Mohon tunggu...
Muhamad Nur Ramadhan
Muhamad Nur Ramadhan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi : bulutangkis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Keterampilan Berbahasa Produktif

1 Desember 2023   08:38 Diperbarui: 1 Desember 2023   08:40 564
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pendahuluan
Secara umum, keterampilan-keterampilan berbahasa dibagi menjadi dua macam, yakni keterampilan produktif dan keterampilan reseptif. Menulis dan berbicara merupakan keterampilan produktif, sedangkan membaca dan mendengar merupakan keterampilan reseptif. Disebut produktif karena keterampilan tersebut digunakan untuk memproduksi bahasa demi penyampaian makna, sedangkan disebut reseptif karena keterampilan tersebut digunakan untuk menangkap dan mencerna makna guna pemahaman terhadap penyampaian dalam bentuk bahasa, baik verbal maupun nonverbal (Istofaina, 2016).

Keterampilan berbahasa merupakan keterampilan yang saling berkaitan antara keterampilan satu dengan keterampilan yang lain. Komponen keterampilan berbahasa merupakan aspek-aspek yang saling berkaitan yang mencakup empat komponen keterampilan yaitu : keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis (Bowono, 2017; Tarigan, 2008; Lensun, 2015).

Keterampilan berbicara dalam bahasa indonesia merupakan suatu keterampilan bahasa yang perlu dikuasai dengan baik, karna keterampilan ini merupakan suatu indikator terpenting bagi keberhasilan peserta didik dalam belajar bahasa. Dengan penguasaan keterampilan berbicara yang baik, peserta didik dapat mengkomunikasikan ide-ide mereka, baik di sekolah dan menjaga hubungan baik dengan orang lain. Apalagi bila keterampilan berbicara tersebut diiringi dengan kesantunan bebahasa yang bagus. Sedangkan, Menurut hermawan (2014) keterampilan berbicara adalah kemampuan mengungkapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengepresikan pikiran berupa ide, pendapat, keinginan atau perasaan kepada mitra pembicara.

Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang bersifat aktif-produktif. Keterampilan ini dipandang menduduki hierarki yang paling rumit dan kompleks di antara jenis-jenis keterampilan berbahasa lainnya. Menurut Tarigan (1986:15)  
yang menyatakan bahwa keterampilan menulis yang bisa diartikan sebagai kegiatan di dalam menuangkan ide atau gagasan dan dengan menggunakan bahasa tulis yang mana sebagai media penyampaiannya.

Metode Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan studi pustaka (library research) yaitu metode dengan pengumpulan data dengan cara memahami dan mempelajari teori-teori dari berbagai literatur yang berhubungan dengan penelitian tersebut. Ada Empat tahap studi pustaka dalam penelitian yaitu menyiapkan perlengkapan alat yang diperlukan, menyiapkan bibliografi kerja, mengorganisasikan waktu dan membaca atau mencatat bahan penelitian (Menurut Zed,2004). 

Pengumpulan data tersebut menggunakan cara mencari sumber dan menkontruksi dari berbagai sumber contohnya seperti buku,  jurnal dan riset-riset yang sudah pernah dilakukan. Bahan pustaka yang didapat dari berbagai referensi tersebut dianalisis secara kritis dan harus mendalam agar dapat mendukung proposisi dan gagasannya.

Pembahasan
Keterampilan Berbicara

Pengertian Keterampilan Berbicara
Menurut Nurgiyantoro (1995:276) berbicara adalah aktivitas berbahasa kedua yang dilakukan manusia dalam kehidupan berbahasa, yaitu setelah aktivitas mendengarkan. Berdasarkan bunyi-bunyi yang didengar itu, kemudian manusia belajar untuk mengucapkan dan akhirnya terampil berbicara.

Berbicara diartikan sebagai kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan dan menyampaikan pikiran, gagasan, serta perasaan (Tarigan, 1983:14).
Pendapat lain mengemukakan, "Berbicara adalah keterampilan memproduksi arus sistem bunyi artikulasi untuk menyampaikan kehendak, kebutuhan, perasaan, dan keinginan pada orang lain" (Mukhsin dalam Carolina, 2001:18).

Sabarti dkk. (dalam Bukian, 2004:15) menyatakan, "Berbicara adalah peristiwa atau proses penyampaian gagasan secara lisan." Sejalan dengan itu, Tarigan (1991:132) menegaskan, "Berbicara adalah keterampilan menyampaikan pesan melalui bahasan lisan."

Berdasarkan pendapat yang disampaikan oleh para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa berbicara adalah salah satu keterampilan berbahasa yang bersifat ekspresif dan produktif lisan. 

Dikatakan produktif karena orang yang berbicara (pewicara) dituntut untuk menghasilkan paparan secara lisan yang merupakan cermin dari gagasan, perasaan, dan pikiran yang disampaikan kepada orang lain.

Dapat dikatakan bahwa berbicara merupakan suatu sistem tanda-tanda yang dapat didengar (audible) dan yang kelihatan (visible) yang memanfaatkan sejumlah otot tubuh manusia demi maksud dan tujuan gagasan atau ide-ide yang dikombinasikan. Berbicara merupakan suatu bentuk perilaku manusia yang memanfaatkan faktor-faktor fisik,  psikologis, neurologis, semantik, dan linguistik.

Faktor Penunjang Dan Penghambat Keterampilan Berbicara
Faktor Penunjang
Kemampuan berbicara seseorang sangat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu penguasaan kebahasaan dan non kebahasaan. Kedua faktor tersebut akan dijelaskan berikut ini.
Faktor Kebahasaan
Faktor kebahasaan yang terkait dengan keterampilan berbicara antara lain :
Ketepatan pengucapan atau pelafalan bunyi.
Penempatan tekanan, nada, jeda, intonasi dan ritme.
Pemilihan kata dan ungkapan yang baik.
Ketepatan susunan kalimat.
Faktor Non Kebahasaan
a. Sikap yang tenang, wajar dan tidak kaku.
b. Pandangan diarahkan kepada lawan bicara.
c. Kesediaan menghargai pendapat orang lain.
d. Kesediaan mengkoreksi diri sendiri.
e. Keberanian mengemukakan dan mempertahankan pendapat.
f. Gerak-gerik dan mimik yang tepat.
g. Kenyaringan suara.
h. Kelancaran.
i. Penalaran dan relevansi.
j. Penguasaan topic.

Faktor Penghambat
Ada kalanya proses komunikasi mengalami gangguan yang mengakibatkan pesan yang diterima oleh pendengar tidak sama dengan apa yang dimaksudkan oleh pembicara. Tiga faktor penyebab gangguan dalam kegiatan berbicara, yaitu :
a. Faktor fisik, yaitu faktor yang ada pada partisipan sendiri dan faktor yang berasal dari luar partisipan.
b. Faktor media, yaitu faktor linguitisk dan faktor nonlinguistik, misalnya lagu,irama, tekanan, ucapan, isyarat gerak bagian tubuh, dan
c. Faktor psikologis, kondisi kejiwaan partisipan komunikasi, misalnya dalamkeadaan marah, menangis, dan sakit.

Tujuan Keterampilan Berbicara
Berbagai alasan mengapa manusia berbicara. Dari ilustrasi peristiwa berbicara yang telah dikemukakan, dapat dikemukakan beberapa alasan mengapa manusia berbicara. Mengapa manusia berbicara dapat dilihat dari tujuan berbicara. Terdapat beberapa tujuan manusia berbicara antara lain :
a. Mengekpresikan pikiran, perasaan, imajinasi, gagasan, ide, dan pendapat.
b. Memberikan respon atas makna pembicaraan dari orang lain.
c. Ingin menghibur orang lain.
d. Menyampaikan informasi.
e. Membujuk atau mempengaruhi orang lain.

Berbicara dengan tujuan mengekspresikan pikiran, perasaan gagasan, ide, dan pendapat adalah bentuk berbicara yang disebabkan dorongan dari internal individu. Berbicara seperti ini sifatnya personal, artinya manusia memiliki berbagai alasan yang melatarbelakangi timbulnya ide maupun gagasan yang muncul.

Sedangkan berbicara dengan tujuan memberikan respon atas pembicaraan orang lain adalah kegiatan berbicara yang disebabkan rangsangan dari luar. Respon tersebut berwujud persetujuan atas makna pembicaraan orang lain, namun dapat juga berupa penolakan. 

Berbicara memberikan respon dalam bentuk persetujuan dapat dilakukan dengan mengungkapkan pendapat yang sama.
Menghibur orang lain diartikan keinginan untuk merubah isi hati dan pikiran orang agar terhibur. Orang sedang sedih, gembira, atau senang adalah ekspresi yang dapat dilihat dan dikenali ciri-cirinya. Orang yang berhadapan dalam situasi ini memerlukan rangsangan dari luar. 

Rangsangan tersebut berupa informasi pembicaraan yang bersifat menyenangkan.

Berbicara dengan tujuan menyampaikan informasi kepada orang lain memiliki kemiripan dengan berbicara yang didasari mengekspresikan pikiran, ide, maupun pendapat. Perbedaan yang paling mendasar terletak pada sumber pembicaraan. Sumber pembicaraan untuk menyampaikan informasi dapat berasal dari dalam dirinya, maupun berasal dari sumber lain.
Membujuk adalah mempengaruhi orang lain agar mengikuti pemikiran maupun pendapat yang sama dengan pembicara.

Keterampilan Menulis
Pengertian Keterampilan Menulis
Keterampilan menulis merupakan salah satu jenis keterampilan berbahasa yang harus dikuasai siswa. Banyak ahli telah mengemukakan pengertian menulis. 

Menurut pendapat Saleh Abbas (2006:125), keterampilan menulis adalah kemampuan mengungkapkan gagasan, pendapat, dan perasaan kepada pihak lain dengan melalui bahasa tulis. Ketepatan pengungkapan gagasan harus didukung dengan ketepatan bahasa yang digunakan, kosakata dan gramatikal dan penggunaan ejaan. Menurut Ahmad Rofi'uddin dan Darmiyati Zuhdi (1999:159), keterampilan menulis merupakan suatu keterampilan menuangkan pikiran, gagasan, pendapat tentang sesuatu, tanggapan terhadap suatu pernyataan keinginan, atau pengungkapan perasaan dengan menggunakan bahas tulis.

Menurut Henry Guntur Tarigan (2008: 3), keterampilan menulis adalah salah satu keterampilan berbahasa yang produktif dan ekspresif yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung dan tidak secara tatap muka dengan pihak lain. Sedangkan menurut Byrne (Haryadi dan Zamzani, 1996: 77), keterampilan menulis karangan atau mengarang adalah menuangkan buah pikiran ke dalam bahasa tulis melalui kalimat yang dirangkai secara utuh dan jelas sehingga dapat dikomunikasikan kepada pembaca dengan berhasil.
Menurut pendapat Burhan Nurgiyantoro (2001: 273), menulis adalah aktivitas mengungkapkan gagasan melalui media bahasa. Menulis merupakan kegiatan produktif dan ekspresif sehingga penulis harus memiliki kemampuan dalam menggunakan kosakata, tata tulis, dan struktur bahasa.

Atar Semi (1993: 47), mengartikan keterampilan menulis sebagai tindakan memindahkan pikiran dan perasaan ke dalam bahasa tulis dengan menggunakan lambang-lambang. Senada dengan pendapat tersebut, menurut Harris (Ahmad  Rofi'uddin dan Darmiyati Zuhdi, 1999: 276) keterampilan menulis diartikan sebagai kemampuan menggunakan bahasa untuk menyatakan ide, pikiran atau perasaan kepada orang lain dengan menggunaan bahasa tulis. Menulis merupakan aktivitas pengekpresian ide, gagasan, pikiran atau perasaan ke dalam lambang-lambang kebahasaan. Sedangkan menurut Suparno dan Mohammad Yunus (2008: 1.3), menulis merupakan kegiatan menyampaikan pesan (komunikasi) dengan mengunakan bahasa tulis sebagai media atau alatnya. Dalam komunikasi tulis setidaknya terdapat empat unsur yang terlibat yaitu (1) penulis sebagai penyampai pesan, (2) isi tulisan atau pesan, (3) saluran atau medianya berupa tulisan dan (4) pembaca sebagai penerima pesan.

Menurut The Liang Gie (2002:3), keterampilan menulis adalah keterampilan dalam pembuatan huruf, angka, nama, suatu tanda bahasa apapun dengan suatu alat tulis pada suatu halaman tertentu. Sedangkan mengarang adalah segenap rangkaian kegiatan seseorang dalam mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada masyarakat pembaca untuk dipahami.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat dikemukakan bahwa keterampilan menulis adalah keterampilan menuangkan ide, gagasan, perasaan dalam bentuk bahasa tulis sehingga orang lain yang membaca dapat memahami isi tulisan tersebut dengan baik.

Tujuan Keterampilan Menulis
Dapat kita artikan menulis itu alat komunikasi dengan sesamasecara tidak langsung. Karena tulisan itu tidak akan pernah termakanoleh zaman meskipun orang menulis telah maninggal tulisan itu kelakakan ada yang membaca bahkan mempublikasikan. Menurut Hartig dalam Tarigan (2008:25-26), menyebutkan menulis mempunyai tujuan yaitu penugasan, altruistic, persuasive, informasi, pernyataan diri, kreatif, dan pemecahan masalah.
Sebegitu pentingnya menulis karena kita dapat mencurahkan segala pikiran kita, menambah wawasan dan irformasi untuk terus berkembang dan berfikir maju. Yang kemudian kita bisa memecahkan beberapa masalah yang terjadi  seputar yang dapat kita fahami. Sedangkan menurut tarigan (2008:7) menyimpulkan ada empat tulisan yang baik.
a. Jelas
b. Kesatuan dan organisasi
c. Ekonomis
d. Pemakaian bahasa dapat diterima
Dalam menulis sendiri banyak tujuan dan fungsi sesuai dengan penulis itu sendiri, yang kemudian memunculkan perbedaan dalam menulis antara satu dengan yang lain.
Menulis adalah aktivitas yang mempunyai tujuan. Tujuan menulis dapat bermacam-macam, tergantung pada ragam tulisan. Secara umum, tujuan menulis dapat dikategorikan sebagai berikut :
Memberitahukan atau Menjelaskan
Tulisan yang bertujuan untuk memberitahukan atau menjelaskan sesuatu biasa disebut dengan karangan eksposisi.
Meyakinkan atau Mendesak
Tujuan tulisan terkadang untuk meyakinkan pembaca bahwa apa yang disampaikan penulis benar sehingga penulis berharap pembaca mau mengikuti pendapat penulis.  
Menceritakan Sesuatu
Tulisan yang bertujuan untuk menceritakan suatu kejadian kepada pembaca disebut karangan narasi.
Mempengaruhi Pembaca
Tujuan sebuah tulisan terkadang untuk mempengaruhi atau membujuk pembaca agar mengikuti kehendak penulis.
Menggambarkan Sesuatu
Sebuah tulisan digunakan untuk membuat pembaca seolah-olah melihat dan merasakan sesuatu yang diceritakan penulis dalam tulisannya.
Sedangkan menurut Suparno dan Mohamad Yunus, tujuan yang ingin dicapai seorang penulis bermacam-macam sebagai berikut.
a. Menjadikan pembaca ikut berpikir dan bernalar.
b. Membuat pembaca tahu tentang hal yang diberitakan.
c. Menjadikan pembaca beropini.
d. Menjadikan pembaca mengerti.
e. Membuat pembaca terpersuasi oleh isi karangan.
Membuat pembaca senang dengan menghayati nilai-nilai yang dikemukakan seperti nilai kebenaran, nilai agama, nilai pendidikan, nilai sosial, nilai moral, nilai kemanusiaan dan nilai estetika.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa tujuan menulis adalah agar pembaca dapat mengetahui, mengertidan memahami nilai-nilai dalam sebuah tulisan sehingga pembaca ikut berekspresi, berpikir, berpendapat atau melakukan sesuatu yang berhubungan dengan isi tulisan. Yang kemudian dapat membawa kepada perubahan yang baik dimasa yang akan datang.

Manfaat Keterampilan Menulis
Manfaat menulis menurut Sabarti Akhadiah (dalam Kartimi 2006: 5) sebagai berikut :
1. Mengetahui potensi diri dengan dan kemampuan serta pengetahuan kita tentang topik yang dipilih. Dengan mengembangkan topik itu kita dipaksa berpikir, menggali pengetahuan, dan pengalaman yang tersimpan dalam diri.
2. Dengan mengembangkan berbagai gagasan kita terpaksa bernalar,menghubung-hubungkan, dan membandingkan fakta-fakta yang tidak pernah kita lakukan kalau kita tidak menulis.
3. Lebih banyak menyerap, mencari, serta menguasai informasi sehubungan dengan topik yang ditulis. Dengan demikian, kegiatan menulis dapat memperluas wawasan baik secara teoritis maupun mengenai fakta-fakta yang berhubungan.
4. Menulis berarti mengorganisasi gagasan secara sistematik serta mengungkapkan secara tersurat. Dengan demikian, setiap permasalahan yang semula samar-samar akan menjadi lebih jelas.
5. Melalui tulisan, kita dapat menjadi peninjau dan penilaian gagasan kita. secara obyektif.
6. Lebih mudah memecahkan masalah dengan menganalisisnya secara tersurat dalam konteks yang lebih konkrit.
7. Dengan menulis, kita menjadi aktif berpikir sehingga kita dapat menjadi penemu sekaligus pemecah masalah. Bukan hanya sekedar penerima informasi yang pasif.
8. Membiasakan kita berpikir dan berbahasa secara tertib.
Selain manfaat menulis di atas, Hernowo (2004: 51) mengungkapkan bahwa menulis dapat digunakan untuk menyibak atau mengungkapkan diri. Dengan menulis seseorang bukan hanya akan menyehatkan fisik dan mental tetapi juga dapat mengenali detail-detail dirinya.
Dari beberapa manfaat menulis yang dikemukakan, dapat disimpulkan bahwa menulis bermanfaat untuk mengetahui kemampuan diri dengan aktif berpikir dalam menuangkan ide dan gagasan kedalam sebuah tulisan, menambah wawasan dan informasi, menumbuhkan keberanian dan kreatifitas.

Kesimpulan
Menurut Nurgiyantoro (1995:276) berbicara adalah aktivitas berbahasa kedua yang dilakukan manusia dalam kehidupan berbahasa, yaitu setelah aktivitas mendengarkan. Pendapat lain mengemukakan, "Berbicara adalah keterampilan memproduksi arus sistem bunyi artikulasi untuk menyampaikan kehendak, kebutuhan, perasaan, dan keinginan pada orang lain."
Faktor penunjang keterampilan berbicara : faktor kebahasaan, faktor nonkebahasaan. Faktor penghambat keterampilan berbicara : faktor fisik, faktor media, faktor psiklogis.
Tujuan manusia berbicara antara lain : Mengekpresikan pikiran, perasaan, imajinasi, gagasan, ide, dan pendapat. Memberikan respon atas makna pembicaraan dari orang lain. Ingin menghibur orang lain. Menyampaikan informasi.
Keterampilan menulis adalah keterampilan menuangkan ide, gagasan, perasaan dalam bentuk bahasa tulis sehingga orang lain yang membaca dapat memahami isi tulisan tersebut dengan baik.
Tujuan menulis adalah agar pembaca dapat mengetahui, mengertidan memahami nilai-nilai dalam sebuah tulisan sehingga pembaca ikut berekspresi, berpikir, berpendapat atau melakukan sesuatu yang berhubungan dengan isi tulisan. Yang kemudian dapat membawa kepada perubahan yang baik dimasa yang akan datang.
Menulis bermanfaat untuk mengetahui kemampuan diri dengan aktif berpikir dalam menuangkan ide dan gagasan kedalam sebuah tulisan, menambah wawasan dan informasi, menumbuhkan keberanian dan kreatifitas.

Daftar Pustaka
Aryati, E. (2015). Prestasi Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas VIII di MTS Tarbiyah Islamiyah di Kabupaten Rejang Lebong. Diksa: Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 1(2), 95-105.
Ilham, M., & Wijiati, I. A. (2020). Keterampilan Berbicara: Pengantar Keterampilan Berbahasa. Lembaga Academic & Research Institute.
Soeparno dan Mohamad Yunus. 2002. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta:Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.
Setyonegoro, A. (2013). Hakikat, alasan, dan tujuan berbicara (dasar pembangun kemampuan berbicara mahasiswa). Pena: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, 2(2).
Tarigan, H. G. (1986). Berbicara sebagai suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:Angkasa.
Tarigan, H. G. (1986). Menulis: sebagai suatu keterampilan berbahasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun