Mohon tunggu...
Muhamad Irfan
Muhamad Irfan Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Sangat cinta tanah air

Selanjutnya

Tutup

Politik

Cagub DKI Semuanya Milyarder

26 Maret 2012   02:57 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:29 719
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_178310" align="alignnone" width="500" caption="Para Calon Gubernur DKI (sumber: TEMPO)"][/caption] Wow! Semua calon gubernur DKI adalah milyarder. Menurut Laporan Harta Kekayaan Pejabat Negara (LHKPN) hanya satu calon yang tidak ada datanya karena belum pernah melapor dan tidak pernah menjabat, yaitu Faisal Basri. Coba simak harta kekayaan mereka berikut ini: - Fauzi Bowo, tahun 2010 hartanya sekitar 48,9 milyar - Joko Widodo, tahun 2010 hartanya 18,5 milyar - Alex Noerdin, tahun 2006 hartanya 10,5 milyar - Hidayat Nur Wahid, tahun 2009 hartanya 6,4 milyar, dengan utang 2 milyar - Hendardji Supandji, tahun 2008 hartanya 5 milyar - Faisal Basri yang diwakili oleh calon wakilnya Biem Benyamin, tahun 2003 hartanya 16,4 milyar, dengan utang 5 milyar Ternyata calon-calon pemimpin masyarakat DKI adalah orang-orang kaya. Syukurlah kalau mereka sudah tercukupi kebutuhan materinya, sehingga pada saat memimpin kelak, mereka tidak terlalu pusing memikirkan bagaimana mencari nafkah bagi keluarganya, dan dapat fokus kepada urusan rakyatnya. Namun permasalahan akan timbul apabila harta yang mereka miliki saat ini digunakan untuk berkampanye yang tidak halal. Jika demikian halnya, sudah dapat dipastikan jika ia terpilih jadi gubernur DKI 95% akan ngawur memimpin kota Jakarta. Ia akan fokus kepada bagaimana cara cepat untuk mengembalikan harta yang dikeluarkan pada saat kampanye, bukan fokus kepada urusan kota dan masyarakatnya. Tidak ada salahnya sama sekali seorang calon pemimpin dari kalangan orang kaya. Banyak contoh sejarah membuktikan pemimpin-pemimpin sukses adalah dari kalangan istana. Namun yang membedakan antara mereka pemimpin sukses dengan pemimpin ngawur adalah masalah niat pertama kali yang muncul pada saat ingin menjadi pemimpin rakyat. Jika diawali dengan niat kotor, maka jaminannya adalah neraka, tapi jika niatannya baik, bersih, ikhlas, maka jaminannya adalah surga. Contoh niat kotor adalah: - Ingin jadi gubernur DKI supaya status sosial di mata masyarakat meningkat, bisa dihormati, disegani, disanjung, dan diangkat - Ingin jadi gubernur DKI supaya punya harta berlebih untuk anak cucu kelak - Ingin jadi gubernur DKI supaya lebih mudah untuk menjadi presiden atau jabatan yang lebih baik dari gubernur Contoh niat baik adalah: - Ingin jadi gubernur DKI karena ingin membangun sistem transportasi kota Jakarta yang lebih baik - Ingin jadi gubernur DKI karena ingin memberantas kemaksiatan di kota Jakarta seperti perjudian, pelacuran, narkoba, minuman keras, dan perang melawan segala jenis permafiaan - Ingin jadi gubernur DKI karena ingin memberantas korupsi di lingkungan pemda DKI Ingat! Jakarta bukan kota sembarangan, berbagai ragam persoalan semua ada di dalamnya. Mulai masalah yang sederhana sampai masalah yang menyangkut nyawa manusia, dari masalah yang berhubungan dengan kenikmatan, sampai masalah penderitaan. Banyak tipe karakter gubernur yang sudah mencoba bagaimana memimpin kota Jakarta. Berhasilkah mereka? Seperti yang sudah-sudah, setelah menjabat gubernur DKI, hartanya bertambah banyak, entah itu dari penghasilan halal ketika menjadi gubernur, entah itu dari harta waris, entah itu dari harta setoran para mafia, yang pasti mereka para gubernur DKI adalah orang kaya. Silahkan menjadi orang kaya, tapi jangan lupa kesejahteraan rakyatnya, jangan lupa keamanan dan kenyamanan masyarakat DKI yang semrawut ini, jangan lupa membangun kota DKI menjadi lebih baik sesuai dengan janji-janji para gubernur sebelum diangkat dan dipilih. Pengalaman membuktikan mereka itu ahli “word processor” atau pengolah kata. Kata-kata yang diucapkan begitu menawan, begitu lembut, begitu berkesan, sehingga para pendengar menjadi tepekur dan mendengkur. Namun membangun kota Jakarta menjadi lebih baik dan bersistem, semua gubernur belum ada yang berhasil. [caption id="attachment_178311" align="alignnone" width="441" caption="Karakter Gubernur"]

13327299771184807983
13327299771184807983
[/caption] Karakter menjadi seorang gubernur DKI adalah sarana penghasil dana untuk partainya, menambah harta kekayaan pribadi untuk keluarganya, melaksanakan komitmen bawah tangan dengan pihak-pihak pendukungnya, diajak berteman dan berdamai dengan para pelaku maksiat seperti panjudi, pengusaha seks, gembong narkoba untuk melakukan suatu kompromi rahasia, dan selalu dibawah tekanan politik yang kuat dari kawan dan lawannya. Diagram di atas adalah karakter secara umum dari para gubernur DKI dan berlaku pula untuk gubernur daerah yang lainnya. Dana operasional yang digunakan bisa berupa dana hasil sumbangan dari berbagai pihak, atau dana pribadi baik sifatnya halal maupun non halal. Dengan kondisi tertentu yang sangat sulit, maka seorang gubernur dapat menjadi sukses. Ada hal yang menarik dari para calon gubernur DKI ini yakni faktor kesederhanaan. Faktor kesederhanaan ini identik dengan calon gubernur Joko Widodo yang akrab dipanggil Jokowi. Cagub ini diusung oleh PDIP yang dipasangkan dengan Basuki Tjahaja Purnama biasa dipanggil Ahok dari Partai Gerindra. Sosok Jokowi dikenal sebagai figur pemimpin yang dekat dengan rakyat, terbukti pada saat menjabat sebagai walikota Solo, Jokowi sering terlihat berdialog langsung dengan masyarakat Solo sambil makan. Namun apakah kesederhanaan ini merupakan titik awal dari keberhasilan seorang Jokowi untuk membangun kota Jakarta yang lebih baik? Kota Jakarta sungguh berbeda jauh dengan kota Solo. Tentunya bisnis narkobanya juga lebih besar di Jakarta daripada di Solo. Perang terhadap mafia narkoba dan sejenisnya akan lebih berat di Jakarta ini. Seharusnya calon gubernur yang baik dan benar akan merasa takut bila menjadi gubernur DKI musuh yang akan dihadapinya adalah mafia-mafia kakap, dan taruhannya adalah nyawa! Program pembangunan boleh hebat-hebat, konsep perencanaan tata ruang boleh dikuasai, namun satu hal yang sering dilupakan. Mampukah melawan para mafia? Ataukah para cagub itu merupakan bagian dari para mafia itu ...? Tips untuk para calon gubernur: - Jujur tanpa syarat - Bersiap-siaplah untuk miskin, harta yang sekarang dimiliki akan habis ketika menjabat gubernur DKI karena kalau ingin sukses jadi gubernur DKI harus tekor dan pailit - Ikhlaskanlah semua pengorbanan yang diberikan ketika menjadi gubernur DKI - Pakailah semboyan “nothing to lose” agar tidak membabi buta dalam mencari keuntungan ketika menjadi gubernur DKI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun