Mohon tunggu...
Muhamad Khabib
Muhamad Khabib Mohon Tunggu... Pegiat sosial Politik -

Jangan Apatis Terhadap Politik

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Paska Konsolidasi Politik Elit, Lemahnya Ekonomi Jadi Ancaman Nyata Joko Widodo di 2019

4 September 2017   21:03 Diperbarui: 4 September 2017   23:43 1370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertumbuhan konsumsi rumah tangga menurut catatan BPS memang terus melambat dari 5,15% pada 2014 menurun ke 4,93% pada 2017. Realisasi penyerapan tenaga kerja juga menurun 141ribu pada QI 2017 (BKPM), dan berbagai kesulitan-kesulitan ekonomi lainnya yang sangat masuk akal argumentatifnya kenapa pertumbuhan ekonomi stagnan? dan bahkan secara kualitas sebenarnya mengalami pelemahan-pelemahan.

Belum lagi realisasi APBN yang tersedot hanya untuk bayar hutang plus bunganya termasuk melalui kebijakan austerity/pengetatan, Rp. 512 T untuk bayar utang+bunga yang merupakan urutan pertama alokasi APBN 2017, sementara anggaran Infrastruktur yang jadi andalan program pemerintahan Joko Widodo justru hanya mendapat alokasi anggaran Rp. 387 T.

Kegagalan Ekonomi Menjadi Ancaman Nyata Jokowi Pada 2019 Mendatang

Berbagai kesulitan dan bahkan kegagalan-kegagalan pembangunan ekonomi pemerintahan Jokowi selama 3 Tahun ini menjadi ancaman serius Jokowi pada 2019 mendatang, yakni momentum Pilpres Jokowi untuk dapat kembali memenangkan kompetisi pesta politik lima tahunan tersebut 2019-2024.

Sangat mungkin, kegagalan-kegagalan pembangunan ekonomi oleh pemerintahan Jokowi, mulai dari pertumbuhan ekonomi yang lemas, utang yang menggunung, hingga defisit APBN yang terus membesar menjadi amunisi lawan-lawan politik Jokowi untuk 2019 yang akan datang.

Masih lekat di ingatan kita, bagaimana seorang William Jefferson Blythe III, atau akrab disapa Bill Clinton memenangi Pilpres AS pada November 1992 yang kala itu mengalahkan calon incumbent, George HW Bush yang didukung penuh partai Republik.

Waktu itu Bill Clinton melalui staf analisis politiknya, James Carville berhasil memenangkan pemilu AS pada 1992 hanya dengan memanfaatkan kegagalan Bush dalam mengelola ekonomi, bahkan Bush gagal mencegah resesi ekonomi yang melanda AS. James Carville cukup menggunakan tag line " _*It's The Economy, Stupid' ("Masalahnya itu Ekonomi, Bodoh"),*_ __ akhirnya George HW Bush pun tumbang.

Pelajaran pemilu AS pada 1992 tersebut mestinya jadi pengalaman Jokowi beserta think  thank nya (pembisik) untuk lebih bertindak cerdas dan strategis, bahwa problem-problem ekonomi telah menjadi ancaman nyata keberhasilan Jokowi untuk mendapatkan kembali periode ke dua 2019-2024.

Mestinya pemerintahan Jokowi yang sudah tinggal 2 tahun lagi kedepan ini segera membenahi problem-problem ekonomi, salah satunya dengan genjot kinerja dan reorientasi kebijakan sesuai janji-janji kapanye pada 2014 yang lalu. Toh konsolidasi politik elit dan gerakan sosial yang selama 3 tahun kebelakang sempat merepotkan kini sudah cukup terkonsolidasi dengan kondusif dan cukup berhasil.

Mestinya dua tahun kedepan pemerintahan Jokowi segera membenahi ekonomi dengan cara-cara yang lebih cerdas dan produktif, salah satu caranya dengan memompa perekonomian melalui strategi dan kebijakan, salah satu contohnya bisa memompa perekonomian dengan skema Build Operate Transfer (BOT) dan Build Own Operate (BOO) ala begawan ekonomi Dr. Rizal Ramli, kemudian Revaluasi Asset dan Sekuritisasi Asset, sehingga tidak membebani APBN.

Juga denganerubah sistem quota menjadi sistem tarif dalam kebijakan Impor sehingga harga-harga lebih terkendali, dan menggenjot laju kredit sampai 15%-17%. Juga perlunya terobosan-terobosan lain untuk memompa perekonomian agar target pertumbuhan ekonomi mampu tercapai sesuai harapan dan persepsi rakyat menjadi optimis terhadap pemerintahan Joko Widodo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun