Mohon tunggu...
Muhamad Novianto
Muhamad Novianto Mohon Tunggu... Freelancer - cuma bisa nulis

learning is a reality

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Malam Itu Dingin

19 Maret 2024   00:02 Diperbarui: 19 Maret 2024   00:14 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malik mengendurkan kecepatannya. Sekilas di tepi jalan terlihat wanita tua hendak melintas dengan tergopoh-gopoh. Malik menginjak dengan keras rem penahan kecepatan dan mobilnya memutar lalu menabrak pohon besar di tepi jalan. komat-kamit joko terhenti. Mata joko masih terpejam. Karena ia tahu bahwa kecelakaan terjadi padanya. 

Joko tersungkur dibawah kursi mobil. Setelah 10 menit, ia kembali terbangun dan memanggil malik tanpa melihatnya. Lalu joko membuka mata dan mendongak ke arah malik. Perlahan, darah menetes dari setir mobil dan mengenai tangannya. 

Ia beringsut menarik kepala malik yang dipikir pingsan tertidur. Badan malik di goyahkan. Joko mengecek pernafasan malik sambil berteriak memanggilnya. Malik tidak sadarkan diri. Lalu, joko menoreh ke arah pak basri yang tertelungkup di bawah tempat duduk. Di baliknya punggung pak basri. Namun, pak basri tidak menjawab panggilan joko. 

Joko sangat ketakutan, tubuhnya gemetar. Kemudian, joko mencoba memindahkan malik ke tempat duduknya dan mengambil alih kemudi. Starter mobil di putar olehnya beberapa kali. Sampai pada akhirnya mobil itu dapat menyala kembali. Joko mengemudikan mobil itu dengan kondisi malik dan pak basri tidak sadarkan diri. Ia menangis sepanjang perjalanan, seketika menoreh ke arah mereka berdua. Joko sempat membantah pikiran buruknya terhadap malik dan pak basri yang dianggapnya sudah tiada. Joko berbicara seorang diri sambil mengucapkan kita akan baik baik saja.

 Sesampainya joko di rumah sakit, ia langsung membawa mobil itu ke arah pintu UGD dan meminta perawat untuk membawa malik dan pak basri yang belum juga tersadarkan diri. Joko memarkirkan mobil dengan keadaan menganga pada bagian depan mobil. Beberapa kerabat joko menghampirinya.

Joko menceritakan kronologisnya. Kerabat joko sangat terpukul, beruntungnya dalam keadaan seperti itu, joko masih tersadar dan dapat membawa malik dan pasien yang dijemputnya. Dokter yang memeriksa keadaan malik dan pak basri, meminta petugas medis untuk memanggil joko. Setelah joko masuk ke dalam. Dokter mengatakan kepada joko. "saya sudah berupaya untuk membantu. Pak malik dan pak basri sudah meninggal dalam perjalanan. 

Tangis joko pecah memekah dalam ruang UGD. Joko berjalan tergopoh-gopoh keluar dari ruangan dan menemui kerabatnya. Joko memberi kabar kepada kerabatnya bahwa malik telah meninggal dunia. Gelisah, cemas, terbalut dalam kesedihan yang tidak terpungkiri bahwa sahabatnya telah meninggal dunia. 

Jenazah malik dan pak basri dikeluarkan dari UGD menuju ruang jenazah. Joko dan kerabatnya mengikuti dari belakang. Tubuh joko terkulai lemas, sampai-sampai ia berjalan disanggah oleh kerabatnya. Pintu ruang jenazah dibuka. Jenazah malik ditanggalkan persis di belakang jani yang tengah merias jenazah. Joko menyapa jani yang tengah bekerja. Jani membalas sapaan joko dan menanyakan jenazah yang baru saja datang tanpa membalikkan punggungnya.

 Joko meminta jani untuk melihat jenazah yang baru saja datang. Jani mencoba menghiraukan apa yang diminta joko. Karena jani sedang konsentrasi pada pekerjaan. Sekali lagi joko menegaskan pada jani untuk melihatnya. Jani megikuti apa yang diinginkan joko tanpa meletakkan alat rias pada genggamannya. 

Jani berjalan ke arah jenazah yang dibawanya. Perlahan jani menghampiri. Jani menjatuhkan alat yang digenggamnya. Air matanya jatuh mengenai bahu jenazah malik. Jani menanyakan peristiwa yang terjadi pada joko. Joko menceritakan keseluruhan peristiwa yang dialaminya bersama malik. Tangis jani tidak berhenti. Pucat pasi menghiasi wajahnya. Jani sangat terpukul melihat keadaan yang dilihatnya. Akan sangat rumit ketika susan tahu bahwa suaminya telah meninggal dunia.

 Terdengar langkah kaki dari kejauhan. Pintu terbuka sebagian. Susan masuk ke dalam ruang jenazah. Susan melihat semua orang di dalam menangis di hadapan jenazah yang baru saja datang. Susan menghampiri orang yang mengerumuni jenazah malik. Susan terdiam. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun