Tak disangka, DR Rizal Ramli (RR) yang dikenal Rakyat sebagai pejabat bersih, berani dan berpihak pada wong cilik itu di copot oleh presiden Jokowi dari jabatan menko Maritim dan Sumber Daya.
Rakyat terhenyak tidak percaya, bagaimana mungkin seorang Rizal Ramli yang menjadi harapan rakyat membawa Republik menuju perubahan harus dihentikan secepat itu.
Bahkan yang menambah empati dan emosi publik berbarengan dengan ramainya dukungan ke pimpinan aktivis 78 ini terkait penghentian Reklamasi di teluk Jakarta.
Rakyat dan aktivis pergerakan di negeri ini jadi bertanya-tanya, Apa yang terjadi dengan presiden Joko Widodo? Bahkan asumsi dan dugaan menjadi tak karuan terbawa emosional dan menjungkirbalikkan logika rakyat.
Bagi publik keseluruhan, di copotnya seorang Rizal Ramli dari posisi menko maritim bukan sekedar soal jabatan dan kekuasaan semata, namun lebih dari itu, Rizal Ramli adalah sosok yang bersih, berani, terbuka kepada publik dan salah satu menteri yang paling sejalan dengan visi misi dan Nawacita Jokowi.
Dugaan rakyat semakin liar, bahkan ada yang menduga jika di copotnya Rizal Ramli terkait erat dengan polemik Reklamasi teluk Jakarta, sikap kerasnya terhadap Freeport dan Blok Masela, bahkan dugaan akibat perseteruannya dengan wapres Jusuf Kalla.
Tapi entahlah, logika liar publik menduga-duga sedemikian rupa itu juga tidak ada salahnya, bahkan barangkali sangat benar adanya, namun yang jelas selama menjabat menteri dikabinet pemerintahan Jokowi, RR telah menorehkan banyak pilar dan pondasi untuk perubahan Republik ini menjadi bangsa yang kuat dan mandiri.
11 Bulan menjabat sebagai Menko, RR sudah mulai mewujudkan Poros Maritim Dunia dengan 5 jurus RR membangun poros maritim, selain itu RR juga telah meletakkan pondasi dasar dimulainya pembangunan Indonesia Timur dengan support Industri, salah satunya dengan kebijakan kilang darat untuk pembangunan Blok Masela yang di desain mampu mewujudkan multiflier efect.
RR juga dalam tujuan mewujudkan poros Maritim itu sudah berbuat untuk melindungi dan memajukan Nelayan sebagai pilar pembangunan Sumber Daya Maritim, dengan jumlah 16 juta nelayan, RR berupaya melindungi eksistensi nelayan dari beringasnya konsep pembangunan yang menafikan keberadaan nelayan. Contoh soal kebijakan pembangunan Reklamasi di teluk Jakarta. RR juga mendorong pembangunan Industri perikanan untuk nelayan paska kebijakan Ilegal Fishing menteri Susi.
Selain itu, di saat APBN Defisit dan penerimaan pajak rendah, pembangunan industri dan infrastuktur  kekuarangan Modal. RR juga mendorong kebijakan Revaluasi Aset. RR membuka kerjasama dengan berbagai negara untuk mendorong kerja sama investasi di Indonesia, mulai dari sektor pariwisata, industri kelapa sawit, perikanan, kapal dsb.
