Mohon tunggu...
Muhamad Jamal 41421110028
Muhamad Jamal 41421110028 Mohon Tunggu... Teknisi - Mahasiswa S1 Universitas Mercubuana

Kampus Universitas Mercu Buana Meruya, Fakultas Teknik Prodi Teknik Elektro . Dosen Pengampu : Prof. Dr, Apollo , M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

kuis 3 - Sarjana Bahagia dan Kemampuan Melakukan Practical Value Rationality

23 September 2024   17:54 Diperbarui: 23 September 2024   20:21 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ppt Modul Dosen : Prof. Dr. Apollo, M.Si. Ak

Perkenalkan nama saya Muhamad Jamal dengan NIM 41421110028 dari Fakultas Teknik Prodi Teknik Elektro . Pada kesempatan kali ini saya akan mengupas tuntas bagaimana cara menjadi Sarjana yang bahagia serta memiliki kemampuan untuk melakukan practical value rationality agar mahasiswa dapat menjadi sarjana yang unggul, Kompeten, dan Profesional.

Kebahagiaan sangat sering sekali dikaitkan dengan banyak faktor, salah satunya termasuk dari pendidikan. Keterkaitan faktor ini mengacu pada bagaimana pendidikan tinggi seperti kuliah dapat meningkatkan kebahagiaan seseorang di masa yang akan datang.

Cara apa yang digunakan untuk mengamatinya?


Pandemi COVID-19 telah banyak mengubah mindset seorang siswa apakah pendidikan tinggi sepadan dengan kebahagiaan karier dan hidup di masa depan atau justru sebaliknya. Sebab masa pandemi telah membentuk sistem baru di mana mahasiswa tak lagi perlu ke kampus dan bisa belajar secara daring atau online.

Kondisi pembelajaran seperti ini faktanya memunculkan persoalan lain. Salah satunya adalah mahasiswa akan lebih banyak menyisihkan uang untuk keperluan akses internet mereka.

CNBC Make It mencatat, beberapa dari mahasiswa yang kuliah online pada masa pandemi cenderung memiliki krisis utang yang meningkat. Hal ini diperparah dengan semakin kacaunya pasar kerja di mana industri membutuhkan pengalaman lapangan, sementara mahasiswa hanya hidup di dunia online selama kuliah. Hingga pada akhirnya mahasiswa mulai mempertanyakan: apakah pendidikan tinggi sepadan untuk kebahagiaan yang ingin mereka capai atau tidak.

"Pendidikan Tinggi Berkorelasi dengan Kebahagiaan Masa Depan"


Untuk membahas bagaimana kebahagiaan dapat dicapai, tentu akan menjadi perdebatan yang sulit disepakati banyak orang. Namun, kebahagiaan yang di definisikan sebagai kepuasan jalan hidup seseorang, mungkin dapat dilihat dari kacamata pendidikan.


Hal ini dapat mulai diamati dari seseorang saat memilih jurusan terbaik menurut minat dan bakat yang mereka miliki, menemukan tujuan karier dan hidup, lalu setelahnya kita dapat melihat bagaimana kuliah bisa mempengaruhi sebuah kebahagiaan.

Psikolog perkembangan dan profesor psikologi pada Clark University, AS, Jeffrey Arnett menjelaskan adanya korelasi antara pendidikan dan kebahagiaan di masa depan.

"Pendidikan mungkin berkorelasi lebih kuat dengan kebahagiaan masa depan sepanjang masa dewasa daripada variabel lainnya," ucapnya dikutip dari laman CNBC.

Menurutnya, fakta dalam penelitian telah menunjukkan bahwa semakin banyak pendidikan yang dimiliki, maka akan membuat seseorang semakin bahagia yang tentunya kebahagian tersebut tidak terlepas dari sebuah kemampuan dalam melakukan sebuah  tindakan nilai rasionalitas

Apa Yang Dimaksud Rasionalitas ?

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), rasional adalah menurut pikiran serta pertimbangan yang logis, menurut pikiran yang sehat, dan cocok dengan akal. Rasional merupakan konsep pengambilan keputusan terhadap berbagai pilihan guna mencapai tujuan akhir menggunakan standar nilai yang logis.
Namun, terkadang sulit untuk berpikir rasional jika dibumbui dengan emosi. Simak berikut penjelasan mengenai rasional.

Kita hidup di dunia yang penuh ketidakpastian, maka munculah sebuah pemikiran irasional yang mempunyai hubungan erat dengan emosi. Emosi sebenarnya sangat penting untuk pengambilan keputusan guna mempertimbangkan pro dan kontra. Namun, dalam pemikiran rasional, penyertaan emosi harus bisa dikontrol.

Dalam sebuah buku Filsafat Ilmu oleh Redmon Windu Gumati, menyebut pendapat beberapa ahli mengenai artian rasional sebagai berikut:


Max Weber merupakan salah satu dari banyaknya pencetus teori yang berkaitan dengan rasionalitas. Max Weber mengatakan ada dua jenis rasionalitas pada manusia, yang salah satunya adalah rasionalitas nilai.

Rasionalitas Nilai (Wetrationalitaet)
Merupakan rasionalitas yang memperhitungkan nilai-nilai atau berbagai etika yang memperbolehkan atau menyalahkan sesuatu hal untuk mewujudkan suatu tujuan. Rasionalitas nilai umumnya mengutamakan kesadaran atas nilai-nilai yang berkaitan dengan estetika, etis, hingga religius.

Berikut contoh tindakan yang merupakan rasionalitas berorientasi nilai yang terjadi dalam masyarakat heterogen adalah sebagai berikut :

  1. Seorang murid yang selalu bersikap hormat kepada gurunya karena menganggap hal tersebut merupakan hal yang wajib dilakukan.
  2. Seorang muslim yang selalu melaksanakan kewajiban ibadah salat lima waktu dalam sehari sesuai dengan nilai keyakinannya.
  3. Masyarakat pemegang kepercayaan animisme yang kerap memberikan sebuah sesajen untuk roh leluhurnya karena menganggap hal tersebut merupakah sebuah tradisi turun temurun yang tidak boleh ditinggalkan.
  4. seorang siswa yang giat dalam belajar demi menunjang kesuksesannya di masa depan karena ia memiliki sebuah keyakinan dalam dirinya yang menganggap bahwa kesuksesan berbanding itu berbanding lurus dengan sebuah prestasi akademik.
  5. Seorang anak yang lebih senang memperjuangkan masa depannya dengan cara non akademik karena nilai yang tertanam dalam kepalanya bahwa tidak perlu pintar di sekolah untuk dapat menjadi pengusaha dalam dunia nyata
  6. Seorang warga sipil yang membantu meringkus copet saat di pasar karena memiliki nilai rasionalitas yang menyatakan bahwa kriminalitas harus diberantas sekalipun warga tersebut bukanlah sebuah aparat kepolisian.
  7. Seorang anak pesantren yang memegang nilai ajaran gurunya untuk menjaga pergaulan sehingga akhirnya memilih untuk tidak pacaran dikarenakan terdapat larangan dalam agamanya

Contoh tindakan rasionalitas berorientasi nilai di atas memiliki kecenderungan nilai yang berbeda pada setiap individu sehingga tindakan yang dilakukan pun berbeda.

Tipe Rasionalitas
Wahyu Agung Widodo dan Setya Yuwana Sudikan menjelaskan bahwasannya tindakan rasional merupakan sebuah konsep pengambilan keputusan terhadap berbagai pilihan untuk mencapai tujuan akhir yang logis.


Bagaimana Cara Mengetahui Ciri-Ciri Mahasiswa Yang Memiliki Jiwa Rasional ?

Menurut Marcus Aurelius  yang tertuang dalam buku Meditations, adapun ciri-ciri jiwa yang rasional adalah sadar diri, periksa diri, dan menentukan nasibnya sendiri. Jiwa ini menuai panennya sendiri dan sukses dalam tujuannya sendiri.

Adapun sebagai mahasiswa kita harus memiliki jiwa-jiwa yang rasional agar dapat menjadi sarjana yang bahagia, sarjana yang unggul, sarjana yang berkompeten dan sarjana yang profesional. berikut ini merupakan ciri-ciri dari mahasiswa yang memiliki jiwa berpikir yang rasional :

  • Lebih Memikirkan Masa Depan Daripada Masa Lalu
    Pemikir rasional selalu berpikir dalam kerangka tujuan dan sasaran; keduanya berorientasi pada masa depan dan kemajuan. yang artinya kita sebagai mahasiswa dituntut untuk selalu berinovasi dalam melakukan pengembangan untuk sebuah kemajuan peradaban pada masa yang akan mendatang. Jika sebagai mahasiswa kita lebih banyak menghabiskan waktu untuk memikirkan tujuan dan masa depan daripada peristiwa masa lalu, kita akan termasuk seseorang pemikir yang rasional.
  • Selalu Menanyakan Alasan
    Melakukan suatu tindakan saja rasanya akan ada yang kurang. Sebagaimana mahasiswa yang berpikir rasional, maka kita harus selalu tahu alasan dibalik segala hal yang akan kita jalankan
  • Sering Membuat Rencana
    Kita selalu ingin memastikan agar semua hal dalam kehidupan ini selalu berjalan dengan baik, yakni dengan membuat suatu konsep untuk merencanakan masa depan yang cerah. Hal ini merupakan ciri dari seseorang yang memiliki pemikiran rasional.
  • Membuat Daftar Pro dan Kontra
    Mengambil keputusan tanpa mengetahui dampaknya akan membuat kita ragu untuk melakukannya. Jika kita selalu membuat keputusan dengan bekal pro dan kontranya, berarti kita merupakan ciri dari seseorang pemikir yang sangat rasional.
  • Orientasi pada Target
    Untuk mencapai sebuah target tidaklah sesulit yang dibayangkan; kuncinya adalah memiliki metode yang tepat.
    untuk mencapai sebuah kesuksesan kita perlu merencanakan segala sesuatunya untuk mencapai hal tersebut, yakni dengan memilih metode yang tepat, lalu menjalankan metode tersebut untuk mendapatkan apa yang kita inginkan.
  • Jarang Berpikir Terlalu Lama
    Sama seperti halnya memikirkan masa depan jauh lebih utama daripada masa lalu, umumnya kita tidak akan pernah bisa duduk dan memikirkan satu hal terlalu lama.

    Kita ingin selalu maju dan maju, menjangkau ke depan untuk mencapai target yang yang telah direncanakan dengan susah payah. Motivasi utamanya adalah memajukan rencana dan tidak akan membiarkan masa lalu menahan kita untuk terus maju.

  • Tidak Membiarkan Emosi Membutakan Penilaian
    Sering kali emosi dapat menghalangi kita untuk berpikir secara rasional. Namun jika kita tidak pernah membiarkan emosi membutakan kebenaran, maka kita termasuk kedalam kategori seorang pemikir yang sangat rasional.

    Selain itu, kita juga dapat mengesampingkan emosi untuk melakukan sesuatu yang perlu dan benar, terlepas dari bagaimana perasaan kita tentang hal tersebut.

Daftar Pustaka

  • Buku Rekontruksi Teori Sosial Modern | Penulis Zainuddin Maliki
  • Sumiarsih dan Novita (2021), Pengaruh konsep diri terhadap kepercayaan diri siswa,
    Jurnal Pendidikan dan Pengajaran Guru Sekolah Dasar. Vol 4, no 2.
  •  Setiadi, I. (2016). Psikologi positif: Pendekatan saintifik menuju kebahagiaan. Gramedia
    Pustaka Utama

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun