Mohon tunggu...
Muhammad Nandar
Muhammad Nandar Mohon Tunggu... -

Mahasiswa UIN SGD BANDUNG dan sekaligus pencari jati diri dengan mengeksplorasi kemampuan dalam bidang imajinasi bebas...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Rekor

2 Oktober 2012   14:39 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:21 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

1 jam

2 jam

3 jam

Dan akhirnya sebuah sms masuk. Gue buka dngan hati berdekup tak karuan (ayo kita pura pura ga tau hasilnya). Menekan tombol buka saja rasanya seperti menekan kentut yang tak kunjung kunjung keluar (lah ko kentut terus?? Bodo amat!! Saat nulis cerita ini gue ga kepikiran hal lain yang lebih lucu dari kentut. Lah ko ngaco ceritanya?? Balik lagi!!)

Pesan pun dibuka. Sebuah untayan kata gue baca dengan perlahan, hati hati dan cermat seperti gue lagi ujian di sekolah.

“nandar. Waktu aku baca sms kmu tentang perasaan kamu, aku seneng banget klo kamu tu suka sama aku. Tapi...”

gue berhenti baca sebentar saat bagian ini. Berharap “tapi” disana tidaklah bermakna buruk. Gue nyiapin dada gue supaya kuat. Persis seperti pasien yang mau di beritahu kalau dia punya penyakit yang sangat ganas.

“tapi aku takut nyakitin kamu kalau kita jadian nanti. Aku takut aku bakal ngecewain kamu. Jadi aku lebih memilih untuk kita temenan aja. Karena temen tidak akan menyakiti. Saya harap kamu faham dan ga marah. Sekali lagi maaf ya!! Bukannya aku apa apa. Ini untuk kebaikan kita berdua.” Balas sms dia.

Gue mikir bulak balik. Ada hal yang gue ga ngerti.


  1. “DIA SENANG GUE SUKA SAMA DIA. TAPI DIA NOLAK GUE.” (sengaja gue tulis dengan huruf kavital karena gue ingin kalian tau klo gue marah bercampur kecewa sama dia)


Gue yang bego atau dia yang oon? kenapa ada yang seneng tapi nolak..................................................

to be continue!!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun