Mohon tunggu...
Muhamad Nuralam
Muhamad Nuralam Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas PGRI Madiun

Teknologi, Pendidikan, Sosial, Budaya dan Kesehatan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Modul Nusantara: Mengenal Kebersamaan Lewat Sambal Seruit Khas Lampung

7 Desember 2024   09:00 Diperbarui: 7 Desember 2024   14:30 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada Sabtu, 1 Oktober 2022, kami para mahasiswa inbound yang sedang mengikuti Modul Nusantara di kampus IIB Darmajaya, Lampung, memulai perjalanan budaya dengan sesuatu yang sekilas terlihat sederhana namun bermakna, yaitu kuliner khas Lampung, tepatnya sambal seruit.  

Sambal ini ternyata bukan sekadar pelengkap makanan, melainkan juga simbol kebersamaan masyarakat Lampung. Nama seruit berasal dari kata "nyeruit," yang berarti makan bersama-sama. Tradisi ini biasanya dilakukan dalam acara penting seperti upacara adat, pernikahan, atau jamuan keluarga. Cita rasa masam seruit hidangan istimewa yang mempererat tali persaudaraan.  

Komposisi seruit lampung (sumber: dokumentasi PMM 2 IIB Darmajaya
Komposisi seruit lampung (sumber: dokumentasi PMM 2 IIB Darmajaya

Rahasia di Balik Rasa Sambal Seruit  

Apa yang membuat sambal ini begitu unik? Rahasianya terletak pada bahan-bahan spesial yang jarang kita temui di sambal lain, seperti tomat rampai, terasi delan, dan tempoyak (buah durian yang telah difermentasi). Oleh karena itulah seruit memiliki rasa pedas, segar, dan masam yang khas.

Cara penyajiannya pun tak kalah unik. Semua bahan dicampurkan langsung di dalam cobek besar, lalu dinikmati bersama-sama dalam tradisi yang disebut muput lesung. Makan langsung dari cobek ini menambah kesan hangat dan intim, mencerminkan kebersamaan yang menjadi inti dari budaya seruit.  

Memahami tentang filosofi seruit lampung (Sumber: Dokumentasi PMM 2 IIB Darmajaya)
Memahami tentang filosofi seruit lampung (Sumber: Dokumentasi PMM 2 IIB Darmajaya)

Pengalaman Pertama Mencicipi Seruit

Bagi kami, mencicipi sambal seruit adalah pengalaman baru yang menyenangkan. Pada suapan pertama, rasa masam yang dominan berpadu dengan segarnya tomat rampai dan pedasnya cabai. Meski rasanya masih asing di lidah sebagian dari kami, mencoba sensasi sambal seruit ini membawa kesan baru.  

Seruit lebih dari sekadar makanan, melainkan berisi pesan tentang filosofi hidup masyarakat Lampung yaitu saling berbagi, kebersamaan, dan kehangatan keluarga.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun