Pendahuluan
Perkembangan moral merupakan salah satu aspek penting dalam pembentukan karakter individu. Memahami bagaimana moralitas seseorang berkembang memungkinkan kita untuk melihat bagaimana individu mengambil keputusan yang melibatkan pertimbangan etika dan nilai-nilai moral. Salah satu teori yang paling berpengaruh dalam studi ini adalah teori perkembangan moral Lawrence Kohlberg. Melalui teorinya, Kohlberg membagi perkembangan moral manusia ke dalam beberapa tahapan, dari yang paling dasar hingga yang paling kompleks. Artikel ini akan membahas apa yang dimaksud dengan tahapan perkembangan moral menurut Kohlberg serta relevansinya dalam konteks pendidikan dan pembentukan karakter.
Integritas adalah salah satu nilai fundamental yang harus dimiliki oleh setiap individu, terutama seorang sarjana. Integritas mencakup kejujuran, tanggung jawab, dan konsistensi dalam tindakan dan prinsip. Dalam konteks pendidikan tinggi, integritas memiliki peran yang sangat penting dalam pembentukan karakter mahasiswa sebagai calon pemimpin masa depan.
Tulisan ini akan membahas hubungan antara integritas seorang sarjana dengan teori perkembangan moral yang dikemukakan oleh Lawrence Kohlberg. Kita akan mengkaji bagaimana teori Kohlberg dapat menjadi kerangka kerja yang berguna untuk memahami dan mengembangkan integritas pada kalangan akademisi. Selain itu, tulisan ini juga akan mengidentifikasi berbagai faktor yang mempengaruhi perkembangan moral sarjana serta strategi-strategi yang dapat diterapkan untuk mengoptimalkan perkembangan moral tersebut.
Apa Itu Integritas Sarjana?
Integritas sarjana atau integritas akademik merujuk pada komitmen terhadap nilai-nilai kejujuran, kebenaran, tanggung jawab, dan etika dalam seluruh aspek kehidupan akademik. Ini meliputi penelitian, pengajaran, publikasi, dan interaksi dengan sesama akademisi. Integritas sarjana atau integritas akademik memiliki prinsip-prinsip moral yang harus diterapkan dalam lingkungan akademik, terutama yang terkait dengan kebenaran, keadilan, kejujuran. Nilai-nilai yang dijunjung tinggi dalam integritas akademik mencakup enam aspek, yaitu: honesty (kejujuran), trust (kepercayaan), fairness (keadilan), respect (menghargai), responsibility (tanggung jawab), dan humble (rendah hati).
Beberapa istilah yang sering digunakan terkait dengan integritas akademik adalah academic misconduct, academic dishonesty, academic crime, dan research atau scientific misconduct. Berikut adalah definisi istilah-istilah tersebut.
Academic Misconduct : Academic misconduct merupakan masalah yang serius di lingkungan akademik karna hal tersebut merupakan sebuah perilaku mahasiswa yang tidak jujur yang mengakibatkan pelanggaran standar akademik. Contoh tindakan academic misconduct meliputi beberapa hal yakni plagiarisme, falsifikasi, tindakan curang, menandatangani presensi mahasiswa lainnya, mengubah data penelitian, menghilangkan berkas mahasiswa lain secara sengaja, memfasilitasi mahasiswa lain untuk melakukan tindakan academic misconduct, dan sebagainya.
Academic honesty : Merupakan sebuah upaya yang dilakukan untuk mempertahankan kejujuran akademik dalam berbagai bentuk, sehingga hasil karya mahasiswa atau institusi mencerminkan upaya mahasiswa atau institusi tersebut secara akurat. Adapun pelanggaran integritas akademik ataupun integritas penelitian juga merupakan sebuah masalah yang tak kalah seriusnya dalam integritas akademik. Istilah lain yang sering digunakan untuk menunjukkan tingkat keseriusan masalah integritas/kejujuran akademik ini adalah academic crime atau kejahatan akademik.
Research atau scientific misconduct : Research misconduct adalah fabrikasi, plagiarisme atau falsifikasi yang dilakukan dalam mengajukan proposal, melaksanakan penelitian, serta mereview penelitian ataupun melaporkan hasil-hasil dari penelitian tersebut. Research misconduct tidak mencakup kesalahan murni dan juga perbedaan pendapat.
Dimensi Integritas Sarjana
Integritas sarjana mencakup beberapa dimensi penting, yang diantaranya adalah sebagai berikut :