Mohon tunggu...
Muhamad NurHafidz
Muhamad NurHafidz Mohon Tunggu... Mahasiswa - Sebagai mahasiswa UIN SALATIGA

Keseharian saya menjalani peran sebagai mahasiswa, dan tak jauh dari kegiatan membaca ataupun menulis, selebihnya dalam kegiatan membuat artikel menjadi daya tarik saya pribadi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kekuatan Dari Empiris

27 Mei 2024   16:02 Diperbarui: 27 Mei 2024   16:26 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://pin.it/1pYHo8Yss

     "Sebenarnya yang pulang itu bukanlah Putra." Penjelasan dari Dito karena dia suka membaca sebuah buku sejarah. "Yang bener aja kamu Dit?" Tanyaku kepada Dito.

      Kemudian Dito menyerahkan buku yang dibacanya kepada kita semua, dan dibaca lantang oleh Hani,"Bahwasanya seseorang yang telah hilang di hutan itu dapat ditemukan hanya 10 % saja yang lainnya tidaklah pasti." Dan memanglah dari perjalanan kita itu sudah kurang lebih dari 10 hari. 

     "Terus bagaimana ini Dit? Apa yang harus kita lakukan?" Tanya Abdul yang belum begitu mengetahui caranya. "Kita mending bertanya kepada Pak Gito, kelihatannya dia kan juga sesepuh yang paham akan primbon di daerah kita."

    "Ya sudah selesai dari sekolah kita langsung saja ke sana untuk memecahkan masalah ini. Agar dapat terselesaikan." Jawabku yang begitu berharap agar segera semuanya baik-baik saja. 

   "Kalau begitu kita lihat dulu keberadaan Putra di rumahnya, dan berikan sesajen ini untuknya tapi hanya ada Putra saja di sana." Penuturan dari pak Gito setelah kita menjelaskan permasalahan. "Baik pak kalau begitu kita lakukan segera." Semangat itu Abdul kepada kita semua.

    Setelah dirasa suasana terlihat aman kita letakkan sesajen itu di dalam kamar Putra, namun ketika sudah meletakkan kami dikagetkan dengan keberadaannya yang tiba-tiba dari belakang kita.

     "Mau ngapain kalian kesini?" Namun semua telah gugup dengan kehadirannya. "Tidak apa-apa ogh put, kami cuma mau menengok kamu saja." Karena kami semua kelihatan ketakutan dengan wajah pucatnya akhirnya kita langsung saja pulang.

    Keesokan hari kita berempat langsung ke rumahnya pak Gito kembali untuk menjelaskan mengenai hal yang kemarin telah kita lakukan. " Kalau begitu sekarang coba kalian lihat kembali sesajen itu, apabila ada yang telah berkurang maka kembalilah ke rumah saya." Pinta pak Gito kepada kami semua. Tanpa sebuah aba-aba kami langsung melakukan apa yang telah di ucapkan pam Gito.

     Sesampainya di rumah Putra kami melihat kembali sesajen yang telah kami letakkan itu, namun dibuat kaget kembali dengan suara pintu yang baru saja terbuka, kemudian kami keluar dari kamar Putra saat itu pula. "Ada apa nih kalian ke kamar Putra." Tanya bapaknya Putra yang habis pulang dari kebun. "Hmmmm....tidak ada apa-apa ogh pak, kami cuman mau melihat kepastian dari Putra saja."

     Sebenarnya kami sudah sempat menyampaikan dengan adanya keadaan Putra namun respon dari kedua orang tuanya tidak begitu di respon, karena mereka menganggap bahwa tidak ada yang terjadi apa-apa kepada Putra. "Ini kan yang kalia cari disini hari ini, nih aku kembalikan kepada pak Gito untuk tidak usah ikut campur urusan ini." Kami pun langsung pulang ke rumah pak Gito.

    Belum sampai ke rumah pak Gito, sesajen yang kami bawa tumpah ke tanah karena roda motornya Abdul terguling oleh kerikil. Setelah kami mengamati wadah sesajen itu ada yang aneh bahwa ada yang kurang. "Ini ada yang kurang dari yang kita bawa kemarin yah?" Tanya dari Hani menyadarkan kita semua. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun