperan aktif dalam memantau praktik-praktik nepotisme dan melaporkannya jika ditemukan.
3. Reformasi Hukum: Reformasi hukum yang mendorong prinsip meritokrasi dalam penunjukan pejabat publik perlu dilakukan. Hukum harus mendukung prinsip keadilan dalam pengangkatan jabatan politik.
4. Pendidikan dan Kesadaran Masyarakat: Pendidikan dan kesadaran masyarakat tentang dampak negatif nepotisme penting untuk menciptakan tekanan publik yang lebih besar untuk menghindari praktik ini.
Kesimpulan
Nepotisme adalah isu yang menimbulkan polemik politik di Indonesia. Praktik ini dapat merusak integritas dan transparansi dalam politik, serta mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah. Dalam era demokrasi pascareformasi, penting untuk terus berupaya mengatasi isu nepotisme dan memastikan bahwa penunjukan dan pengangkatan dalam politik didasarkan pada meritokrasi dan kepentingan masyarakat, bukan pada hubungan keluarga. Dengan langkah-langkah yang tepat, Indonesia dapat memperkuat demokrasi dan integritas politiknya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H