Penerapan:
- Dalam konsumsi makanan: makan hanya untuk memenuhi energi tubuh, bukan karena lapar mata.
- Dalam berbelanja: membeli barang yang memang dibutuhkan, seperti pakaian kerja, tanpa tergoda tren atau diskon.
- Dalam pekerjaan: fokus pada tugas utama tanpa tergoda melakukan hal-hal yang tidak relevan.
2. Sa-Perlune (Seperlunya)
Sa-perlune mengajarkan bahwa segala tindakan, ucapan, dan keputusan sebaiknya dilakukan sesuai dengan keperluan yang nyata, tanpa berlebihan. Prinsip ini mendorong efisiensi dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam penggunaan waktu, energi, dan sumber daya.
Melakukan sesuatu seperlunya berarti memahami kapan harus bertindak dan kapan harus berhenti, serta menghindari tindakan yang tidak relevan atau tidak bermanfaat. Dengan kata lain, Sa-perlune membantu kita menghindari sikap boros dan fokus pada apa yang penting dan mendesak.
Relevansi Sa-perlune sangat terasa dalam kehidupan modern, di mana kita sering dihadapkan pada kebiasaan multitasking dan melakukan banyak hal tanpa mempertimbangkan urgensinya. Misalnya, dalam berbicara, prinsip ini mengingatkan kita untuk tidak berbicara berlebihan, tetapi fokus pada hal-hal yang penting dan relevan.
Dalam pekerjaan, Sa-perlune mengarahkan kita untuk mengalokasikan tenaga hanya pada tugas-tugas yang benar-benar diperlukan, sehingga tidak menguras energi pada hal-hal yang kurang berarti. Manfaatnya adalah meningkatkan produktivitas, menjaga keseimbangan hidup, dan mengurangi stres akibat beban yang tidak diperlukan.
Penerapan:
- Dalam berbicara: menyampaikan hal yang penting saja, tidak berbicara terlalu panjang tanpa inti.
- Dalam bekerja: menyelesaikan tugas prioritas dan tidak membuang waktu pada hal-hal yang kurang penting.
- Dalam hubungan sosial: menolong orang lain pada saat mereka benar-benar membutuhkan, tanpa berlebihan.
3. Sa-Cukupe (Secukupnya)
Sa-cukupe menanamkan nilai kepuasan terhadap apa yang telah kita miliki, tanpa merasa kurang atau ingin lebih dari yang diperlukan. Prinsip ini mengajarkan kita untuk merasa cukup dengan rezeki, materi, atau keadaan yang telah diberikan kepada kita.
Dengan menjalankan Sa-cukupe, kita belajar untuk tidak terjebak dalam perlombaan materialisme atau ambisi yang tidak realistis. Konsep ini juga menekankan pentingnya rasa syukur dalam kehidupan sehari-hari, yang menjadi fondasi untuk hidup lebih damai dan bahagia.
Dalam kehidupan praktis, Sa-cukupe sangat relevan untuk mengatasi tekanan hidup yang sering disebabkan oleh keinginan yang tidak pernah terpuaskan. Misalnya, dalam pekerjaan, kita merasa cukup dengan pencapaian saat ini tanpa terus-menerus membandingkan diri dengan orang lain.