Mohon tunggu...
MUHAMAD PATLI KHAILANI
MUHAMAD PATLI KHAILANI Mohon Tunggu... Lainnya - Tenaga Ahli Diskominfo Natuna

Finance Representative of Citilink Indonesia. Bachelor Development Communication UPB 2015 Volounteers of Sahabat Hinterland

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Rudiyati Pang Khailani, Di Atas Kaki Perempuan yang Berjuang

3 Juli 2018   12:35 Diperbarui: 3 Juli 2018   14:33 445
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keputusannya untuk melarikan diri dari desa dan menjadi TKI keluar negeri, sangatlah tidak mudah untuk anak usia 14 Tahun. Tapi baginya hidup bukan hanya menentukan pilihan tapi menyelesaikan apa yang sudah ia pilih. Setiap masalah baru baginya adalah pelajaran baru untuk semakin terampil mengolah rasa. Meskipun tidak mudah hidup dinegeri orang, tapi menyerah juga bukan pilihan. Terlebih lagi rindu akan rumah yang begitu mendalam, terbesit kadang ingin pulang tapi perjuangan masih panjang.

 Butuh waktu 12 Tahun , Hingga setiap usaha membangun kata abstrak yang orang sebut bahagia. Menikah dengan orang yang Ia cintai, lalu memiliki 5 buah hati. Tapi tampaknya Skenario dari Tuhan belum usai, masih ada satu babak kehidupan yang harus Ia penuhi untuk melengkapi takdir maha sempurna. Untuk benar benar menjadi seorang perempuan yang merdeka. Tahun 1997 , Ia dan keluarga harus dideportasi karena keturunan Indonesia tidak boleh menetap dinegara tersebut. Kembali kerumah adalah pilihan terakhir, dan itu artinya Ia harus memulai sebuah kehidupan dari awal. Ini akan sulit karena harus mengurus ke lima anaknya sendiri, karena suaminya harus tetap tinggal.

Kehidupan yang jauh berbeda membuat ia bingung harus memulai dari mana. Membesarkan ke lima anak sendiri, kerja serabutanpun dijalani. Untuk seorang perempuan yang tidak pernah sekolah, akan sangat sulit mencari kerja. Tapi semangatnya tidak pernah padam, kembali kepada dasar hidupnya berjuang.

" saya tidak ingin mengulang cerita yang sama kepada anak -- anak saya. Kemiskinan dan kebodohan ini tidak akan pernah saya wariskan. Apapun saya lakukan untuk membuat mereka tumbuh dengan pendidikan. Saya tidak berjanji ini akan mudah kepada anak anak. Tapi kembali, kenyataan yang membuat anak anak saya belajar menjadi kuat dan mandiri dengan sendirinya" ujarnya.

Dan benar saja, tahun yang tak mudah itu dilalui dengan perjuangan yang luar biasa. Seorang wanita membesarkan kelima orang anaknya dan berhasil menghantarkan satu per satu putra putrinya kepada pucak kesuksesan.

Anak pertamanya Karyawari, berhasil menyelesaikan sarjananya dan menjadi polisi sesuai dengan cita citanya. Sementara anak keduanya Muhamad patli khailani berhasil mendapatakan puluhan prestasi hingga terpilih menjadi Duta Indonesia dalam acara kepanduan Dunia World Jamboree di London, Inggris. Setelah menyelesaikan sarjana dan bekerja disalah satu perusahaan penerbangan terbesar di Indonesia, anak keduanya menutuskan untuk menjadi aktivis yang memiliki fokus pembangunan dibidang Pendidikan dipulau pulau terluar. 

Tujuannya sederhana ingin membantu orang orang yang pernah bernasib sama dengan dirinya, sulitnya mendapatkan Pendidikan. Sungguh tujuan yang sangat mulia.

Satu hal yang ingin beliau sampaikan pada dunia. " Keluarga adalah sumber kekuatan bagi anak anaknya untuk bermimpi lalu mewujudkan cita cita. Berhasil atau gagalnya seseorang akan sangat ditentukan oleh seberapa besar dukungan keluarga mendampingi mereka berjuang".  Pengalaman pahit yang beliau rasakan dimasa lalu telah menetapkan hatinya untuk memberikan Pendidikan yang terbaik kepada anak anaknya. saat bertanya apa rahasianya dia hanya tersenyum dan menjawab.

"Ayahku, Tuhanku dan Keluarga "ucapnya lirih.

" Saat saya tumbuh menjadi dewasa, banyak hal kemudian saya mengerti. Tentang kekhawatiran ayah, aturan ayah, mengapa ayah sangat keras kepada saya, kemudian mengapa ayah sangat marah saat saya malas belajar dan beribadah.  Saya juga berterimaksih kepada Ayah karena memperkenalkan Tuhan dengan sangat baik kepada saya. Karena kalau bukan kekuatan yang datangnya dari Allah saya tidak akan mampu bertahan sejauh ini, berjuang demi anak -- anak, menjaga anak -- anak, menempah diri saya menjadi anak perempuan yang baik bagi ayah. Dan ayah, perjalan panjang ini adalah alasan yang tidak dapat saya jelaskan waktu itu. Tapi saya tahu ayah pasti setuju dengan keputusan ini. Hari ini saya dapat tersenyum bahagia melihat keberhasilan anak anak saya, dan saya harap cerita ini dapat menjadi kisah untuk dunia tetang pentingnya keluarga dalam hal apapun"airmatanya kembali jatuh sambil memelukku.

Dialah Ibuku Rudiyati Pang Khailani

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun