Mohon tunggu...
Muhamad Ali
Muhamad Ali Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hello there! I'm a passionate content creator, avid blogger, and video enthusiast based in Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Mengatasi Krisis Pangan: Peran Teknologi dalam Pertanian Berkelanjutan

18 Oktober 2023   17:20 Diperbarui: 18 Oktober 2023   17:25 393
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Teknologi Pertanian (Foto: Pixabay.com)

Krisis pangan adalah salah satu tantangan terbesar yang dihadapi dunia saat ini. Dengan populasi global yang terus tumbuh, perubahan iklim yang mempengaruhi produktivitas pertanian, dan tantangan dalam menyediakan makanan bagi semua orang, ada kebutuhan mendesak untuk mencari solusi yang inovatif. Teknologi telah memainkan peran yang semakin penting dalam memperbaiki pertanian dan memastikan ketersediaan makanan di masa depan. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi peran teknologi dalam menciptakan pertanian berkelanjutan untuk mengatasi krisis pangan.

Krisis Pangan: Tantangan Global

Sebelum kita mendalami peran teknologi, mari kita pahami konteks dari krisis pangan saat ini. Menurut Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO), lebih dari 9% populasi dunia menderita kelaparan kronis. Krisis ini mempengaruhi semua aspek kehidupan, termasuk kesehatan, pendidikan, dan kemampuan seseorang untuk mengatasi kemiskinan.

Ada beberapa faktor utama yang menyebabkan krisis pangan:

1. Pertumbuhan Populasi

Dengan populasi dunia yang diperkirakan mencapai 9 miliar pada tahun 2050, permintaan akan makanan terus meningkat. Ini meningkatkan tekanan pada sistem pertanian untuk menghasilkan lebih banyak makanan.

2. Perubahan Iklim

Perubahan iklim telah mengganggu pola cuaca dan musim tanam, mengakibatkan gagal panen, kekurangan air, dan penurunan produktivitas pertanian.

3. Kerusakan Lingkungan

Praktik pertanian konvensional seringkali merusak tanah, air, dan lingkungan sekitarnya. Ini mengancam keberlanjutan sistem pertanian.

4. Kerawanan Ekonomi

Penghasilan petani seringkali rentan terhadap fluktuasi harga komoditas dan biaya produksi yang tinggi.

Peran Teknologi dalam Pertanian Berkelanjutan

Teknologi telah menjadi kekuatan pendorong dalam upaya mengatasi krisis pangan global. Inovasi dalam pertanian telah membantu petani meningkatkan produktivitas, mengurangi kerusakan lingkungan, dan membuat makanan lebih terjangkau. Berikut adalah beberapa cara di mana teknologi berkontribusi dalam menciptakan pertanian berkelanjutan:

1. Pertanian Presisi

Pertanian presisi melibatkan penggunaan sensor dan teknologi GPS untuk mengoptimalkan manajemen lahan. Petani dapat mengidentifikasi varietas tanaman yang paling cocok, mengatur irigasi secara efisien, dan mengurangi penggunaan pestisida dan pupuk berlebihan. Ini menghasilkan hasil yang lebih baik dan mengurangi dampak negatif pertanian.

2. Internet of Things (IoT)

IoT memungkinkan petani untuk memantau dan mengendalikan kondisi pertanian secara real-time. Sensor yang ditanam di tanah dapat memberikan data tentang kelembaban tanah, kualitas udara, dan perkiraan cuaca. Ini memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih baik dan reaksi cepat terhadap perubahan kondisi.

3. Pertanian Vertikal

Konsep pertanian vertikal melibatkan pertumbuhan tanaman dalam lingkungan tumpangsari, seperti gedung pencakar langit atau rumah kaca. Ini memungkinkan pertanian sepanjang tahun dan meminimalkan penggunaan lahan. Teknologi canggih mengatur cahaya, suhu, dan nutrisi tanaman untuk hasil yang optimal.

4. Pertanian Berbasis Data

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun