Mohon tunggu...
Muhamad Ali
Muhamad Ali Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hello there! I'm a passionate content creator, avid blogger, and video enthusiast based in Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Teori Pemetaan Sosial: Memahami Cara Pikiran Masyarakat Terbentuk

13 Agustus 2023   07:30 Diperbarui: 13 Agustus 2023   07:53 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemetaan sosial adalah konsep yang penting dalam psikologi sosial yang membantu kita memahami bagaimana pandangan kita tentang dunia dan orang lain terbentuk. Teori ini mengajukan bahwa kita cenderung "memetakan" karakteristik sosial dan psikologis orang lain ke dalam kategori-kategori yang ada dalam pikiran kita. Ini dapat berdampak signifikan pada persepsi, sikap, dan interaksi kita terhadap individu atau kelompok tertentu.

Dasar Teori Pemetaan Sosial

Teori pemetaan sosial didasarkan pada pemahaman bahwa otak kita cenderung mencari cara untuk menyederhanakan kompleksitas dunia. Oleh karena itu, kita cenderung mengelompokkan orang dan objek ke dalam kategori-kategori tertentu agar lebih mudah mengatasi informasi yang datang kepada kita. Hal ini dapat melibatkan atribut fisik, seperti jenis kelamin atau etnisitas, maupun atribut psikologis, seperti kepribadian atau sikap.

Proses Pemetaan Sosial

Proses pemetaan sosial melibatkan beberapa langkah yang kompleks. Pertama, kita mengamati dan memperoleh informasi tentang seseorang. Kemudian, kita mengklasifikasikan orang tersebut ke dalam kategori tertentu. Setelah itu, kita cenderung mengambil atribut dari kategori tersebut dan menerapkannya pada individu tersebut. Misalnya, jika seseorang termasuk dalam kategori "mahasiswa", kita mungkin akan mengasumsikan bahwa mereka memiliki atribut seperti rajin belajar atau memiliki pengetahuan tentang mata pelajaran tertentu.

Konsekuensi Teori Pemetaan Sosial

Teori pemetaan sosial memiliki konsekuensi yang signifikan terhadap persepsi dan interaksi sosial kita. Salah satu efeknya adalah terbentuknya stereotip, yaitu pandangan umum yang sering kali dangkal tentang suatu kelompok. Stereotip dapat memengaruhi cara kita memperlakukan orang lain dan membatasi kemampuan kita untuk melihat individualitas mereka.

Selain itu, teori ini juga berhubungan dengan bias konfirmasi, di mana kita cenderung mencari informasi yang mengonfirmasi pandangan kita tentang seseorang atau kelompok, dan mengabaikan informasi yang bertentangan. Hal ini dapat mengakibatkan peningkatan ketidaksetaraan dan konflik antar kelompok.

Studi dan Penelitian Terkait

Banyak penelitian telah dilakukan untuk menggali lebih dalam tentang konsep pemetaan sosial. Berikut adalah beberapa sumber referensi yang dapat memberikan wawasan lebih lanjut.

1. Buku:

   - "Social Cognition: From Brains to Culture" oleh Susan T. Fiske dan Shelley E. Taylor

   - "The Social Animal" oleh Elliot Aronson

   - "Stereotyping and Social Reality" oleh Lee Jussim

2. Jurnal:

   - Greenwald, A. G., & Krieger, L. H. (2006). Implicit bias: Scientific foundations. Psychological Inquiry, 15(4), 239-248.

   - Devine, P. G. (1989). Stereotypes and prejudice: Their automatic and controlled components. Journal of Personality and Social Psychology, 56(1), 5-18.

   - Hamilton, D. L., & Gifford, R. K. (1976). Illusory correlation in interpersonal perception: A cognitive basis of stereotypic judgments. Journal of Experimental Social Psychology, 12(4), 392-407.

Kesimpulan

Teori pemetaan sosial adalah konsep penting dalam psikologi sosial yang membantu kita memahami bagaimana cara pikiran kita terbentuk dalam mengelompokkan dan memahami dunia sosial. Dengan pemahaman yang lebih dalam tentang teori ini, kita dapat lebih peka terhadap stereotip dan bias yang mungkin terbentuk dalam interaksi sosial kita. Melalui penelitian dan pemahaman yang lebih lanjut, kita dapat mengembangkan kesadaran yang lebih besar tentang cara kita memandang dan berinteraksi dengan dunia di sekitar kita.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun