Mohon tunggu...
Muhamad Iqbal Maulana
Muhamad Iqbal Maulana Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa jurusan Ilmu Al-Quran dan Tafsir di Sekolah Tinggi Filsafat Islam (STFI) Sadra, Jakarta Selatan.

Jangan berhenti ketika lelah, namun berhentilah ketika sudah berakhir.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Falsafah Manusia [2]: Tiga Jenis Struktur Pengalaman Manusia

11 Juni 2020   07:01 Diperbarui: 11 Juni 2020   07:12 448
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada tulisan sebelumnya Kita telah membahas mengenai dua jenis pengalaman manusia. Sekarang, Kita akan membahas mengenai struktur-struktur yang terdapat pada pengalaman manusia. 

Dalam buku "Dunia Manusia - Manusia Mendunia" karya Emanuel Frasetyono, pengalaman manusia berdasarkan strukturnya dapat dicirikan ke dalam tiga perbedaan, yaitu: Pertama; pengalaman manusia itu beragam. Kedua; pengalaman manusia secara hakiki bersifat sosial. Ketiga; pengalaman manusia itu bertumbuh.

Pertama, pengalaman manusia itu beragam. Ketika Anda menjalani kehidupan dan melakukan aktivitas dan membentuk sebuah pengalaman bagi diri Anda. 

Sebagai contoh, Anda melihat sesuatu, Anda bisa merasakan dan menyentuhnya. Anda memberikan makna terhadapnya. Kemudian Anda bergaul dengan teman. Anda bisa menceritakan sesuatu yang Anda alami dan rasakan. 

Anda makan bersama dengan teman sejawat. Anda bisa tidur. Anda bisa makan. Anda bisa bermain gitar. Dan aktivitas Anda lainnya. Dengan melihat berbagai daftar aktivitas manusia tersebut, menandakan bahwa tidak ada batas dan ujungnya untuk beraktifitas, dan tentunya masih banyak aktivitas lainnya yang dapat dirinci oleh Anda sesuai dengan aktivitas yang Anda lakukan.

Dari beberapa contoh di atas, mendorong Anda untuk sampai pada pengalaman kesadaran terhadap pengalaman-pengalaman. Anda mampu mengalami pengalaman-pengalaman. 

Dengan demikian, Anda sadar terhadap pengalaman-pengalaman Anda serta memberikan makna dan penafsiran terdadap pengalaman-pengalaman Anda secara keseluruhan.

Kedua, pada dasarnya pengalaman manusia itu bersifat sosial. Mustahil, pengalaman manusia berjalan begitu saja tanpa tanpa suatu objek. Oleh karenanya, setiap pengalaman manusia itu merupakan pengalaman-pengalaman atas "sesuatu". Sebagai contoh pada pengalaman Anda, ketika Anda mendengar, melihat, merasakan, memakan, pastilah Anda mendengar, melihat, merasakan, dan memakan sesuatu.

Dalam setiap pengalaman Anda, ada faktor lain yang turut serta padanya. Sehingga, pengalaman yang terjadi bukanlah pengalaman yang tertutup pada dirinya sendiri. Tanpa "faktor lain", suatu pengalaman mustahil terjadi. "Faktor lain" ini merupakan isi dari pengalaman itu sendiri. Isi pengalaman tersebut berasal dari luar diri Anda, yaitu lingkuangan. 

Anda tidak berkehendak untuk menciptakan lingkungan semenjak anda dilahirkan di dunia. Lingkungan itulah yang memberikan isi pengalaman Anda, karena lingkungan memberi kita ciri-ciri khusus bagi pengalaman. Nah, dari lingkungan itu sendiri yang manjadi isi bisa alam semesta, keluarga Anda, rekan-rekan, sahabat, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan lain-lain. 

Maka dari itu, secara prinsipil pengalaman pasti bersifat sosial, karena setiap pengalaman adalah pengalaman terhadap sesuatu, bisa berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, pegunungan,  benda padat, benda cair, benda mati, dan lain sebagainya.

Ketiga, pengalaman manusia bertumbuh. Dalam hal ini, betapa pun beragamnya pengalaman Anda, pasti selalu berpengaruh terhadap pertumbuhan dan pembentukan indentitas diri Anda sebagai manusia. Oleh karenanya, setiap pengalaman Anda yang bersifat indrawi (dilihat, diraba, dirasakan) senantiasa mengarah kepada suatu tujuan tertentu. 

Tujuan-tujuan yang terkandung sebelum, selama, dan sesudah dalam setiap pengalaman Anda, mengakibatkan pengalaman Anda menjadi bermakna dan berkesan serta berhubungan antara satu dengan yang lain. 

Pengalaman demi pengalaman terikat oleh makna-makna yang terkandung dibalik setiap pengalaman Anda. Karena itulah, Anda hidup dengan penuh totalitas untuk mencapai tujuan yang Anda harapkan.

Selain itu, pemaknaan demi pemaknaan terhadap pengalaman, membawa Anda dalam mengatasi dimensi waktu. Karena pengalaman masala lalu Anda mampu dibawa dan dirasakan kembali oleh Anda di masa sekarang dengan penuh kesadaran untuk merefleksikan dan menafsirkan pengalaman tersebut. Kegiatan itulah yang disebut dengan interpretasi (penafsiran) terhadap sejarah, yang memungkinkan setiap sejarah senantiasa aktual di masa kini. Tanpa Anda merefleksikan dan memaknai setiap pengalaman Anda, bahwa ia tidak akan bermanfaat dan berlaku bagi kehidupan Anda. Dengan demikian, karena pemaknaan itulah pengalaman demi pengalaman senantiasa mengabdi bagi kehidupan Anda.

#filsafat #manusia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun