Cara membuatnya pun sangat mudah, cukup mengumpulkan daun di dalam ember ditambah 5 liter air setelah itu diperas hingga air menghijau selama 20 menit.
Lalu, bagaimana pengimplementasiannya, cukup disemprotkan menggunakan tangki air khusus petani dengan dosis biosaka beberapa mili, cara menyemprotkannya pun tidak secara langsung ke tanaman, melainkan disemprotkan ke atas hingga mengenai tanaman berupa embun. "Tambahnya"
Hal ini dibuktikan oleh orangtua mahasiswa agro tersebut, dengan hasil panen padi yang menggunakan pupuk kimia dengan yang menggunakan biosaka, dari hasil yang tidak jauh beda, bahkan beliau telah memperoleh hasil panen sebanyak 6-7 ton/hektar.
Alhamdulilah, saya merasa terbantu dengan biosaka ini karena menghemat penggunaan urea, apalagi sekarang pupuk subsidi yang berkurang, maka dari itu solusinya ya menggunakan biosaka ini. "Ujar orangtua Mahasiswa kepada petani"
Setelah itu, para petani pun diajak untuk praktek membuat biosaka agar pada saat mahasiswa KKN selesai, petani dapat menggunakannya setiap awal musim tanam. Adanya biosaka semoga menjadi faktor perubahan dari hasil panen yang kurang bagus menjadi lebih maksimal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H